Search

Κηρύγματα

Pokok 8: Roh Kudus

[8-12] Menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus (Titus 3:1-8)

Menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus
(Titus 3:1-8)
“Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. 
Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.”
 

Bagaimana kita bisa menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus?
Kita harus mengerti kehendak Allah dan mengabarkan Injil sesuai kehndakNya.

Mereka yang percaya kepada Yesus dan didiami Roh Kudus harus memiliki kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Bagi orang Kristen, kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus adalah yang dikehendaki Allah. Kita harus menuruti kehendakNya. Lalu bagaimana kita menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus? Kita harus memperhatikan apa yang dikatakan rasul Paulus mengenai hal ini. 
 


Apa yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus?


Dalam Titus 3:1 Paulus berkata, “Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik.” Yang pertama, ia mengajarkan kepada kita untuk tunduk kepada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. Yang dimaksudkannya adalah bahwa kita tidak akan bisa menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus kalau kita melanggar hukum dunia. Tentu saja, kalau pemerintah dan hukum melawan kebenaran, kita tidak perlu mentaatinya. Tetapi kalau hukum itu tidak bertentangan dengan kebenaran, kita harus mentaatinya untuk melayani Injil dengan damai. 
Kita adalah orang-orang yang didiami Roh Kudus. Bagaimana kita bisa menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus kalau kita melanggar hukum dunia? Karena itu, supaya bisa menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, kita harus taat kepada hukum dunia. Mereka yang menerima berdiamnya Roh Kudus perlu mentaati norma-norma sosial. Kita hanya bisa berjalan dengan Allah kalau kita mentaati hukum dunia. 
Kalau misalnya seseorang dari kita melanggar hukum ketika sedang berangkat ke gereja. Apakah ia bisa melayani Tuhan dengan tenang? Bagaimana ia bisa hidup sesuai dengan ajaran Tuhan kalau ia hidup melawan hukum? Kita tidak boleh melanggar norma sosial ketika kita hidup oleh Roh. Tidak ada yang baik dari melanggar hukum. Kita harus menjaga kedamaian dengan mentaati hukum. Kita harus berjuang untuk hidup dengan baik pada saat kita mengabarkan Injil. Untuk menghidupi kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, sangat bijaksana kalau orang-orang kudus tidak melanggar hukum sosial. 
 


Kita harus tetap rendah hati


Paulus berkata, “Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.” Untuk menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, kita tidak boleh memfitnah, suka berdamai, lemah lembut dan menunjukkan kerendahan hati kepada semua orang.
Di dalam hati mereka yang dilahirkan kembali, ada kerendahan hati, pengendalian diri dan kelemah lembutan. Hal itu mungkin terjadi karena Roh Kudus yang berdiam di dalam kita. Paulus mengatakan bahwa kita tidak boleh menghambat pekerjaan Injil dengan saling berkelahi. Tentu saja kita harus bertahan pada waktu hukum sosial bertentangan dengan Injil. Tetapi kalau tidak demikian, kita harus hidup dalam damai. Kita harus membuat orang lain berpikir, “Meskipun kadangkala ia nampak garang seperti singa, tetapi ia sebenarnya lembut seperti merpati. Kekristenannya mungkin yang membuatnya ramah dan sabar.”
Tidak ada kelembutan atau kerendah hatian di dalam nafsu kedagingan. Tetapi melalui berdiamnya Roh Kudus dan melalui Tuhan yang menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, kita bisa lemah lembut kepada orang lain. Mengampuni seseorang yang sudah melakukan kesalahan besar kepada saya adalah makna “pengampunan” yang sesungguhnya, dan memperlakukan orang lain dengan kerendahan hati adalah tanda “rendah hati” yang sesungguhnya. Bagi saya, berpura-pura baik kepada seseorang ketika saya sebenarnya membencinya bukanlah kerendahan hati. Kerendahan hati dan pengampunan yang sungguh-sungguh adalah tanda bahwa orang Kristen itu sudah dilahirkan kembali. 
Kita juga harus tetap lemah lembut ketika orang lain melakukan kesalahan. Selama mereka tidak sedang menghambat pekerjaan Tuhan, kita harus lemah lembut kepada semua orang. Tetapi kalau mereka sudah menghambat pekerjaan Tuhan, kita harus mengubah terang kelemah-lembutan kita dengan terang kebenaran. Kelemahlembutan hanya ada di dalam kebenaran Allah, sehingga mereka yang melawan atau menghambat Firman Allah tidak layak diperlakukan dengan lemah lembut. 
Allah tidak membiarkan saja orang-orang yang melawanNya, tetapi membuat mereka menanggung akibatnya. Allah berkata kepada Abraham, “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau” (Kejadian 12:3). Orang-orang yang menentang kebenaran Injil tidak memiliki jalan keselamatan. Mereka tidak akan mampu menghindari bencana yang akan menghancurkan tidak hanya kehidupan mereka sendiri, tetapi juga kehidupan anak cucunya. 
Mengapa kita harus bersikap toleran dan rendah hati? Seperti tercatat di dalam Titus 3:3, “Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci.” Kita ini sama seperti orang lain sebelum kita dilahirkan kembali. Karena itu kita harus sabar dan mengampuni mereka karena kita juga dahulu seperti mereka.
Dalam Titus 3:4-8, dikatakan, “Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. Perkataan ini benar dan aku mau supaya engkau dengan yakin menguatkannya, agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.” 
Menurut Alkitab, Allah tidak akan menyelamatkan kita karena kita melakukan pekerjaan-pekerjaan baik. Ia memberikan berkat dilahirkan kembali kepada kita karena Ia mengasihi dan berbelas kasihan kepada kita. Dengan kata lain, Yesus Kristus datang ke dunia ini, dibaptis, mati di kayu salib, dibangkitkan dan dengan demikian membasuh segala dosa kita. Yesus dibangkitkan dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah. Dengan bangkit dari kematian, segala hal yang belum lengkap telah menjadi sempurna. 
Allah memberkati kita dengan Roh Kudus melalui Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita. Yesus Kristus dibaptiskan oleh Yohanes untuk menanggung dosa dunia dan mati di kayu salib supaya kita semua menerima pengampunan dosa. Kita kemudian diselamatkan dan menjadi orang-orang benar. 
Alkitab juga berkata bahwa kita, “berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.” Ini berarti bahwa kita, sebagai pewaris Allah, adalah orang-orang yang berhak mewarisi semua kekayaan dan kemuliaanNya. Untuk menikmati kehidupan yang diberkati seperti itu, kita harus menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Anda harus percaya kepada Injil air dan Roh, menerima pengampunan dosa dan mengabarkan Injil kepada orang lain. 
Setelah kita menerima pengampunan dosa, kita harus bekerja bagi kepentingan orang lain, kita harus mentaati hukum dunia dan mengabarkan Injil kepada mereka yang masih mencari Allah. Dan kita juga harus mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita dan memperlakukan mereka dengan kebaikan dan kerendahan hati, agar mereka tidak mengganggu ketika kita mengabarkan Injil yang indah itu. “Itulah yang baik dan berguna bagi manusia.” Kalau anda rindu dipenuhi Roh Kudus, anda harus ingat apa yang dikatakan Paulus kepada kita. Mungkin hal ini nampaknya biasa-biasa saja, tetapi sebenarnya kebenaran ini sangat penting bagi kita. 
Karena kita hidup di dalam dunia ini, kita tidak bisa dipenuhi Roh Kudus kalau kita bertengkar dengan orang lain karena ketidaktaatan kita kepada hukum dunia. Karena itu kita harus taat kepada hukum selama hal itu tidak bertentangan dengan Firman Allah. Bahkan meskipun kita sudah memiliki iman, taat kepada hukum adalah pilihan yang paling baik kalau kita mau menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Agar kita bisa melakukan kebaikan, kita harus taat kepada hukum dan berbuat baik kepada sesama kita. 
 


Apakah anda ingin menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus?


Efesus 5:8-11 berkata, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.” Bagian ini berkata bahwa kita harus berjalan sebagai anak-anak terang dan menghasilkan buah-buah Roh. 
Lalu Efesus 5:12-13 berkata, “Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.” Paulus berkata bahwa segala sesuatu yang ditelanjangi menjadi nampak oleh terang. Kalau seorang benar tidak bisa hidup secara benar, ia akan menelanjangi dirinya di hadapan Allah atau dirinya sendiri. Apa yang terjadi kalau seseorang didapati melakukan pekerjaan kegelapan yang kemudian dibukakan oleh terang? Setelah mengakui kesalahannya, hatinya akan menjadi ringan kalau ia menghadap Allah lagi. “Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.” Sangat baik untuk menjadi nyata kepada terang. Setelah itu kita bisa mengakui pelanggaran kita dan kembali kepada Allah. 
Kalau kita sungguh-sungguh menginginkan menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, kita harus memiliki kebaikan di dalam hati kita. Meskipun seseorang tidak memiliki sedikitpun dosa di dalam hatinya, tidak berarti bahwa ia tidak perlu memiliki kebaikan. Kita harus memiliki kebaikan dan kemurahan di dalam hati. Kita harus mengabarkan hikmat dan berdoa agar orang-orang mengenal Injil air dan Roh sehingga mereka bisa memahaminya dan menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka. Dan kita juga tidak boleh melukai orang-orang lain. Kita harus makan, tidur dan menghidupi Injil dan melayani sesama juga. 
Untuk menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, kita harus berpikir mengenai pentingnya waktu dan melayani Injil yang indah itu seperti orang yang bijak. Kalau kita mengasihi dunia, kita kalah kepada tipu daya kegelapan dan bisa mengabaikan pekerjaan Allah. Karena itu, kita harus memusatkan pandangan kita kepada Allah dan melakukan apa yang dikehendakiNya. Pada saat kita percaya kepada keselamatan yang diberikan Allah kepada kita, kita juga perlu selalu berjaga-jaga. Orang yang bijak oleh Roh harus setia mengabarkan Injil ke seluruh dunia sebelum dunia dipenuhi dengan kegelapan. 
 

Mengerti kehendak Tuhan 
 
Kita harus berusaha untuk mengetahui apa yang menyenangkan hati Allah. Kita harus mengetahui apa yang harus kita lakukan seturut kehendakNya melalui GerejaNya dan firmanNya. Kita harus tahu apa yang bisa kita lakukan untuk menyenangkanNya dan menemukan apa kehendakNya untuk kita. 
Orang-orang yang menerima pengampunan dosa adalah orang-orang yang sudah dilahirkan kembali dan mereka yang dilahirkan kembali adalah orang-orang yang didiami Roh Kudus. Mereka yang didiami Roh Kudus adalah orang-orang yang sungguh-sungguh kudus dan anak-anak Allah. Mereka harus menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Inilah tugas dari orang-orang kudus. Kita tidak boleh membuang kemampuan dan tenaga kita untuk diri kita sendiri, tanpa memperhatikan kebutuhan orang-orang lain. Kita tidak boleh menghambat pekerjaan Tuhan dengan terseret kepada arus jaman. 
Kalau kita sudah dikuduskan dan menerima kelahiran baru melalui kasih Allah, kita harus menjadi orang yang baik agar bisa melanjutkan dan melaksanakan pekerjaanNya. Kalau kita menjadi anak Allah dengan percaya kepadaNya, sangat tepat kalau kita menjadi orang-orang baik. 
Secara manusia, anak-anak Allah jauh dari kesempurnaan, tetapi hal itu sama sekali bukan masalah bagi Allah; asalkan kita tetap berjuang untuk memperhatikan kehendak Allah dan melakukan kebaikan. Tetapi biasanya, meskipun seseorang telah dilahirkan kembali, ia tetap saja bisa tergoda untuk melakukan yang tidak baik kalau mereka masih hidup bagi diri mereka sendiri. “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh” (Efesus 5:18) artinya, kita tidak boleh mabuk karena nafsu kedagingan, tetapi harus senantiasa melakukan kebaikan.
Paulus berkata dalam Efesus 5:19-21, “dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Kalau kita mau menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, kita harus percaya dan mengabarkan Injil keselamatan dan menyatakan apa yang telah dilakukan Allah untuk kita. 
Allah memberkati kita setiap kali kita berdoa dan Ia mencatat semua berkat dalam semua Mazmur dan nyanyian serta lagu rohani untuk kita nyanyikan bersama-sama. Kita harus memuji, bersyukur dan menyembah Dia. Kita harus bersyukur kepadaNya dari lubuk hati kita dan memuji Yesus Kristus, yang menyelamatkan kita. Dengan semua pikiran ini di dalam hati kita, kita harus mampu mengakui kesalahan kita, menyatakan penghargaan kita atas dibasuhnya dosa kita dan taat kepadaNya. Inilah artinya menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus.
 

Kita harus melayani Injil yang indah itu sepanjang hidup kita 

Kita harus merencanakan untuk perbuatan baik dan berusaha melakukannya untuk kemuliaan Injil yang indah itu. Dengan bergabung kepada gereja Allah, kita harus berdoa bersama dan memohon agar Allah menyelamatkan jiwa semua orang. Masih ada banyak orang yang belum dilahirkan kembali karena mereka belum mengenal Injil yang indah itu meskipun mereka mencari Tuhan. Kita harus berdoa untuk mereka dengan berkata, “Tuhan, selamatkanlah mereka juga.” Dan kita tidak boleh mengejar kepentingan diri sendiri, tetapi mempersembahkan milik kita untuk melayani Injil untuk menyelamatkan mereka yang terhilang. Hidup bagi jiwa-jiwa orang lain dan bagi perkembangan Kerajaan Allah adalah melakukan kebaikan. 
Melakukan pekerjaan seperti ini berarti menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Hidup dengan kepenuhan Roh Kudus tidak berarti memiliki kemampuan berkata-kata dalam Bahasa roh atau melakukan mujizat, tetapi bisa belajar untuk menyenangkan hati Allah. Itu berarti percaya kepada keselamatan yang diberikan Allah, memuji dan memuliakan Allah dengan puisi dan lagu. Bersyukur, memuji dan memuliakan Allah dengan segenap hati kita dan melayaniNya dengan tubuh kita sebagai alat kebenaran adalah kehendak Allah. Mengikuti kehendak Allah berarti menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. 
Untuk menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, kita harus saling mentaati. Kalau ada seseorang yang memberi nasehat, kita harus mendengar apa yang dikatakannya. Begitu juga, kalau saya memberi nasehat kepada orang lain, dia akan menghargai nasehat saya meskipun dia tidak setuju dengan isi nasehat itu. Jadi, kita harus menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus dengan saling menghargai dan mentaati serta melakukan pekerjaan Allah. 
 

Menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus berarti memuliakan Kristus 

Menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus berarti mentaati seluruh perintah Kristus. Mari kita lihat apa artinya itu dengan membaca dari Efesus 6:10-13. “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa- penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.” 
Apa artinya menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus? Artinya kuat di dalam Tuhan dan beriman kepada kuasaNya. Itu berarti hidup dengan kuasa Roh Kudus yang berdiam di dalam kita dan bukan hanya dengan kekuatan kita saja. Dan juga, itu berarti hidup dalam kehidupan doa. Dengan doa, kita bisa hidup berkemenangan dan menerima banyak kemampuan serta berkat yang diberikan Allah. Menjalani kehidupan yang demikian berarti kita mengenakan senjata Allah. Kita sangat lemah, sehingga meskipun kita berusaha untuk berjalan bersama Dia, melayani dan taat kepadaNya, kita tidak bisa menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus kecuali kalau kita berpegang kepada firmanNya. 
Percaya kepada Firman Allah adalah hal yang sangat penting untuk meningkatkan kuasa rohani kita. Meskipun kita memiliki iman, kita harus mengenakan seluruh senjata Allah dengan berkata, “Aku yakin bahwa hal ini akan seperti yang tertulis dalam Firman Allah” Inilah iman yang memampukan kita menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. 
Apakah anda memiliki masalah untuk kehidupan seperti ini? Ingat Firman Allah di dalam Alkitab dan kenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Allah memerintahkan kita untuk mengenakan seluruh senjataNya. Dengan menerima firmanNya di dalam hati anda, anda akan tahu apa artinya mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Tidak peduli apapun yang dikatakan lingkungan atau orang lain, kita tetap harus berpegang kepada Firman Allah. Dengan cara ini, kita akan menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. 
Dimana kita bisa memiliki keyakinan itu? Wahyu 3:22 berkata, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.” Kita harus mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat. Dengan kata lain, kita tidak bisa mendengar Firman Allah atau menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus kalau kita bukan hamba Allah. Melalui siapa Roh Kudus berbicara? Allah berbicara kepada orang-orang kudusnya dan orang-orang lain di seluruh dunia melalui hamba-hambaNya di GerejaNya. 
Anda harus percaya bahwa segala pengajaran Gereja Allah pasti didasarkan kepada Firman Allah. Anda perlu menerima pengajaran gereja dengan iman yang demikian. Kalau Roh Kudus tidak ada di dalam diri seorang pengkhotbah, mungkin ia mengajar berdasar akal budinya sendiri. Pengkhotbah yang didiami Roh Kudus memberitakan Firman Allah dibawah kendali Roh Kudus. Kalau tidak demikian dan berkhotbah tanpa dasar Alkitab, Roh Kudus akan menghentikannya karena Ia berdiam di dalam hatinya. 
Roh Kudus adalah Allah. Otoritas hamba Allah sangat besar karena Allah berdiam di dalam dirinya. Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus berkata kepada Petrus, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga” (Matius 16:19). Kunci Kerajaan Surga adalah Injil air dan Roh. Dengan kata lain, Injil adalah kunci masuk ke dalam Kerajaan Surga. Allah memberikan kuasa untuk memberitakan Firman Allah bukan hanya kepada Petrus tetapi kepada semua hamba Allah dan semua orang-orang kudus, selama mereka telah dilahirkan kembali dan didiami Roh Kudus. 
Untuk menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Kalau kita tidak memiliki iman, kita harus terus mengingat apa yang diajarkan gereja Allah setiap saat dengan terus mengingat otoritas gereja dan hamba-hamba Allah. Bahkan kalau khotbah yang anda dengan hari itu nampaknya tidak anda butuhkan dan tidak berhubungan dengan kehidupan anda, anda tetap harus mendengarnya dan memasukannya ke dalam hati. Temukan ayat-ayat di dalam Alkitab yang anda butuhkan setiap hari. Berpeganglah kepada firman itu. Dengan cara demikian, anda akan menjadi orang yang memiliki iman. Kemudian anda akan bisa menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, berjalan dengan Allah dan memenangkan peperangan melawan penguasa-penguasa dan pemerintah kegelapan di dunia ini. 
Mungkin anda bingung karena anda diperintahkan untuk taat kepada penguasa dunia, tetapi kemudian sekarang saya berkata bahwa anda harus berperang melawan penguasa kegelapan di dunia. Di masa pemerintahan Romawi, Kaisar Romawi menyebut diri sebagai tuhan dan hukum kerajaan menyebut bahwa semua warganya harus menganggapnya sebagai tuhan. Tetapi orang-orang Kristen tidak mau melakukannya karena itu bertentangan dengan Firman Allah. Karena itu, orang-orang pada saat itu melawan penguasa Romawi, yang menyuruh orang lain berlutut kepadanya sebagai tuhan. 
Untuk bisa menang dalam peperangan itu, kita harus percaya dan berpegang kepada Firman Allah. Kalau kita hidup seturut dengan Firman Allah, kita akan bisa mendapatkan berkat-berkatNya dan mampu mengalahkan si jahat. Meskipun kita telah diselamatkan, kita akan kalah dalam peperangan melawan Iblis kalau kita tidak berpegang kepada Firman Allah. Allah memperingatkan kita, “Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5:8). Seseorang yang tidak percaya kepada Allah akan dengan mudah ditelan si jahat. 
Bahkan Yesus melawan Iblis menggunakan Firman Allah. “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4). Ia mengusir Iblis dengan iman kepada apa yang telah tertulis. Bagaimana dengan kita? Kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Yesus. Karena itu, kita harus percaya dan berpegang lebih kuat lagi kepada Firman Allah. 
Kita tidak boleh berkata, “Saya rasa bahwa firman itu memang benar, tetapi saya tidak bisa percaya sepenuhnya.” Kita harus berpegang kepada firmanNya. “Aku percaya bahwa segala sesuatu akan membuktikan kebenaran firman itu.” Inilah iman yang benar dan yang memampukan kita mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah. Orang-orang yang berkata, “Segala sesuatu akan menjadi seperti yang dikatakan Tuhan” akan diberkati. Kalau seseorang berpegang kepada Firman Allah dan bersandar kepadanya, segala sesuatu akan menjadi baik sesuai imannya. Meskipun si jahat berusaha mencobai kita, ia akan kabur kalau kita berkata, “Aku percaya kepada Firman Allah. Aku percaya bahwa Firman Allah adalah jawaban yang benar.” Inilah caranya berperang melawan si jahat.
 

Kita harus berpegang kepada Firman Allah 

“Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” (Efesus 6:13-17). 
Dalam bagian ini, “berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran,” Firman Allah diandaikan sebagai sebuah ikat pinggang. Ini berarti bahwa kita harus mengikat pikiran kita dengan Firman Allah. Ia menyuruh kita untuk mengikuti firman kebenaran agar kita menjadi sepemikiran dengan Allah. Sama seperti ikat pinggang yang harus mengikat kuat tubuh kita, kita juga harus mengikat diri kita kepada Firman Allah. Kalau kita sepemikiran dengan Allah, kita akan bisa percaya dan berkata, “Aku percaya semuanya akan berjalan baik. Aku yakin bahwa segala sesuatu akan menjadi seperti yang dikatakan Allah.” 
Selanjutnya, kita harus mengenakan baju zirah keadilan. Kita harus berbajuzirahkan Injil air dan Roh yang berkata bahwa Allah telah menyelamatkan kita. Kita harus berikatpinggangkan kebenaran, dan mengenakan baju zirah keadilan. Kita harus meletakkan batu-batu berharga di baju zirah itu. Kita harus mengenakannya di dalam kepercayaan bahwa Allah telah mengampuni segala dosa kita. Kita harus percaya kepada Firman Allah dengan segenap hati kita. Kita juga harus mengabarkan Injil keselamatan yang membawa damai sejahtera.
Setelah berpegang kepada firman di atas, kita harus mengenakan kasut kesediaan mempersiapkan Injil damai sejahtera, dan pergi mengabarkan Injil keselamatan yang memberikan damai sejahtera Allah kepada semua manusia. Kalau kita telah diselamatkan dari dosa-dosa kita, kita kemudian mengakui kepercayaan itu melalui bibir kita. Dan setiap kali dosa dan si jahat muncul, kita harus memusnahkannya dengan merenungkan kebenaran bahwa Allah sudah mengampuni segala dosa kita. Ia melakukannya melalui baptisan Yesus dan darahNya di kayu salib. Kita harus hidup dalam kehidupan yang memuliakan Allah. Kita harus mengabarkan Injil air dan Roh, yang memberikan damai sejahtera kepada semua orang yang belum dibebaskan dari dosa-dosanya. 
Dan lebih lagi, kita harus melawan si jahat dengan perisai iman. Kalau Iblis menyerang, kita harus mengusirnya dengan perisai iman di satu tangan dan firman kebenaran di tangan yang satunya lagi.
Kemudian kita harus mengenakan ketopong keselamatan. Kita harus menerima firman keselamatan dan berkata, “Aku diselamatkan dari segala dosa melalui Injil air dan Roh. Allah mengampuni dosa saya dengan cara itu.” Kita harus memahami kebenaran itu. Kita harus menjadikan firman Allah, ketopong keselamatan dan pedang Roh sebagai senjata kita untuk melawan si jahat. 
Kalau Iblis menyerang kita, kita harus mengeluarkan pedang dan mengalahkannya. “Allah berkata demikian! Dan aku percaya!” Kita mengusir Iblis melalui iman kepada Firman Allah. Kalau kita percaya kepada Firman Allah dan memegang pedang roh kita, Iblis akan berteriak, “Aduh! Sakit!” Kita bisa mengalahkan segala macam serangan Iblis hanya kalau kita percaya kepada Firman Allah.
Anda harus menghidupi kehidupan rohani anda dengan berkata, “Secara manusia aku jauh dari sempurna, tetapi aku adalah milik Allah yang telah menerima penebusan. Aku hidup oleh iman, berpegang kepada apa yang dikatakan Allah.” Kalau anda memiliki iman yang seperti ini, kita bisa mengusir Iblis dengan pedang kebenaran setiap kali ia datang untuk mengganggu dan menyerang kehidupan kita. Iblis sama sekali tidak takut kalau kita menyerangnya dengan pedang duniawi. Karena itu kita harus melawannya dengan berkata, “Inilah yang dikatakan Allah.” Kemudian Iblis akan menyerah di bawah otoritas Firman Allah. 
Kalau kita mau menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, kita harus berdoa kepada Allah agar gereja-gereja, orang-orang kudus dan hamba-hamba Tuhan akan menyerahkan diri mereka untuk mengabarkan Injil. Dengan berdoa, “Biarlah saya dengan berani menyatakan rahasia Injil,” kita akan memiliki kehidupan yang dipakai untuk melayani Injil. Inilah kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus adalah sesuatu yang sangat penting bagi orang-orang kudus. Kalau kita benar-benar orang kudus, kita harus menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Hidup dengan cara demikian adalah kebutuhan yang sangat penting untuk orang-orang kudus, sama seperti menerima pengampunan dosa adalah kebutuhan yang sangat pentingnya bagi semua manusia. Itu adalah perintah Allah. 
Mereka yang telah diselamatkan dari dosa-dosa tetapi tidak tahu bagaimana hidup dengan setia harus menyadari bahwa mereka harus menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Itulah yang dikehendaki Allah. Orang-orang kudus harus menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, karena itulah kehendak Allah. Kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus membuat orang-orang kudus itu mengabarkan Injil dengan melakukan kebaikan. Mereka suka mengabarkan Injil, berdoa, dan percaya serta berpegang kepada Firman Allah. Kita harus memakai ketopong keselamatan dan berbaju zirahkan kebenaran untuk bisa mengusir Iblis dengan berkata, “Sekarang aku adalah orang benar.” 
Karena orang-orang kudus didiami Roh Kudus, mereka berjalan di dalam Roh dan mampu menerima kuasa Roh Kudus. Mereka melakukan pekerjaanNya dengan berkat-berkat Allah yang diperoleh melalui doa dengan iman. Dan mereka harus hidup oleh Roh sampai mereka mengalahkan Iblis dan berdiri di hadapan Allah. Orang-orang yang bisa mengenakan seluruh senjata Allah hanyalah orang Kristen yang telah dilahirkan kembali yang bisa menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. 
“Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara” (Efesus 6:12). Perjuangan mereka yang telah dilahirkan kembali bukanlah melawan darah dan daging. Perjuangan mereka yang didiami Roh Kudus adalah melawan roh-roh jahat dan melawan mereka yang menggangu kehidupan iman kita, tidak melayani Injil dan mengacaukan kita. 
Kalau kita berperang dalam peperangan rohani bagi Injil Tuhan, kita harus mengenakan ketopong keselamatan dan pedang roh. Kalau kita hanya mengenakan pakaian seadanya, maka kita akan terluka. Kita membutuhkan pedang, perisai dan ketopong. Untuk bisa memenangkan peperangan, kita harus benar-benar siap sebelum pergi berperang. Kita harus mengenakan baju zirah, mengikat pinggang dan mengenakan kasut di kedua kaki kita. Kemudian, dengan pedang dan perisai di tangan, kita mengalahkan musuh kita. Itulah kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. 
 

Kita harus memelihara Injil yang indah itu 

Paulus berkata, “Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita” (2 Timotius 1:14). Apakah harta yang indah itu? Itulah Injil air dan Roh yang menyelamatkan kita dari segala dosa kita. Dalam Titus 3:5 dikatakan, “Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” Tuhan kita membasuh segala dosa yang kita lakukan di dunia ini, mati di kayu salib dan bangkit. Kita harus memelihara Injil yang indah ini. Kita harus mengenakan ketopong keselamatan dan baju zirah keadilan dan berikatpinggangkan kebenaran. Kita harus percaya kepada Injil air dan Roh. 
Setelah mempersenjatai diri kita demikian, kita harus menang dalam peperangan melawan Iblis. Hanya sesudah itu saja kita bisa mencapai kemenangan dan membaginya dengan orang lain. Kita harus menjalani banyak peperangan melawan Iblis dan mengambil banyak rampasan darinya sampai harinya tiba di mana kita masuk ke dalam Kerajaan Allah, yang diwariskan kepada kita. Semakin banyak kemenangan melawan musuh kita, semakin mudah nampaknya peperangan-peperangan kita. kita semua harus berdoa agar KerajaanNya berkembang dan bertambah besar. Sesudah itulah kita akan mendapatkan kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. 
Kita tidak boleh puas hanya karena menerima pengampunan dosa, tetapi kita juga harus menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Untuk Injil dan perbuatan baik kita, kita harus percaya kepada Firman Allah. Kita harus dituntun oleh Roh Kudus dan hidup dengan mentaati Firman Allah dan percaya kepada firman itu, sehingga kita tidak akan kalah dalam peperangan melawan Iblis dan dihancurkan. 
Apakah anda mengerti apa yang saya katakan? Hanya setelah itu sajalah kita bisa memiliki kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Saya harap agar anda juga melayani Injil air dan Roh dan mengikuti Firman Allah. Mari kita bekerja menyelamatkan jiwa-jiwa dari cengkeraman Iblis. Kita bisa menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus sampai Tuhan datang kembali. Menerima Roh Kudus adalah hukum Allah yang kedua. Syukur kepada Tuhan. Kita bisa didiami Roh Kudus karena adanya pengampunan dosa di dalam hati kita. Dan kalau bukan karena berdiamnya Roh Kudus, saya tidak bisa memulai kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Saya bersyukur kepada Allah karena Ia menginjinkan saya menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. 
Apakah anda percaya bahwa anda juga bisa didiami Roh Kudus? Kepada kita yang telah menerima pengampunan dosa, kita sudah didiami Roh Kudus. Tetapi mereka yang dosa-dosanya belum dihapuskan, mereka belum didiami Roh Kudus. Mereka yang belum tahu dan belum percaya kepada Injil air dan Roh tidak didiami Roh Kudus. Semua orang di dunia ini akan dibuang ke dalam neraka kalau mereka tidak menerima berdiamnya Roh Kudus. 
Karena kita tidak lagi memiliki dosa-dosa di dalam hati kita, kita didiami Roh Kudus. Dan karena Roh Kudus berdiam di dalam hati kita, kita bisa menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus. Kita, yang didiami Roh Kudus, harus mentaati kehendak Roh Kudus, agar bisa dipenuhi Roh Kudus. Semakin kita taat kepada kehendak Roh, semakin kuat iman kita seperti prajurit yang mengenakan segala senjata. Tetapi kalau kita tidak taat kepada Roh Kudus, sama saja kita berperang tanpa membawa senjata. 
Mari kita bertumbuh melalui firman Roh Kudus dan menjadi orang yang beriman. Kalau kita mendengar firman Roh Kudus, iman kita bertumbuh karena Allah berkata, “iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). Karena itu, meskipun Iblis menyerang kita, kita terlindung dengan iman kepada firman itu. Iblis tidak bisa menyerang mereka yang terlindung dengan iman kepercayaan akan Injil air dan Roh. Orang-orang yang setia memiliki kuasa untuk mematahkan kuasa Iblis dengan iman mereka. 
Mari kita menjalani kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus dengan iman. Kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus ditandai dengan kehidupan yang mengabarkan Injil air dan Roh dengan setia ke seluruh dunia. Demikianlah kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus.