Search

Sermons

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 10-2] Iman Timbul dari Pendengaran (Roma 10:16-21)

(Roma 10:16-21)
“Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: “Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: 
“Suara mereka sampai ke seluruh dunia, 
dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi.” 
Tetapi aku bertanya: Adakah Israel menanggapnya? Pertama-tama Musa berkata: 
“Aku menjadikan kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat 
dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang bebal.” 
Dan dengan berani Yesaya mengatakan: 
“Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, 
Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku.” 
Tetapi tentang Israel ia berkata: 
‘Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tanganKu kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah.’” 
 

Ayat 17 mengatakan, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Dari mana datangnya iman yang membebaskan seseorang dari segala dosanya? Iman yang benar berasal dari mendengar Firman Allah.
Saya akan melanjutkan memberi kesaksian mengenai Injil kebenaran Allah melalui FirmanNya. Saya akan memulai dengan membuka Roma 3:10-20:
“seperti ada tertulis: ‘Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Tidak ada seorang pun yang berakal budi, 
tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
Semua orang telah menyeleweng, 
mereka semua tidak berguna,
tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, 
lidah mereka merayu-rayu, 
bibir mereka mengandung bisa.
Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
dan jalan damai tidak mereka kenal;
rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.’
Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.”
Bagaimana kita harus memahami dan percaya kepada bagian ini untuk menerima keselamatan? Sejak awal, tidak ada yang benar dan tidak ada yang mencari Allah, dan semuanya orang berdosa. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga; lidah mereka merayu-rayu; bibir mereka mengandung bisa; mulut mereka penuh dengan sumpah serapah; kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu; keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka. Semua manusia adalah berdosa sebelum mengenal dan percaya kepada kebenaran Allah, dan cara mereka mengetahui bahwa adalah orang berdosa di hadapan Allah adalah dengan hukum Taurat. 
Bagaimana mungkin kita, tanpa hukum Taurat, mengenal dosa-dosa kita? Bagaimana kita bisa mengenal Allah? Pernahkah kita takut akan Allah? Roma 3:18 mengatakan, “Rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.” Apakah mata daging kita pernah melihatNya? Mungkin kita pernah memiliki sedikit kesadaran akan keberadaan Allah, tetapi kita tidak melihat dan juga tidak takut kepadaNya. Bagaimana, kemudian, kita mengetahui bahwa kita adalah orang berdosa? Kita mengetahui keberadaan Allah dengan mendengar kepada FirmanNya yang tertulis. Inilah sebabnya pendengaran datang dari Firman Allah.
Kita tahu bahwa Allah menciptakan dunia ini karena itulah yang tertulis di dalam Kitab Suci, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Dengan mendengar Firman Allah ini kita bisa mengenal dan percaya kepada keberadaanNya, dan untuk percaya bahwa Ia adalah Pencipta seluruh alam semesta. Kalau bukan karena Firman Allah, tidak akan ada seorangpun yang mengenal Dia, dan takut akan Dia. Kita juga tidak akan mengenal dosa-dosa kita tanpa Firman Allah—tidak seorangpun. 
Dengan kata lain, kita pada dasarnya tidak mengenal Allah, dengan memuja hal-hal yang sia-sia, dan tidak menyadari dosa-dosa kita sendiri. Tetapi Allah memberikan hukum Taurat kepada kita, dan inilah caranya kita mengenal dosa-dosa kita di hadapan Allah. Dengan mendengar Firman hukum TauratNya yaitu Dasa Titah dan 613 keterangan rinci hukum Taurat itu kita mengenal semua kekurangan dan dosa-dosa kita.
Tidak ada seorangpun yang mengenal dosa-dosanya sendiri tanpa Firman hukum Taurat. Hampir semua penjahat yang sedang menjalani hukuman mengaku tidak tahu apa kesalahannya, atau mengapa ia harus dihukum. Banyak di antara mereka yang mengaku tidak bersalah; bahwa mereka dipenjara secara salah dan tidak adil. Tanpa mengenal hukum Allah, kita tidak bisa mengenal dosa-dosa kita sendiri, dan berkata, “Saya sudah selalu bertindak demikian. Semua orang melakukannya. Bagaimana ini bisa disebut dosa?”
Hanya dengan melihat dan mendengar hukum Allah kita bisa menyadari dosa-dosa kita. Kita bisa mengenal bahwa penyembahan kita kepada ilah lain, menyebut nama Allah dengan sembarangan, kegagalan kita menghormati hari Sabat, pembunuhan kita, perzinahan kita, pencurian kita, dusta kita, iri hati kita, tidak bisa hidup sesuai dengan Firman Allah, singkatnya—adalah perbuatan dosa karena hukum Allah mengatakan demikian. Inilah caranya kita menyadari dan mengetahui bahwa kita orang berdosa di hadapan Allah, dengan Firman hukum Taurat. Sebelum ada hukum ini, kita bahkan tidak tahu akan dosa-dosa kita.
Setelah menyadari bahwa kita berdosa, apa, kemudian, yang harus kita lakukan di hadapan Allah? Kita perlu bertanya bagaimana dosa-dosa kita bisa diampuni. Dengan mendengar Firman Allah kita bisa mengenal dosa-dosa kita, dan menyadari kebutuhan kita akan keselamatan. Sama seperti orang yang lapar membutuhkan makanan, mereka yang menyadari bahwa mereka melanggar hukum Allah dan tahu bahwa mereka orang berdosa besar menyadari kebutuhan mereka akan keselamatan. Inilah caranya kita bisa mencari Allah dan menyadari kebutuhan kita untuk percaya kepada kebenaranNya melalui Yesus Kristus, yang diutusNya untuk kita. Sebagaimana “Iman timbul dari pendengaran,” kita mengenal dosa-dosa kita dengan mendengar kepada Firman Allah.
 


Sekarang kita tahu bahwa kita orang berdosa. Apa yang harus kita lakukan untuk bisa dibebaskan dari dosa-dosa kita?

 
Keselamatan datang dari iman kepada Firman Allah yang berada di pusat hati kita, sama seperti kita sampai kepada kesadaran akan dosa-dosa kita dengan mendengar dan belajar Firman Allah. Seperti yang dikatakan Roma 3:21-22, “Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya.”
Dengan memberikan hukumNya kepada kita, Allah memungkinkan kita mengetahui bahwa kita orang berdosa di hadapanNya, karena kita tidak bisa hidup sesuai dengan FirmanNya. Kita kemudian memiliki dua kebutuhan yang berbeda: kita ingin hidup sesuai dengan hukum Taurat, tetapi pada saat yang sama, kita sangat ingin mencari keselamatan atas dosa kita. Tetapi karena “…tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan,” mereka yang akan dibebaskan dari dosa-dosanya harus menemukan penebusan dari iman mereka kepada kebenaran Allah ini, bukan hukum Taurat. Kita tahu bahwa pembebasan ini tidak berasal dari mentaati hukum Allah, tetapi dengan percaya kepada keselamatan yang diberikan oleh Allah, di dalam kebenaran Allah yang sudah menyelamatkan kita melalui Yesus Kristus.
Apa, kemudian, kebenaran Allah dan keselamatanNya itu? Inilah Injil air dan Roh, yang dibicarakan baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Injil air dan Roh muncul di dalam Perjanjian Lama sebagai keselamatan oleh iman kepada sistem korban, dan di dalam Perjanjian Baru sebagai iman kepada baptisan Yesus dan salibNya. Roma 3:21-22 mengatakan, “seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya.” 
Bagaimana kita bisa menerima kebenaran Allah? Kita bisa menerima kebenaran Allah dengan mengenal, melalui Firman Allah yang disaksikan oleh Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, bahwa Yesus adalah Allah dan Juruselamat kita, dan dengan diselamatkan dari segala dosa melalui iman kita kepadaNya. 
Dengan kata lain, kita menerima kebenaran Allah dengan percaya kepada FirmanNya, yang disaksikan oleh Kitab Taurat dan Kitab-Kitab para nabi di dalam Perjanjian Lama. Bahwa Kitab Taurat dan Kitab-Kitab para nabi menyaksikan Firman Allah juga ditunjukkan di dalam pasal-pasal pertama dari surat Ibrani dan Roma.
Bahwa Yesus datang untuk membebaskan kita adalah keselamatan yang dijanjikan bagi kita oleh Allah. Janji untuk menyelamatkan orang berdosa ini, yang berada di bawah hukum Taurat dan terikat kepada kebinasaan, sudah dibuat ribuan tahun lalu oleh Allah. Ia sudah berulangkali menekankan kembali janji ini dan menunjukkan betapa Ia berkehendak untuk menepatinya melalui banyak hamba-hambaNya yang datang sebelum kita.
Mari kita lihat satu bagian sebagai contoh. Imamat 16:21 mengatakan, “dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu.” Bagian dari Roma 3:21-21, bahwa kebenaran Allah disaksikan oleh Kitab Tauran dan Kitab-kitab para nabi, berarti bahwa keselamatan yang sempurna dari Yesus dinyatakan di dalam korban Perjanjian Lama di Kemah Suci dan melalui nabi-nabi seperti Yesaya, Yehezkiel, Yeremia dan Daniel. 
Dengan kata lain, Allah sudah menyatakan, melalui Firman Perjanjian Lama, bahwa Ia mau menepati janji keselamatanNya — bahwa Ia akan melakukannya dengan mengutus Yesus Kristus, membuatNya menanggung segala dosa dunia dengan baptisanNya, mati di kayu Salib menggantikan kita, dan dengan itu membayar upah dari segala dosa kita dengan tubuhNya, semuanya untuk pembebasan kita dari dosa melalui kebenaran Allah. Keselamatan kita dengan demikian bukan karena hukum Taurat, tetapi karena iman kita kepada kebenaran Allah, Yesus Kristus sendiri, seperti yang disaksikan oleh Kitab Taurat dan Kitab-Kitab para nabi.
Allah mengatakan bahwa kita diselamatkan dari dosa kita dengan percaya kepada kebenaran Allah, yang digenapi oleh Yesus Kristus. Iman kita timbul karena mendengar Firman Allah ini, Firman Yesus Kristus. Bagaimana kita bisa tahu dan percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat kita? Kita tahu dan percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat kita dengan mendengar Firman Allah yang dikatakan kepada hamba-hambaNya, bahwa Ia sudah berjanji untuk menyelamatkan kita sesuai dengan rencanaNya, dan bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan kita sesuai dengan janji dan rencana ini. Seperti yang tertulis di dalam Daniel 9:24, “Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.”
 


Allah sudah menetapkan tujuh puluh minggu bagi bangsa kita 

 
Kita teruskan dengan bagian di atas dari Kitab Daniel. Yang dijelaskan bagian di atas adalah kejatuhan bangsa Israel oleh Babel, ketika Allah memutuskan bahwa bangsa Israel, karena penyembahan berhala, akan dibawa ke Babel sebagai tawanan dan hidup di sana selama tujuh puluh tahun sebagai budak. Seperti yang diputuskan Allah, Israel diserang dan dikalahkan oleh Babel, dan tidak bisa bertahan dari serangan itu, dan dikalahkan oleh para penyerang itu, yang kemudian membawa banyak orang Israel sebagai tawanan dan menjadikan mereka sebagai budak. Di antara para tawanan itu ada orang-orang yang berhikmat, seperti Daniel, yang dijadikan oleh raja Babel sebagai penasehatnya.
Jadi Allah menghukum bangsa Israel dengan cara ini karena dosa-dosa mereka, tetapi karena Ia penuh belas kasihan, Ia tidak murka selamanya, tetapi justru merencanakan untuk membebaskan mereka setelah 70 tahun. 
Ketika Daniel, bertobat di hadapan Allah bagi bangsanya, berdoa meminta belas kasihan dan kelepasan, Allah mengutus malaikat yang mengatakan ayat di atas, “Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang Maha Kudus.” Bagian ini adalah janji Allah kepada Daniel bahwa Ia akan mengampuni segala dosa umatNya setelah 70 tahun ketika semua pelanggaran mereka berakhir. Juga dinyatakan kepada kita mengenai janji pelepasan Allah melalui Yesus Kristus.
Karena bangsa Israel melakukan banyak dosa, Allah harus menghukum mereka, dan sebagai harga dari 70 tahun perbudakan, Allah mengampuni segala dosa masa lalu mereka. Ketika pelanggaran ditebus dan dosa diakhiri, segala dosa bangsa Israel tidak ada lagi. Ketika pendamaian untuk kesalahan dibuat, kebenaran kekal tersedia, lalu visi dan nubuat dimeteraikan, semua firman Allah kepada Daniel akan digenapi. Melalui 70 tahun perbudakan, yang semuanya harus ditanggung, dan di tahun ke-70, bangsa Israel akan kembali ke tanah mereka. 
Inilah yang dikatakan Allah kepada Daniel melalui malaikatNya. Janji ini adalah janji yang dibuat kepada bangsa Israel, tetapi ini juga memiliki makna rohani — sama seperti Allah menetapkan 70 tahun bagi bangsa Israel dan kota suci mereka, Allah sudah mempersiapkan bagi kita orang-orang yang percaya kepadaNya Kota Susi Surga kita, Kerajaan Allah.
Dalam Roma, dikatakan, “Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya.” Ketika Yesus datang ke dunia ini, dibaptiskan, dan mati di kayu Salib, semua pelanggaran kita dihapuskan, dosa-dosa kita lenyap, kebenaran kekal dinyatakan, dan visi serta nubuatan dimeteraikan. Bagian di dalam kitab Daniel tadi diakhiri dengan perkataan, “mengurapi yang Maha Kudus.” Apa artinya? Yang Maha Kudus tidak lain menunjuk kepada Yesus Kristus, yang akan datang ke dunia ini untuk diurapi. 
Apa artinya diurapi? Bahwa Yesus akan menduduki tiga pisisi yaitu sebagai Raja, Imam Besar Kerajaan Allah, dan Nabi. Sebagai Raja, Imam Besar dan Nabi kita, Yesus akan menggenapi kehendak Allah untuk membebaskan kita dari segala dosa kita. Sama seperti yang dinubuatkan malaikat yang berbicara kepada Daniel, Yesus Kristus menanggung segala dosa kita ke atas diriNya dan dihukum menggantikan kita dengan datang ke bumi ini dan dibaptiskan.
“Iman timbul dari pendengaran.” Bagaimana, kemudian, kita bisa mendengar dan percaya kepada Injil kebenaran Allah ini? Bagaimana kita bisa percaya bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat kita? Kita bisa mendengar dan percaya dengan Firman Allah yang dikatakan di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru — dengan perkataan yang diucapkan oleh para nabi Allah dan hambaNya. Inilah alasannya Paulus mengatakan bahwa iman timbul dari pendengaran, dan iman ini datangnya dengan mendengar Firman Kristus.
Nabi-nabi Perjanjian Lama, seperti Daniel dan Yesaya, telah menubuatkan mengenai kedatangan Yesus Kristus. Yesaya, secara khusus, menubuatkan, “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya” dan “ia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya” (Yesaya 53:4, 7). 
Siapa di jaman Yesaya yang akan percaya bahwa Yesus Kristus akan dilahirkan dari seorang anak dara ke bumi ini sebagai orang biasa-biasa saja, hidup selama 33 tahun, dibaptiskan, disalib dan bangkit dari kematian pada hari yang ketiga? Namun Yesaya melihat dan bernubuat, sekitar 700 tahun sebelum kedatangan Yesus, bahwa semua itu akan terjadi. Ia memberi kesaksian akan kenyataan bahwa Kristus akan menanggung kesengsaraan dan segala dosa kita. 
Inilah sebabnya Paulus seringkali menggunakan Firman di dalam Perjanjian Lama ketika menuliskan Kitab Roma, untuk menjelaskan bagaimana hamba-hamba Allah memberikan kesaksian tentang bagaimana Yesus menjadi Juruselamat kita—dengan datang ke bumi ini, menghapus segala dosa, dan menyelamatkan kita dengan kebenaran Allah.
 


Karena semua sudah berbuat dosa

 
Roma 3:23-24 mengatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Karena kita dilahirkan ke dalam dosa dan semua sudah berbuat dosa terhadap Allah, kita kehilangan kemuliaan Allah dan KerajaanNya. Tetapi kita dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia Allah melalui penebusan dalam Yesus Kristus. Pembenaran kita adalah cuma-cuma, tanpa membayar. Kita tidak harus membayar upah dosa kita karena Yesus menanggung segala dosa kita dan membayar upah dengan hidupNya di kayu Salib, semua untuk membebaskan kita yang mau mendengar dan percaya kepadaNya. 
Apa yang dimaksud dengan iman kepada keselamatan dari segala dosa? Yang dimaksud adalah iman kepada kebenaran Allah. Percaya kepada kebenaran Allah tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, tetapi berhubungan dengan hati kita. Kita dibenarkan dengan mendengar Firman Tuhan kita dan percaya kepada hal itu dengan segenap hati kita. Untuk menyelamatkan kita dari dosa kita, Tuhan datang ke bumi ini, menjadi Anak Domba Allah, yang menanggung segala dosa dunia dengan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, dan mati di kayu Salib. Pada hari yang ketiga, Ia bangkit dari kematian, dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa. 
Yesus menanggung segala dosa dunia ke atas diriNya, membayar harga bagi penghukuman dosa-dosa kita dengan hidupNya, dan bangkit dari kematian; semua untuk menyelamatkan kita dari kematian yang pasti. Kita diselamatkan dengan percaya kepada hal ini. Keselamatan kita datang dari iman, dan iman kita dari mendengar Firman Allah yang tertulis, dan pendengaran kita dari Firman Kristus.
“Iman timbul dari pendengaran.” Kita percaya dengan hati kita. Intelektual kita adalah untuk pengetahuan, sementara tubuh kita untuk bekerja, dan di dalam hati kita percaya. Apa, kemudian, yang harus kita percaya dengan hati, dan bagaimana? Dengan mendengar Firman Allah, kita bisa mendengar InjilNya, dan dengan mendengar InjilNya, kita bisa memiliki iman, dan dengan memiliki iman, kita bisa diselamatkan. Ketika kita percaya, kita percaya dengan Firman Allah — yaitu, kita percaya kepada Firman yang tertulis yang memberitakan bahwa Kristus menanggung segala dosa kita dengan baptisanNya, membawanya, mati di kayu Salib dan bangkit kembali dari kematian.
Untuk beriman kepada Firman Allah adalah dengan memiliki iman kepada kebenaranNya. Jadi, iman tanpa mendengar Firman Allah itu sia-sia dan tidak ada gunanya. Perkataan tertentu—seperti bahwa Allah menyatakan diri melalui mimpi dan benda lainnya—semuanya dusta.
Kita diselamatkan oleh iman dan hanya oleh iman. Mari kita membaca, sekali lagi, Roma 3:24-26: “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya. MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.” Amin. Tuhan kita menjadi penebusan bagi dosa-dosa kita. Karena dosa-dosa kita, kita menjadi musuh Allah, tetapi Yesus membangun kembali hubungan kita dengan Allah dengan menjadi penebusan bagi dosa-dosa kita dengan baptisan, kematian dan kebangkitanNya. 
Di tengah Roma 3:25-26 dikatakan, “Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya.” Bagian ini mengatakan bahwa Allah sudah menunggu dengan sabar untuk jangka waktu yang lama, dan bahwa Ia akan menunggu sampai Hari Penghakiman. Mereka yang percaya kepada Yesus Kristus, mereka yang percaya kepada keselamatan melalui air dan darah, mereka yang percaya kepada keselamatan dari sang Anak, yang menjadi pendamai bagi Allah Bapa—semua dosa mereka dibiarkan oleh Allah. “Membiarkan dosa-dosa” berarti Allah sudah membiarkan segala dosa mereka yang mendengar kepada Firman Allah dan InjilNya, orang-orang yang percaya kepada baptisan Yesus dan darahNya di kayu Salib.
Kita mungkin sering goyah di dalam kehidupan kita, tetapi ini karena kelemahan daging dan pikiran kita, dan selama kita tidak menyangkal keselamatan Yesus, Allah tidak akan melihat segala dosa itu sebagai dosa. Allah tidak, dengan kata lain, memandang dosa-dosa mereka yang sudah diselamatkan dengan percaya kepada air dan darah Yesus Kristus di dalam hati mereka, dan menghapuskan semuanya. 
Mengapa, kemudian, Allah membiarkan dosa kita? Bagaimana Ia bisa mengabaikan dosa demikian, ketika Ia adalah adalah Allah yang kudus dan adil? Ini karena Kristus datang ke dunia ini dan dibaptiskan. Itu karena Yesus menghapuskan segala dosa dunia dengan baptisan dan salibNya sehingga Allah membiarkan dosa dosa-dosa kita yang kita lakukan dahulu. Apakah dosa-dosa yang dilakukan dahulu hanya menunjuk kepada dosa-dosa asal saja? Tidak, bukan demikian, karena ketika hal itu kelihatan seperti dosa-dosa asal kita, bagi Allah Bapa yang kekal segala sesuatu adalah masa lalu.
Dalam pandangan kekekalan, waktu di dunia ini muncul sebagai masa lalu. Dunia ini memiliki awal dan akhir, tetapi Allah kekal, dan karena itu ketika kita membandingkan waktuNya dengan waktu dunia, segala dosa di dunia ini nampak sebagai dilakukan di masa lalu di hadapanNya. “Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya.” Inilah sebabnya Allah tidak memandang dosa kita. Itu bukan karena Ia tidak memiliki mata untuk melihat dosa-dosa kita, tetapi Ia tidak memandangnya karena AnakNya Yesus Kristus sudah membayar upah untuk dosa-dosa kita. Karena baptisan dan penyaliban Kristus sudah membasuh segala dosa kita, kita kemudian muncul di hadapan Allah sebagai orang tidak berdosa. 
Bagaimana mungkin Allah memandang dosa-dosa kita ketika Yesus Kristus, yang menggenapi kebenaran Allah menebus semua yang percaya kepada hal itu, sudah menghapus segala dosa kita? Demikianlah Allah menunjukkan keadilanNya sekarang dengan membiarkan dosa-dosa yang dilakukan dahulu, dosa-dosa yang sudah dibayar oleh Yesus Kristus.
Iman kepada kebenaran Allah datang dari Firman Kristus karena Firman Kristus itu sendiri mengandung kebenaran Allah. Dengan menunjukkan keadilanNya, Allah menunjukan bukan hanya kebenaranNya, tetapi juga kebenaran mereka yang percaya kepada Yesus Kristus. Allah melenyapkan segala dosa kita, dan kita, juga, percaya di dalam hati kita bahwa Yesus sudah menghapus segala dosa kita. Inilah sebabnya kita menjadi tidak berdosa dan dibenarkan, karena kita sudah mengenakan kebenaran yang sama dengan kebenaran Kristus (Galatia 3:27). Karena Allah dan kita sama-sama benar, kita menjadi keluarga, dimana anda dan saya adalah anak-anakNya. Apakah anda percaya kepada berita yang indah ini? 
Apakah ini berarti bahwa kita memiliki sesuatu dari diri kita yang bisa kita banggakan? Tentu saja tidak! Apa di dalam diri kita yang bisa kita banggakan ketika kenyataannya, keselamatan kita hanya bisa terjadi dengan mendengar dan percaya kepada Firman Kristus? Apakah kita diselamatkan karena pekerjaan kita sendiri? Apa yang bisa kita banggakan? Tidak ada! Apakah anda diselamatkan karena anda menghadiri ibadah fajar? Apakah anda diselamatkan karena anda tidak pernah melewatkan satu kalipun ibadah Minggu? Apakah anda diselamatkan karena anda sudah memberikan persembahan perpuluhan? Tentu saja tidak. 
Semua itu adalah pekerjaan, dan iman yang didasari atau ditambahi dengan pekerjaan adalah iman yang salah. Kita diselamatkan dari dosa kita hanya dengan percaya kepada kebenaran Allah di dalam hati kita. Iman timbul dari pendengaran, dan keselamatan berasa dari iman kepada Firman Kristus. 
Berusaha menerima pengampunan dosa melalui doa pertobatan, setelah percaya kepada Yesus, juga iman yang salah, karena iman yang benar datang hanya dengan percaya kepada kebenaran Allah, bukan karena perbuatan hukum Taurat. Seperti dikatakan Firman Allah, “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain.” (Roma 10:27-29)
Keselamatan datang, bagi bangsa Israel dan juga bangsa-bangsa lain, dengan mendengar dan percaya di dalam hati mereka bahwa Yesus Kristus sudah menyelamatkan mereka dengan air dan darahNya. Kita diselamatkan dari dosa kita ketika kita percaya kepada kebenaran Allah. Ketika kita percaya kepada kebenaran ini, yang adalah Yesus Kristus, kita diselamatkan dari dosa kita. Allah menjadi Bapa kita dan kita menjadi anak-anakNya. Inilah keselamatan oleh iman di dalam kebenaran Allah, dengan mendengar dan percaya kepada Firman Kristus. Iman kita datang dengan percaya kepada kebenaran Allah.
Keselamatan kita datang oleh iman kita kepada Firman Kristus. Apakah anda, kemudian, percaya bahwa Kristus datang ke bumi ini sebagai Juruselamat anda, dan dengan baptisanNya, Ia menanggung segala dosa dunia ini sebagai pendamaian di hadapan Allah, dan bahwa Ia mati di kayu Salib, bangkit dari kematian pada hari yang ketiga, dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa? Apakah anda sungguh-sungguh percaya kepada keselamatan ini, kepada penebusan dari Tuhan kita Yesus Kristus?
Ada banyak orang yang meminta agar Allah muncul di dalam mimpi mereka, yang mengatakan bahwa mereka akan percaya kalau mereka bisa melihat Dia satu kali dengan mata mereka sendiri. Beberapa orang bahkan mengaku sudah pernah melihat Yesus di dalam mimpi mereka, bahwa Ia memerintahkan agar mereka melakukan ini dan itu-membangun gereja di sini, pusat doa di sana, dll, tetapi seringkali sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan akan uang-dan karena disesatkan oleh berbagai pengakuan palsu itu, banyak yang salah jalan dan kemudian tersesat. Ada terlalu banyak kisah sedih yang terjadi di dalam dunia Kristen ini. Anda harus menyadari bahwa semua itu bukan pekerjaan Tuhan, tetapi pekerjaan Iblis sendiri.
Kalau, kebetulan, anda melihat Yesus di dalam mimpi anda, jangan terlalu menganggapnya serius. Mimpi hanyalah mimpi. Yesus bukan seseorang yang akan muncul kepada anda dengan cara-cara yang demikian-karena kalau begitu, tidak ada gunanya lagi Alkitab. Kalau Yesus muncul di hadapan kita sekali saja, maka kita harus menutup Alkitab kita, karena kita tidak akan membutuhkannya lagi. Tetapi ini akan menjadi pukulan yang sangat berat bagi pekerjaan keselamatan dari Kristus. 
Kalau kita harus percaya kepada Yesus tanpa Alkitab, Ia bisa saja muncul di hadapan siapa saja. Tetapi tidak ada perlunya hal itu, karena Tuhan kita sudah menggenapi semua persyaratan untuk keselamatan. Inilah sebabnya iman timbul dari pendengaran dan percaya kepada Firman Kristus. Sudahkan semua orang, kemudian, mendengar tentang Yesus Kristus? Mungkin mereka sudah mendengar nama Yesus Kristus, tetapi tidak semuanya pernah mendengar Injil yang benar. Inilah sebabnya Paulus bertanya, “Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya?” (Romans 10:14)
Kita harus, dengan demikian, memberitakan Injil yang mengandung kebenaran Allah ini. Tetapi dengan apa dan bagaimana? Dengan metode apa atau bagaimana Injil diberitakan bukan hal yang penting; semua cara memberitakan kabar baik ini, melalui perkataan langsung atau bahan cetakan, bisa dipakai. Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran datang dari Firman Kristus. Bahan-bahan cetakan untuk memberitakan Injil, juga, bisa membawa pembaca kepada Injil yang benar. Apapun caranya, anda harus ingat bahwa iman bisa timbul hanya karena pendengaran, dan pendengaran hanya karena pemberitaan kabar baik.
Kalau anda sungguh-sungguh memiliki iman kepada firman Allah di dalam hati anda, anda akan mengerti bahwa anda adalah orang Kristen yang sejati. Saya berharap dan berdoa agar anda mengerti hal ini: bahwa anda sudah diselamatkan dari dosa anda. Saya juga berharap dan berdoa agar anda akan berpegang kepada Firman air dan Roh dengan kuat. Mari kita, kemudian, menyimpulkan diskusi kita dengan membaca Roma 10:17 bersama-sama.
“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Amin. Mereka yang percaya di dalam hati mereka karena mendengar Firman Allah yang tertulis ini adalah mereka yang memiliki iman yang benar. Apakah anda memiliki iman yang benar ini? Tuhan kita sudah membebaskan kita dari segala dosa kita. 
Betapa bersyukur dan bahagianya kita bahwa Tuhan sudah menghapus segala dosa kita! Tanpa Injil, manusia selalu lemah, tetapi hanya dengan mendengar bahwa Yesus menanggung segala dosa kita melalui baptisanNya, hati kita bisa penuh dengan sukacita dan iman kita bisa mulai bertumbuh.
Saya bersyukur kepada Allah yang menyelamatkan kita.