Search

Sermons

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 12] Perbaharui Akal budi Anda Di Hadapan Allah 

“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati” (Roma 12:1).
Apakah yang dinamakan “ibadah yang sejati,” yang di dalam Alkitab New International Version (NIV) diterjemahkan sebagai “tindakan rohani untuk penyembahan,” yang harus kita persembahkan kepada Allah? Mempersembahkan ibadah yang sejati berarti mempersembahkan tubuh kita kepadaNya untuk melakukan pekerjaan kebenaranNya. Karena kita sudah diselamatkan, kita perlu mempersembahkan tubuh kita yang layak bagi Allah untuk menyebarkan Injil kebenaran. Ibadah yang sejati yang harus kita persembahkan kepada Allah adalah mengkhususkan tubuh kita dalam kekudusan untuk dipersembahkan kepadaNya. 
Dalam pasal 12, Paulus berbicara mengenai apakah ibadah yang sejati itu. Itu berarti tidak menjadi sama dengan dunia ini, tetapi diubahkan oleh pembaharuan di dalam akal budi kita, sehingga kita bisa membedakan kehendak Allah apa yang baik, berkenan dan yang sempurna.
Pelayanan yang sejati adalah menyerahkan seluruh tubuh dan hati kita kepada Allah. Bagaimana, kemudian, orang benar bisa menghidupi kehidupan yang demikian di hadapan Allah? Paulus mengatakan bahwa kita tidak boleh menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubah oleh pembaharuan di dalam akal budi kita, dan bahwa kita harus mempersembahkan tubuh kita bagi pekerjaan kebenaran Allah. Percaya kepada kebenaran Allah, dan persembahkan hati dan tubuh anda, itulah ibadah yang sejati di hadapan Allah. 
Bagian ini sangat penting karena mengatakan bahwa kita tidak boleh menjadi serupa dengan dunia ini, dan bahkan, kita harus melayani pekerjaan Allah dan diubahkan oleh pembaharuan akal budi kita. 
Kita tidak bisa mempersembahkan penyembahan rohani tanpa terlebih dahulu memperbaharui hati kita. Bahkan orang benar tidak bisa mempersembahkan tubuh atau hati kepada Allah kalau mereka berhenti percaya kepada kebenaranNya.
Kita mungkin terpengaruh oleh generasi ini, sama seperti yang terjadi dengan generasi Paulus. Karena kita hidup di tengah-tengah aliran generasi dosa ini, kalau kita tidak percaya kepada kebenaran Allah kita tidak bisa dielakkan lagi akan mengikuti arus jaman ini. Bahkan orang-orang yang dibenarkan yang percaya kepada kebenaran Allah tidak bisa sepenuhnya lepas dari pengaruh arus sekular, karena mereka menghidupi kehidupan dengan orang-orang dunia. Inilah sebabnya Alkitab mengatakan supaya kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini. 
Bagaimana, kemudian, orang benar bisa mempersembahkan ibadah yang sejati, persembahan yang kudus kepada Allah dengan segenap hati dan tubuh, sementara terbuka kepada dunia ini? Hal ini hanya mungkin dengan percaya kepada Injil air dan Roh yang memperbaharui akal budi kita dengan tiada hentinya. Orang benar bisa mengenal dan mengikuti kebaikan dan kehendak sempurna Allah ketika mereka memperbaharui akal budi mereka dan diubahkan oleh kebenaranNya.
Paulus mengatakan hal ini bukan karena ia tidak mengerti urusan dunia. Juga ia tidak memberikan pengajaran rohani kepada orang benar dengan mengatakan, “Mari melakukan kebaikan,” ketika masih tidak mengerti akan situasi dan kemampuan mereka. Alasan mengapa Paulus mendorong kita memperbaharui hati kita untuk melayani Allah adalah karena ia sangat mengerti bahwa orang percaya, juga, bisa terhanyut oleh jalan dunia ini. 
Dilahirkan kembali atau tidak, tubuh jasmani tidak ada bedanya. Tetapi ada satu perbedaan besar antara yang dilahirkan kembali dengan yang tidak — iman kepada kebenaran Allah. Hanya orang benar bisa mengikuti Tuhan dengan senantiasa memperbaharui akal budi mereka ketika percaya kepada Injil air dan Roh. 
Apa, kemudian, yang bisa memperbaharui akal budi kita? Iman kepada Firman Injil yang memberitakan pembebasan sempurna kita dari dosa itulah yang memperbaharui hati kita. Tuhan sudah mengampuni segala dosa yang kita lakukan dengan tubuh dan akal budi kita dalam kelemahan dan kekurangan daging kita. Akal budi orang benar bisa diperbaharui karena Tuhan kita sudah mengampuni segala dosa dunia dengan baptisan dan darah Yesus di kayu Salib. Akal budi kita, dengan kata lain, sudah diperbaharui karena kita percaya kepada kebenaran Allah.
Sekarang, kita perlu memiliki pemahaman yang benar akan apa yang kita lakukan di hadapan Allah. Kita harus bisa membedakan kehendakNya yang sempurna, apa yang diinginkanNya dari kita, missi apa yang diberikan kepada kita, dan apa yang harus dilakukan olah orang benar yang sudah dilahirkan kembali. Kita harus memperbaharui hati kita dalam hal tersebut dan melayani Dia. Kehendak Allah bagi kita adalah supaya kita mempersembahkan tubuh dan akal budi kita, menyerahkan diri kita sebagai persembahan yang kudus kepadaNya. Kita bisa menyerahkan diri kita sebagai persembahan kepadaNya ketika kita memperbaharui akal budi kita. Pembaharuan akal budi datang dari kepercayaan bahwa Allah sudah menghapus segala dosa kita.
Ada perbedaan antara mereka yang sudah dilahirkan kembali dengan yang belum. Hanya orang benar bisa memperbaharui akal budi mereka dengan percaya kepada kebenaran Allah. Kita, orang-orang benar, bisa selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan Allah di dalam iman dengan membersihkan dan memperbaharui hati kita, dengan menyangkali hawa nafsu keduniawian dari daging. Orang benar berbeda dengan orang berdosa karena mereka bisa memperbaharui hati mereka dan selalu melayani dan berjalan dengan Tuhan. 
 

Anda harus memperbaharui hati anda dengan iman 
 
Ada banyak selebritis di TV. Orang-orang dunia ini sibuk berusaha meniru gaya dan pakaian selebritis itu. Kita bisa dengan mudah melihat trend terbaru dengan melihat TV. Kita bisa membuka dunia dengan sebuah remote control. Tidakkah kehidupan anda menjadi serupa dengan dunia ini?
Saya merasa bahwa dunia ini berubah dengan cepat. Meskipun kita masih membawa uang sekarang, nanti kita akan membawa uang elektronik dan kartu elektronik. Kalau kehilangan kartu itu menjadi menyusahkan, kita akan diminta untuk menerima bar code di tangan atau dahi untuk lebih memudahkan. Saya juga berpikir bahwa nantinya akan ada banyak bencana alam. Mari kita menetapkan hati untuk memperbaharui akal budi kita dan memberitakan Injil Allah sebelum waktunya tiba sehingga kita, orang benar, tidak menjadi serupa dengan dunia ini. 
Saya berpikir mengenai melayani Allah dalam masa ini. Saya berharap untuk dengan tekun memberitakan Injil yang mengandung kebenaranNya sekarang, karena akan tidak mungkin bisa menyebarkan FirmanNya kalau saatnya tiba untuk meletakan bar code di tangan atau dahi kita. Saya tidak lelah-lelahnya bekerja mentaati kehendak Allah. Mungkin saya bisa berhenti kalau tiba waktunya saya tidak bisa bekerja lagi. Saya bahkan memberikan semua milik saya kepada yang membutuhkan kalau saat itu datang. 
Tetapi untuk sekarang, saya hanya bisa mengikuti kehendak Allah, memisahkan diri dan tidak menjadi serupa dengan dunia. Banyak orang benar di Roma yang diselamatkan oleh Injil yang diwartakan oleh Paulus di sana, dengan berlalunya waktu, menjadi serupa dengan dunia dan hanyut dari Tuhan kita. Kita harus berhati-hati supaya tidak mengikuti langkah mereka.
Paulus menulis bagian ini karena kekhawatiran, bahwa orang percaya di Roma akan menjadi serupa dengan dunia. “Tubuhmu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi ada satu hal yang sangat penting yang bisa kamu lakukan. Perbaharui akal budimu. Bukankah Tuhan sudah menebus segala dosamu? Ingat kebenaran Injil Allah dan pikirkan mengenai apa yang berkenan kepadaNya. Perbaharui akal budi anda dan lakukan perbuatan yang baik dan terpuji, dengan mempertimbangkannya secara rohani, bukan secara jasmaniah.” Inilah yang dinasehatkan Paulus kepada orang percaya di Roma, dan juga di jaman ini.
Meskipun kita berpura-pura tidak menjadi serupa secara jasmani dengan dunia ini, kita memang cenderung menjadi serupa. Meski demikian, kita masih bisa melayani Tuhan dengan memperbaharui akal budi kita. Meskipun di dalam kelemahan kita sangat sulit untuk tidak menjadi serupa dengan dunia ini, kita masih bisa percaya bahwa Tuhan kita sudah menghapus segala dosa dengan kebenaran Allah. Inilah caranya kita bisa selalu melayani pekerjaan kebenaran Allah dengan iman kita di dalam kebenaranNya. Kita bisa sepenuhnya mengikuti kebaikan dan kesempurnaan kehendak Allah dengan percaya kepadaNya. 
Kita harus memperbaharui akal budi kita setiap saat. Karena orang benar, yang mati terhadap dunia ini, lebih murni dibandingkan dengan orang-orang dunia ini, mereka menghadapi lebih banyak resiko terbawa kepada pengertian, akal budi, dan tubuh yang salah, dibandingkan dengan orang-orang sekuler. Inilah sebabnya kita harus selalu menjaga hati kita dengan iman kita kepada kebenaran Allah. 
Karena Kristus sudah menghapus segala dosa kita, kita hanya perlu berdiri teguh dalam iman meyakinkan diri kita sendiri akan kenyataan bahwa iman kita sudah disempurnakan. Apakah anda percaya bahwa Tuhan sudah menghapus segala dosa anda dengan kebenaran Allah? Kalau ya, maka anda bisa melakukan pekerjaan Tuhan kita dengan iman, bagaimanapun kejahatan masa lalu anda, karena Tuhan sudah menghapuskan dari diri anda segala penghukuman dan kutuk dosa-dosa anda. 
Kita harus memperbaharui akal budi kita dengan percaya kepada Injil air dan Roh. Ini sangat penting. Kita akhirnya akan meninggalkan gereja dan mati kalau kita tidak memperbaharui akal budi kita dengan percaya kepada Injil air dan Roh di jaman akhir ini. 
Menghidupi kehidupan iman yang selalu diperbaharui adalah seperti naik sepeda menanjak. Tidak memperbaharui akal budi adalah seperti berhenti di tanjakan dan tidak mengayuh pedal. Kalau anda tidak mengayuh pedal, anda tidak hanya akan berhenti, tetapi anda akan turun mundur kembali dan jatuh di kaki tanjakan itu.
Prinsip yang sama juga terjadi dengan iman kita kepada kebenaran Allah. Kita naik sepeda dalam keadaan menanjak. Sangat sulit untuk mencapai puncak dengan kekuatan dan kehendak kita sendiri. Kita perlu berpegang teguh kepada kebenaran Allah, karena kita masih ada di dalam daging kita. Tidak ada satu waktupun yang berlalu tanpa ada akal budi jasmani. 
Kehendak kita di dalam daging cenderung menyerah dengan mudah setiap kali kita kehilangan kekuatan kita. “Aku tidak bisa melakukan hal ini. Aku tidak bisa menyesuaikan diri dengan hal ini. Kemauanku sudah sangat lemah, tetapi kemauan saudara itu memang sangat kuat. Aku begitu lemah dibandingkan dengan saudara-saudari itu. Mereka sangat cocok melayani Allah, sedangkan aku tidak.” Semua orang yang tidak percaya dan berpegang kepada kebenaran Allah suatu saat nanti akan berhenti mengayuh pedal dan kemudian akan mundur ke kaki tanjakan lagi. 
Apakah ini hanya berlaku untuk beberapa orang saja? Bukan demikian. Ini berlaku bagi semua orang. Seorang pengendara sepeda yang sudah berlatih bisa menanjak dengan mudah, tetapi orang yang lemah akan mengalami kesulitan. Namun, masalah bagi orang benar tidak terletak kepada kekuatan fisiknya — tetapi berpegang kuat kepada iman di dalam Injil air dan Roh. Sangat tidak mungkin untuk mencapai puncak kerohanian hanya dengan kekuatan fisik. Kuat atau lemah secara fisik tidak ada hubungannya dengan hal ini. 
Ingat bahwa tidak seorangpun bisa menjalani kehidupan iman hanya karena ia memiliki kemauan yang kuat. Anda tidak boleh membandingkan diri anda sendiri dengan orang lain dan kemudian menjadi lemah. Berpegang teguhlah hanya kepada kebenaran Tuhan. Tuhan akan menolong kita melewatinya jika kita senantiasa memperbaharui iman akal budi kita dengan iman kepada kebenaran Allah. Injil keselamatan yang kita terima akan tertanam di dalam hati kita dan Tuhan akan memegang kita kalau kita menguji hati kita setiap hari. Kita harus membersihkan akal budi jahat kita dengan percaya kepada kebenaran Allah dan melakukan pekerjaan Tuhan. 
Saya bersyukur kepada Tuhan atas anugerahNya yang memungkinkan kita melayani Dia dengan memperbaharui akal budi kita. Dengan memperbaharui akal budi kita, Allah kita memungkinkan kita selalu ada di hadapanNya dengan iman kita. 
 

Sebab aku tahu di dalam aku tidak ada yang baik 
 
Paulus berkata di dalam Roma 7:18, “Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.” Paulus tahu dengan baik bahwa tidak ada yang baik di dalam dagingnya. Bahwa tidak ada yang baik di dalam daging adalah suatu hukum. 
Paulus mengakui bahwa tidak ada yang baik di dalam dagingnya. Ia tahu bahwa bagaimanapun ia mengasihi hukum Taurat dan betapa kerasnya ia mencoba taat, ia tidak akan bisa melakukannya. Hati ingin memperbaharui dirinya untuk mengikuti Tuhan, tetapi daging tidak henti meminta mundur dari peperangan rohani. 
Inilah sebabnya Paulus meratap di dalam Roma 7:21-24, “Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” 
Bagaimana Paulus menjelaskan mengenai tubuhnya? Ia menyebutnya “tubuh maut.” Bagaimana dengan tubuh anda sendiri? Bukankah itu juga tubuh maut? Tentu saja! Tubuh itu sendiri adalah tubuh maut. Dia hanya melakukan dosa dan pergi kemana saja ada dosa. “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa” (Roma 7:25).
Paulus menunjukkan bahwa ada dua macam hukum. Yang pertama adalah hukum daging. Dia hanya mau mengikuti keinginan daging dan berdiam di dalam akal budi daging yang sepenuhnya bertentangan dengan apa yang berkenan kepada Allah. 
Yang kedua adalah hukum Roh kehidupan. Hukum Roh mau membawa kita ke jalan yang benar yang dikehendaki Allah. Hukum Roh menghendaki apa yang bertentangan dengan hukum dosa. Kita orang Kristen terjebak di antara keduanya, terus berusaha memutuskan kemana kita akan pergi. 
Kadangkala kita mengikuti keinginan daging, tetapi ketika kita memperbaharui akal budi kita, kita mengikuti karya yang dikehendaki Allah oleh Roh. Alasan mengapa kita melakukannya — yaitu, mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan kepada Allah dan kemudian langsung melakukan hal daging—adalah karena kita semua memiliki daging. Kita harus, dengan demikian, selalu memperbaharui akal budi kita dengan Roh Kudus.
Meskipun sudah diselamatkan, kita dengan mudah menjadi serupa dengan dunia ini karena kita masih di dalam daging. Karena semua orang lain di dunia ini menjalani kehidupan yang serupa dengan dunia, kita bisa terpengaruh dengan mudah. Jadi, dengan demikian, ada satu cara untuk bisa mengikut Allah, yaitu dengan memperbaharui akal budi kita. Kita bisa selalu memperbaharui akal budi kita dengan iman. Inilah caranya kita bisa selalu mengikut Tuhan kita, sampai Ia datang kembali. 
Kalau memandang hanya kepada daging kita, tidak ada yang bisa mengikuti pekerjaan kebenaran Tuhan dan semuanya dikutuk untuk dibinasakan. Tetapi kita bisa mengikut Tuhan dengan memperbaharui akal budi kita dan berpegang kepada kebenaranNya dengan segenap hati kita. Kita harus memperbaharui akal budi kita dan mengikut Dia. Inilah sebabnya Paulus berkata di dalam Roma 8:2, “Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” 
Yang tidak bisa dilakukan hukum Taurat di sana karena kelemahannya, sudah dilakukan Kristus dengan kebenaranNya. Seperti dikatakan Roma 8:3, “Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.”
Allah mengutus Anak TunggalNya Yesus Kristus ke dunia ini dan menjatuhkan hukuman atas dosa dalam daging-Nya. “Menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging” berarti bahwa segala dosa kita dihapuskan dan bahwa dengan itu kita dijadikan tidak memiliki dosa. Kita dibebaskan dari segala dosa kita dengan percaya kepada kebenaran Allah. Untuk bisa memenuhi tuntutan keadilan hukum Taurat, Allah mengutus AnakNya untuk menanggung segala dosa kita melalui baptisan dan darah Yesus di kayu Salib dan untuk menyelamatkan kita dari segala dosa dunia. 
Setelah menerima keselamatan, dua jenis manusia muncul: mereka yang hidup menurut daging dan menetapkan akal budinya kepada perkara-perkara daging, dan mereka yang hidup menurut Roh dan menetapkan akal budi mereka kepada perkara-perkara Roh. Anda harus mengerti bahwa akal budi daging membawa anda kepada kematian, tetapi akal budi Roh membawa anda kepada kehidupan dan damai. Akal budi duniawi adalah permusuhan terhadap Allah. 
Kita tidak tunduk kepada hukum Allah, dan juga tidak bisa mentaatinya (Roma 8:7). Bahkan orang benar yang sudah dilahirkan kembali akan jatuh ke dalam akal budi daging kalau tidak memperbaharui akal budinya. Kalau kita tidak percaya bahwa Allah sudah menghapus segala dosa kita, kita bisa dengan mudah jatuh ke dalam perbuatan daging dan tidak bisa mengikut Tuhan. Inilah sebabnya kita harus selalu memperbaharui akal budi kita.
Paulus berkata bahwa kita, orang benar yang dilahirkan kembali, bisa jatuh dan mengikuti keinginan daging, atau mengikuti keinginan Roh dengan memperbaharui akal budi kita. Kita berayun-ayun di antara keduanya. Tetapi Paulus masih mengatakan. Tetapi Paulus masih mengatakan, “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (Roma 8:9).
Kita adalah orang-orang rohani di hadapan Allah. Kita, dengan kata lain, umatNya. Meskipun kita mengikuti kehendak dunia dan menjadi serupa dengan mereka dalam kelemahan kita, kita masih orang-orang yang dilahirkan kembali. Kita jatuh ke dalam daging kalau kita menetapkan akal budi kita kepada perkara-perkara daging, tetapi karena kita memiliki Roh Kudus berdiam di dalam kita, kita menjadi umat Kristus. Dengan kata lain, kita menjadi orang benar, umat Allah.
Paulus mengatakan, “Tubuh kita mati dengan Kristus.” Dan ia menambahkan, “Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran” (Roma 8:10). Pemikiran rohani kita harus dikuatkan. Kita masih lemah, dan tubuh kita akan dengan mudah tersesat sampai hari kematian kita. Tetapi akal budi dan kehendak kita harus selalu diperbaharui dengan percaya kepada kebenaran Allah.
Mari kita memandang kepada kebenaran Allah setiap kali kita sampai kepada kesadaran akan dosa di dalam diri kita. Kita kemudian bisa tahu bahwa kebenaran Tuhan sudah menanggung segala dosa kita. Pandanglah kebenaran Allah dan percayalah. Ucapkan syukur kepadaNya karena menghapus segala dosa kita dan pikirkan mengenai pekerjaan Allah. Pikirkan mengenai apakah kehendak Allah, yang sempurna dan berkenan kepadaNya. Akal budi anda kemudian akan selalu diperbaharui.
Kita harus memperbaharui akal budi kita dengan menetapkan akal budi kita kepada hal-hal yang berkenan kepada Allah. Demikianlah caranya kita harus hidup. Hanya dengan melakukan hal ini kita bisa mengikuti Tuhan sampai Ia kembali. Saya tahu bahwa kita semua lelah dengan kehidupan sehari-hari kita. Berat untuk bekerja, dan berat untuk pergi ke gereja. Semua orang menghadapi kesulitan. Kadangkala, saya bahkan merasa iri dengan Yesus ketika Ia berseru ketika Ia mati, “Sudah selesai.” Saya yakin bahwa kita, juga, akan bisa berkata, “Sudah selesai,” dan bebas dari semua kesulitan ini.
Kedatangan Tuhan kedua kali sudah dekat. Sebelum itu, mari kita memperbaharui akal budi kita tanpa menjadi serupa dengan dunia ini. Karena untuk mengikut Tuhan hati kita perlu berpegang kepada kebenaran Allah, akal budi kita harus senantiasa diperbaharui. Inilah caranya kita mengikuti Tuhan sampai Ia kembali. Waktunya sudah dekat.
Baru-baru ini saya membaca artikel koran yang melaporkan bahwa lubang ozon di Antartik sudah tiga kali lebih besar dibandingkan dengan daratan Amerika Serikat. Saya juga membaca artikel mengenai rencana pertahanan peluru kendali. Sistem ini bertujuan menembak peluru kendali balistik di angkasa, dan eksperimen pendahuluan sudah berhasil. Implikasi dari perkembangan itu jelas: lingkungan hidup akan semakin hancur sejalan dengan kemampuan menghancur senjata militer yang semakin meningkat beberapa kali.
Kalau sebuah negara mengembangkan kekuatan militernya, tidakkah saingannya juga akan mengembangkan kekuatan militernya untuk mengimbangi? Semua negara di dunia tidak akan tinggal diam kalau ada satu negara yang berkembang kekuatannya. Apa yang akan terjadi kalau pecah perang di antara kekuatan-kekuatan besar itu?
Ketika beberapa negara berusaha mengembangkan senjata nuklir, negara-negara adikuasa berusaha keras untuk menghambat mereka memiliki nuklir. Tetapi coba bayangkan seandainya usaha pencegahan itu gagal dan kemudian negara yang dimaksud bisa menciptakan senjata penghancur massal dan mengancam akan menggunakannya. Saat itu, seluruh dunia pasti juga akan berlomba-lomba mengembangkan senjata baru untuk menghadapi situasi itu.
Senjata demikian akan merusakkan dunia ini dengan kekuatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan senjata nuklir. Peperangan tidak lagi dilakukan dengan senjata api seperti dahulu. Membunuh seseorang sama sekali tidak ada kesulitan; seluruh kota atau satu negara bisa dilenyapkan dalam sekejap. Perang nuklir tidak akan bisa dibatasi tempat, tetapi akan menjadi perang dunia. Setelah diluluh-lantakan oleh perang yang demikian, kehancuran yang lebih besar menunggu dalam bentuk bencana alam. Lapisan ozon akan lebih cepat rusak, dan gelombang pasang serta badai akan sering terjadi karena hutan yang sudah tidak ada lagi. Kemudian anti Kristus akan muncul dengan kekuatan yang luar biasa dan menaklukan dunia ini.
Anda mungkin berkata bahwa saya melebih-lebihkan skenario ini, tetapi hakekat manusia pada dasarnya memang jahat. Negara-negara membangun militer dan mengembangkan senjata baru, yang tidak akan pernah digunakan untuk kebaikan. Senjata nuklir hanya bisa ditandingi oleh senjata penghancur massal dari jenis yang sama. Negara-negara akan menyerang negara lain sehingga hanya mereka yang akan bertahan. Negara lain akan berusaha mengimbangi semua usaha suatu negara yang berusaha mendominasi dunia. Tidak peduli bagaimana tujuannya, sekali dibuat, senjata nuklir dan kekuatan militer hanya bisa digunakan untuk tujuan yang jahat.
Dahulu, Paulus mengatakan kepada orang percaya di Roma supaya tidak menjadi serupa dengan dunia ini tetapi untuk mengikuti Tuhan dengan hati yang diperbaharui. Ini adalah bagian yang juga sangat cocok untuk keadaan kita yang hidup di jaman ini. Di jaman akhir ini, kita harus bisa membedakan mana kehendak Allah yang baik, berkenan dan sempurna dan mengikuti Tuhan dengan iman kita.
Meskipun kita memiliki banyak kelemahan, Tuhan kita adalah Allah yang Mahakuasa. Yang Mahakuasa yang berdiam di dalam kita adalah Roh Kudus. Meskipun tubuh fisik kita lemah, Roh Kudus yang ada di dalam kita sangat kuat. Roh Kudus ini memperbaharui akal budi kita dengan iman kepada Firman sehingga kita bisa mengikuti Tuhan.
Mari kita bersandar kepada kuasa Roh Kudus, memperbaharui akal budi kita, dan melayani Tuhan. Kalau Tuhan kembali kepada kita sementara kita melayani Dia, kemudian kita akan pergi bersama Dia. Sampai hari kedatangan Kristus, kita akan hidup untuk mengabarkan kebenaran Allah. Perbaharui akal budi anda dengan percaya kepada kebenaran Allah.