Search

Sermones

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 9-3] Salahkah Allah Mengasihi Yakub? (Roma 9:30-33)

(Roma 9:30-33)
“Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, seperti ada tertulis: 
“Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, 
Dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.””
 

Dalam memanggil kita, Tuhan kita mengatakan, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Matius 9:13). Kita harus menyadari bahwa mereka yang mengejar kebenarannya sendiri, anugerah keselamatan tidak diberikan kepada mereka, dan untuk menghindari hal itu, kita justru harus percaya kepada kebenaran Allah. 
Roma 9:13 mengatakan bahwa Allah mengasihi Yakub dan membenci Esau. Kepada mereka yang bersyukur atas kebenaran Allah, Allah memberikan anugerah pengampunan dosa, dan juga menjadikan mereka umatNya. Kita semua harus percaya kepada Allah dengan pemahaman akan kebenaranNya.
Kita harus belajar dan memahami Firman kebenaran Allah yang diberikan kepada kita. Ketika seseorang ingin diselamatkan dari dosanya, ia harus terlebih dahulu menyadari kekurangan dan kelemahannya, dan juga kebenaran Allah. Kita harus mengerti dan percaya kepada kebenaranNya. Allah mengatakan bahwa hanya mereka yang tahu kalau dirinya terikat ke neraka saja yang membutuhkan kebenaranNya. Sangat penting untuk mengenal dosa-dosa kita kita dan menyadari bahwa karena dosa-dosa kita, kita menghadapi murka Allah yang akan menghukum kita di neraka tidak bisa dihindari. 
Tetapi kita menerima di dalam hati kita Injil air dan Roh melalui baptisan Yesus, kematianNya di kayu Salib dan kebangkitanNya, karena hanya yang mengenal kebenaran Allah yang bisa percaya kepada kebenaran ini. Ini karena anugerah dan kasih Allah bukan sesuatu yang bisa diperoleh dengan doa pertobatan atau hidup kesalehan, seperti yang dilakukan banyak orang beragama. Namun, pengampunan dosa diberikan Allah adalah bagi mereka yang meninggikan dan percaya kepada kebenaranNya.
Kita semua harus siap untuk percaya kepada Injil air dan Roh secara sukarela di dalam hati kita. Apakah anda ingin menerima kebenaran Allah? Kalau demikian akuilah di hadapan Allah dan dengan hukumNya kelemahan anda sendiri. Kenali bahwa karena dosa-dosa anda, anda ada di bawah murka Allah, dan bahwa anda membutuhkan kebenaranNya! Ketika anda percaya kepada Injil air dan Roh dan menerimanya ke dalam hati anda, kebenaran Allah akan menjadi milik anda. Anda harus mengenal kebenaran ini.
 

Pikiran orang yang tidak percaya kebenaran Allah kacau dan terkunci dalam kekosongan. 
 
Allah mengatakan bahwa pikiran kita memang kacau sejak awal (Kejadian 1:2). Mengapa pikiran manusia kacau sejak awal? Karena malaikat yang jatuh yang melawan Allah menghambat manusia percaya kepada Firman kebenaran Allah dengan membuat pikiran mereka kacau dan kosong. Inilah sebabnya dosa datang ke dalam hati manusia (Kejadian 3:1-8). 
Kitab Suci mengatakan bahwa ada malaikat yang diciptakan Allah melawan Dia. Malaikat ini berusaha menduduki tahta Allah dengan kekuatan dan rancangannya, dan gagal dalam pemberontakannya, lalu dibuang dari kedudukannya yang mulia. Malaikat yang jatuh ini kemudian menarik dan menipu manusia, dan membuat mereka melawan Allah. Malaikat ini namanya Iblis. Malaikat yang penuh kesombongan ini masih bekerja baik di dalam kehidupan orang percaya dan juga orang yang tidak percaya dalam segala macam cara yang penuh kesombongan dan pemberontakan. Dengan menipu manusia, ia melawan Firman kebenaran Allah dan otoritasNya.
Iblis selalu berusaha berdusta sehingga manusia tidak bisa percaya kepada Injil air dan Roh. Dengan didustai oleh Iblis, banyak usaha yang tidak ada hasilnya berusaha untuk memantapkan kebenarannya sendiri. Ia membuat manusia jatuh ke dalam dosa, dan akibatnya, membuat mereka menjalani kehidupan dalam kekacauan dan kesia-siaan.
 
 

Pengampunan dosa dan kebenaran diberikan oleh Allah 

 
Pembebasan dari dosa bagi manusia, yang sudah jatuh ke dalam dosa karena cobaan Iblis, tidak bersandar kepada keinginan seseorang atau kebenarannya sendiri. Namun, begitu banyak orang yang berusaha sekuat tenaga untuk lepas dari dosa mereka sementara melawan Allah tanpa menyadari kekurangannya sendiri. Allah menegur mereka yang mengejar kebenarannya sendiri, mereka yang berusaha mendapatkan kebenaran Allah dengan usaha mereka sendiri. Penebusan bukan untuk orang-orang yang begitu; hanya mereka yang tahu bahwa dirinya orang berdosa, dan yang percaya kepada Injil air dan Roh sajalah Allah memberikan kebenaranNya.
Kehendak kedaulatan Allah sangat berbeda hakekatnya dengan pemikiran manusia. Paulus mengatakan bahwa bagaimanapun baiknya seseorang dari luar dengan menunjukkan kehidupan keagamaan yang menonjol seperti hadir di gereja secara rajin, doa malam, doa fajar, berpuasa, persembahan, doa pertobatan dan lain-lain, ia tetap tidak akan bisa membersihkan dosa-dosanya sendiri.
Allah mengatakan bahwa pekerjaan hukum tidak bisa menebus kita dari segala dosa kita dan membuat kebenaran Allah milik kita. Seperti yang dikatakan ayat 32-33 pasal 9, “Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, seperti ada tertulis: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’”
Demikianlah, untuk menerima kebenaran Allah kita harus percaya kepada baptisan Yesus dan darahNya di kayu Salib, yang melaluinya Yesus menjadi korban persembahan antara Allah dengan manusia. Karena itu sangat penting bahwa anda memahami kalau anda harus membuang kebenaran anda sendiri untuk menerima kebenaran Allah. Kita tidak boleh menolak kebenaran Allah, yang diberikan secara cuma-cuma, sementara kita mengakui Yesus sebagai Juruselamat kita.
Bahkan sekarang, banyak yang mengaku Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka masih menjadi orang berdosa karena mereka tidak percaya kepada Injil yang menyatakan kebenaran Allah. Manusia tidak bisa menerima kebenaran Allah dengan mengikuti hukumNya. Mereka yang percaya kepada Firman kebenaran Allah harus menghentikan pengejaran mereka akan kebenarannya sendiri. Anda harus ingat bahwa Yesus menjadi batu sandungan bagi mereka yang mengejar penebusan mereka dan kebenaran Allah dengan pekerjaan mereka sendiri atas hukum.
Injil air dan Roh, yang diberikan Allah kepada kita, adalah kebenaran yang menebus mereka yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, dan itu harus ada di dalam diri semua orang yang mengejar kebenaran Allah. Yang sangat diperlukan bagi penebusan dan kehidupan kekal adalah iman kepada Firman kebenaran Allah, yang dinyatakan melalui baptisan Yesus dan darahNya di kayu Salib. Firman ini menyatakan kepada kita siapa di antara orang Kristen yang tidak bisa menerima pengampunan dosa, dan pada saat yang sama, mengajarkan kebenaran bahwa mereka yang percaya kepada Injil air dan Roh akan menerima kebenaran Allah.
Iman yang benar, karena itu, membutuhkan pemahaman bahwa Allah tidak memutuskan untuk memilih sekelompok orang tanpa dasar dan membuang mereka ke neraka. Kalau memang Allah mengasihi beberapa orang sementara membenci yang lain secara sewenang-wenang, manusia tidak akan menghormati kebenaranNya. 
Melalui Injil air dan Roh, Allah menetapkan hukum kebenaran penebusan untuk membebaskan semua orang berdosa dari dosa-dosa mereka, dan sudah memberikan kepada kita berkat mengenakan kasihNya. Semua orang harus membuang semua kebenarannya sendiri di hadapan Injil air dan Roh yang dikatakan oleh kebenaran Allah. Allah memberikan kebenaranNya hanya kepada mereka yang mempercayainya.
Allah tidak mengijinkan manusia menyelamatkan diri mereka dari dosa melalui kebenaran mereka sendiri. Tanpa percaya kepada Injil air dan Roh sebagai kebenaran Allah, tidak ada orang yang menerima kebenaran ini, meskipun ia mengaku beriman kepada Yesus (Yohanes 3:1-8).
Baptisan yang diterima Yesus dan darah yang dicurahkanNya di kayu Salib sudah menjadi kebenaran Allah. Inilah sebabnya Yesus menjadi batu sandungan bagi mereka yang mengejar kebenarannya sendiri. Orang percaya kepada Yesus, karena itu, harus sadar dan mengerti bahwa ketika mereka mengejar kebenarannya sendiri, mereka sedang menginjak-injak kebenaran Allah. Tidak ada orang berdosa yang bisa masuk ke dalam Gerbang Surga tanpa memiliki iman kepada kebenaran Allah. Kita yang percaya kepada Yesus harus menerima pengampunan dari dosa-dosa kita dengan percaya kepada kebenaran Allah.
Yesus Kristus, yang datang ke bumi ini, adalah Juruselamat orang berdosa dan kebenaran Allah itu sendiri. Kita harus sungguh-sungguh percaya kepada kebenaran Allah ini, karena Yesus sudah mengampuni dosa-dosa kita dengan FirmanNya dengan air dan Roh. Orang percaya kepada Yesus harus percaya kepada baptisan yang diterimaNya dari Yohanes dan darahNya di kayu Salib sebagai kebenaran Allah. Hanya mereka yang percaya kepada Firman air dan Roh yang tertulis yang bisa masuk ke dalam Surga.
 


Kita dikatakan akan terbagi menjadi bejana murka dan bejana belas kasihan

 
Tuhan mengatakan, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:26). Kalau seseorang kehilangan kehidupan kekalnya, pencapaiannya di dunia ini akan sia-sia, tidak peduli apapun itu. Bahkan tidak ada gunanya seseorang menaklukan seluruh alam semesta ini, kalau ia tidak menerima kebenaran Allah dengan percaya kepada baptisan Yesus dan darahNya di kayu Salib. 
Tidak peduli berapa tingginya doktrin teologi seseorang berkembang, hanya dengan percaya kepada Injil air dan Roh yang menggenapi kebenaran Allah seseorang bisa menerima dan percaya kepada kebenaran ini. Orang-orang yang percaya kepada Yesus bisa dibebaskan dari dosa-dosa mereka hanya ketika mereka menerima kebenaran Allah dengan percaya kepada hal ini.
Di jaman ini, sangat umum untuk melihat orang percaya yang, mengakui percaya kepada kebenaran Allah, merasa kecewa dengan dosa mereka dalam setiap pertemuan doa fajar. Mereka sebenarnya tidak percaya kepada kebenaran Allah, kita harus menyadari bahwa iman yang dianut oleh orang-orang yang tidak percaya kepada penebusan di dalam kebenaranNya tidak menyenangkan Allah, tetapi membuatNya murka. Karena mereka sudah melawan kebenaran Allah, mereka hanya bisa menjadi musuhNya.
Yohanes 3:5 mengatakan bahwa, “Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Inilah sebabnya anda harus menyelesaikan semua masalah dosa anda dengan percaya kepada Injil air dan Roh dan di dalam kebenaran Allah. Injil air dan Roh sudah menjadi kebenaran Allah yang bisa memberikan kepada anda pengampunan dosa dan kebenaranNya. 
Kalau anda ingin memiliki jenis iman yang akan membenarkan anda di dalam kebenaran Allah, anda harus mengikuti dan percaya kepada Firman air dan Roh yang mengandung kebenaran ini. Anda juga harus menyadari bahwa, supaya hati anda dipenuhi dengan iman kepada kebenaran Allah, anda perlu membuang kebenaran anda sendiri. Yang dikatakan Paulus adalah bahwa orang Israel dan juga orang-orang non Yahudi harus membuang pengejaran mereka atas kebenaran mereka sendiri kalau mereka ingin menerima kebenaran Allah.
Allah memberikan anak kepada Abraham sebagai buah iman kepada kebenaran Allah. Kebenaran Allah muncul di dalam Firman air dan Roh. Semua orang yang percaya Firman kebenaran menjadi orang benar. Ribka, istri Ishak, mengandung anak kembar, dan sebelum mereka lahir, atau melakukan apa-apa, dikatakan bahwa “Yang tua akan melayani yang muda.” Dari bagian ini, beberapa orang menyimpulkan bahwa Allah bukan Allah yang adil, dan bahwa ini adalah kesimpulan yang salah. 
Ini karena Allah sudah tahu iman masa depan Yakub dan Esau, bahkan ketika masih ada di dalam rahim Ribka. Rahasia kebenaran Allah tersembunyi di dalam Injil air dan Roh. Karena Esau adalah orang yang membanggakan kebaikannya sendiri, Allah melihat dia tidak memiliki hubungan apapun dengan kebenaranNya, dan inilah sebabnya Allah membenci Esau. Yakub, sebaliknya, adalah orang yang percaya kepada kebenaran Allah dan memberikan segala kemuliaan hanya bagi Dia; dan kemudian, Allah tidak bisa melakukan yang lain kecuali mengasihi dia. 
Bahwa Allah mengasihi Yakub dan membenci Esau, dengan demikian, adalah keadilan yang didasarkan kepada kebenaran. Allah tidak menyukai orang-orang seperti Esau, yang membanggakan kekuatannya sendiri tanpa percaya kepada kebenaran Allah, tetapi Ia berkenan dan mengasihi orang-orang seperti Yakub, yang mengenal kelemahannya dan hanya percaya kepada kebenaranNya. 
Manusia sering salah paham akan kebenaran Allah dengan mempertanyakan bagaimana Allah melakukan yang demikian kepada Ishak. Mereka berpikir bahwa kalau Allah mengasihi seseorang sementara membenci yang lain, pasti ada yang salah dengan Allah, dan mereka mungkin bahkan menolak untuk percaya kepada Yesus karena mereka memikirkan dia sebagai Allah ketidakadilan. 
Tetapi bagaimana bisa Allah tidak adil? Kalau seseorang berpikir Allah itu tidak adil, ini hanya menunjukkan kenyataan bahwa ia tidak memiliki pemahaman yang benar mengenai kebenaran Allah. Lebih lagi, sangat tepat kalau dikatakan bahwa mereka, dengan tidak percaya kepada kebenaran Allah, menutupi kebenaranNya dengan kebenaran manusia mereka yang menjadi kesalahan besar di hadapan Allah. Semua orang harus membuang kebenaran mereka di hadapan kebenaran Allah dan percaya kepada Firman Injil air dan Roh. 
Inilah satu-satunya cara percaya kepada Firman penebusan yang mengandung kebenaran Allah. Bahwa Allah itu tidak adil itu hanyalah bayangan manusia sendiri, yang muncul karena ketidaktahuan mengenai dalamnya tujuan Allah, yang ditetapkan dalam rencana dan penentuanNya. Rencana kebenaran Allah adalah untuk menyatakan kebenaranNya di hadapan kita. Karena Allah mengetahui masa depan anak kembar itu, Allah merencanakan sesuai dengan itu di dalam kebenaranNya dan menetapkan untuk mengasihi salah satu yang percaya.
Kita harus mengerti dan percaya kepada kebenaran Allah di dalam rencanaNya. Siapa, di antara Yakub dan Esau, yang dipanggil oleh Allah? Tuhan mengatakan bahwa Ia “datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa.” Kebenaran Allah, dengan kata lain, memanggil orang-orang seperti Yakub. Mengenai Esau, dia tidak hanya tidak menanggapi panggilan kebenaran Allah, tetapi ia juga membanggakan kebenarannya sendiri. Inilah sebabnya Esau dibenci sementara Yakub menjadi orang yang menjawab panggilan kebenaran Allah. 
Semua kebenaran Alkitabiah ini harus dimengerti di dalam iman yang mengenal dan percaya kepada kebenaran Allah. Kalau seseorang berusaha menyelesaikan teka-teki mengenai penentuan Allah tanpa pemahaman yang benar akan kasih kebenaran Allah, ia akan jatuh ke dalam perangkap yang dibuatnya sendiri, yang membawanya kepada kebinasaan.
Allah menetapkan penentuan untuk menyatakan kasih kebenaranNya. Yakub adalah orang yang mengenal kekurangannya ini dan percaya kepada Firman kebenaran Allah. Bahwa Allah mengasihi Yakub sementara Ia membenci Esau itu memang adil. Di dalam pandangan Allah, semua orang layak menerima murkaNya, tetapi Ia menyediakan penebusanNya untuk semua yang percaya kepada kebenaranNya. Mereka yang mengenakan belas kasihan dihadapan Allah adalah mereka yang tidak membanggakan kebenaran mereka sendiri, tetapi percaya kepada kebenaran Allah sebagai penebusan mereka. Mereka adalah orang-orang yang mengakui, “Aku layak dihukum ke neraka karena dosa-dosaku. Tuhan Allah, kasihanilah aku, dan ajar aku akan kebenaranMu.” 
Allah memberikan pengampunan dosa hanya kepada mereka yang percaya kepada kasih kebenaran Allah, dan inilah rencana Allah untuk menjadikan kita anak-anakNya yang sudah dinyatakan kepada kita. Anda tidak boleh salah paham akan rencana Allah untuk mengasihi Yakub dan membenci Esau. Kalau, kebetulan, anda tidak memahami secara benar akan kebenaran Allah, maka inilah saatnya anda percaya lagi kepada kasih kebenaran Allah di dalam kebenaranNya. 
Saya percaya kepada kebenaran Allah. Mereka yang bisa mengerti dengan benar akan kasih kebenaran Allah juga bisa percaya dengan benar akan Penyediaan kebenaran Allah di dalam kebenaranNya. Tetapi hanya sedikit di dunia ini yang memiliki pemahaman yang benar mengenai rencana kebenaran Allah dan percaya kepada hal itu, dan banyak yang dihinggapi kesalahpahaman akan Allah. 
Orang-orang ini berpikir bahwa, karena Alkitab mengatakan bahwa Allah membenci Esau, ada orang-orang yang ditetapkan oleh Allah untuk secara sewenang-wenang dibenci olehNya, dan memang nasib mereka untuk dibenci Allah. Allah adalah hakim yang benar dan adil di dalam kebenaranNya. Allah ingin memberikan kepada kita masing-masing anugerah belas kasihan dan kasih kebenaranNya.
Allah ingin memberikan kepada kita kebenaranNya melaui Yesus Kristus, dan Ia mengenakan kepada mereka yang percaya kepada kebenaranNya di dalam belas kasihanNya dan menjadikan mereka anak-anakNya.
Kebenaran ini dinyatakan di dalam Perjanjian Baru dalam Matius 9:12-13 dimana Yesus mengatakan, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti Firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Mereka yang sehat tidak membutuhkan tabib dan bahkan mungkin menganggap mereka mengganggu. Sama seperti orang tidak menyadari pentingnya tabib kalau mereka sedang sehat, mereka juga tidak menyadari pentingnya menerima kebenaran Allah ke dalam hati mereka dengan mempercayainya. Tanpa mengerti kebenaran Allah, mereka sibuk mengejar kebenarannya sendiri. 
Tetapi orang-orang berdosa harus membuang kebenarannya sendiri dan percaya kepada kebenaran Allah. Anda bisa menjadi Esau atau Yakub di hadapan Allah. Anda ingin menjadi seperti siapa? Pahala dan penghukuman Allah akan tergantung kepada keputusan anda apakah mau percaya kepada penebusan kebenaran Allah atau tidak.
 

Tidak ada yang salah dengan Allah 
 
Semua orang pada dasarnya adalah makhluk yang bersaing. Beberapa di antaranya mungkin lebih pintar dan lebih berhasil dan beberapa melakukan lebih banyak kebaikan bagi orang lain. Tetapi tanpa pemahaman dan iman kepada kebenaran Allah, mereka tidak akan berkenan kepada Allah. Semua orang—anda dan saya, bahkan orang Israel, dikutuk untuk masuk neraka di hadapan Allah. Namun demikian, kita sudah dibenarkan, bukan oleh usaha kita sendiri, pekerjaan, atau kekuatan, tetapi hanya oleh iman kepada kebenaran Allah saja.
Karena Allah sudah tanpa pilih kasih dan adil memberikan kepada semua manusia kasih kebenaranNya, semua yang percaya kepada hal ini bisa dibebaskan dari segala dosa mereeka. Allah bukan Allah yang tidak adil, seperti yang mungkin anda pikirkan.
Apakah seseorang menerima berkat penebusan Allah atau tidak tergantung kepada keputusannya menerima atau menolaknya. Inilah sebabnya beberapa orang telah menjadi bejana murka sementara beberapa yang lain menjadi bejana belas kasihan. Yakub, lebih jelasnya, menjadi bejana belas kasihan, sementara Esau menjadi bejana murka.
Tetapi beberapa teolog yang tidak menerima Roh Kudus sering meremehkan Allah. Mereka berkata, “Lihat, tidakkah Allah yang membuat Firaun menjadi bejana murka? Perhatikan Yakub dan Esau! Perhatikan Ribka! Perhatikan apa yang dilakukan penjunan itu! Tidakkah Allah membuat seseorang menjadi bejana kemuliaan sejak awalnya? Ini hanya nasib saja!” Logika mereka demikian: beberapa orang sudah dipilih menjadi anak-anak Allah bahkan sebelum ia lahir; dan orang-orang yang demikian ditentukan dan dipilih untuk mengenakan kasih Allah dan menjadi anak-anakNya, sementara yang lainnya ditentukan untuk masuk neraka. Demikianlah pemilihan oleh Allah diserang. Tetapi Allah memberikan kebenaranNya kepada semua manusia, dan Ia tanpa belas kasihan memilih mereka yang mempercayainya.
Kita dibenarkan dengan percaya kepada kebenaran Allah, ketika, nyatanya, kita bukanlah umatNya sebelumnya. Allah bisa menerima iman kita karena kita dibenarkan dengan percaya kepada Injil air dan Roh melalui SabdaNya. Inilah kebenaran Injil yang menunjukkan kuasa Allah yang ajaib.
Sebenarnya, kita tidak memiliki Allah di dalam diri kita, dan semua berdosa, tetapi dengan percaya kepada kebenaran Allah kita menjadi umatNya. Injil air dan Roh, yang kepadanya kita percaya, bukan Injil yang tidak lengkap, tetapi Injil yang lengkap dan sempurna. Kita harus memuji Allah karena memberikan kebenaran kepada kita yang dengannya kita bisa menerima kebenaranNya.
Hidup kita mungkin penuh masalah, tetapi jangan pernah lupa akan kebenaran Allah karena Allah sudah mengajarkan kepada kita keajaiban kuasaNya. Orang yang paling berbahagia di dunia ini adalah orang yang mengenal kebenaran Allah. Kepada mereka yang percaya kepada Allah, Allah Tritunggal menjadi Bapa yang penuh belas kasihan. Ia juga Allah kudus kita. Ia menaruh iman kepada kebenaran Allah di dalam jiwa mereka yang mempercayainya. Kita menjadi anak-anak Allah dan penerima anugerah dan berkatNya dengan mengenal dan percaya kepada kebenaranNya. 
Namun banyak orang masih dikuasai oleh dorongan untuk melakukan perbuatan baik. Memberi persembahan, melayani secara sukarela di gereja, memberi sumbangan yang besar kepada gereja untuk bersaing dengan orang lain—mungkin anda mengira semua itu perbuatan baik, tetapi semuanya tidak bisa dan tidak akan menyelamatkan anda. Memusatkan diri kepada pekerjaan itu saja tidak menandakan adanya iman anda kepada kebenaran Allah, tetapi tanda bahwa anda mengejar kebenaran anda sendiri. Mereka yang dikuasai oleh dorongan untuk berusaha dengan daging sendiri adalah sedang melawan Allah. Mereka yang tidak mengenal kebenaran Allah adalah orang-orang yang dikuasai dengan hal-hal kedagingan yang demikian. 
Kitab Suci mengatakan kepada kita bahwa keselamatan Allah tidak diberikan kepada mereka yang mengejarnya, tetapi hanya kepada mereka yang percaya kepada kebenaranNya. Kebenaran ini hanya bisa diterima dengan percaya kepada Allah kita yang penuh belas kasihan. Bukan pekerjaan kita yang membuat kita dikasihi Allah, tetapi hanya dengan percaya kepada kebenaranNya kita menerima kasih yang penuh belas kasihanNya. Inilah sebabnya iman yang benar tergantung sepenuhnya kepada apakah kita mengenal dan percaya kepada kebenaran Allah atau tidak. 
Tidakkah kita memang tidak berguna sejak awal? Tetapi kemudian bukankah, karena iman kita kepada kebenaran Allah, kita menjadi sangat terhormat? Kita bisa memelihara iman kita sampai akhir dengan percaya kepada kebenaran Allah dan bermegah kepada kenyataan bahwa kita sekarang sudah menjadi anak-anakNya. 
Banyak orang di dunia ini yang melakukan kejahatan dan mengatakan kalau tidak an da Allah, tetapi Allah berbelas kasihan kepada kita karena kita percaya kepada kebenaranNya. Kita sungguh-sungguh terhormat di hadapan Allah dan kemegahan kita akan Allah memang layak. Kita mungkin menghadapi banyak cobaan dan kesengsaraan sementara ada di dunia ini, tetapi kita semua secara rohani kaya dan berbahagia. Kita harus mengikuti kebenaran Allah dan memuliakan Yesus.
Allah membuat semua orang berdosa menjadi anak-anakNya, tidak berdosa, benar dan sempurna di hadapan Allah. Kita harus menyadari kepada siapa kebenaran Allah datang. Kebenaran Allah ini sudah menutupi semua kekurangan kita dan membersihkan semua dosa-dosa kesalahan kita. Apakah kita percaya kepada kebenaran ini atau tidak sepenuhnya tergantung kepada anda. Anda, juga, sudah diselamatkan secara sempurna dari dosa-dosa anda dengan kebenaran Allah. Apakah, kemudian, yang akan anda lakukan? Apakah anda akan menunda keputusan anda sampai besok? 
Kiranya kebenaran Allah menyertai anda.