Search

説教集

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 7-3] Alasan Mengapa Kita Bisa Memuji Tuhan (Roma 7:5-13)

(Roma 7:5-13)
“Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut. Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat. Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: “Jangan mengingini!” Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati. Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup, sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian. Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku. Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. Jika demikian, adakah yang baik itu menjadi kematian bagiku? Sekali-kali tidak! Tetapi supaya nyata, bahwa ia adalah dosa, maka dosa mempergunakan yang baik untuk mendatangkan kematian bagiku, supaya oleh perintah itu dosa lebih nyata lagi keadaannya sebagai dosa.”
 

Saya memuji Tuhan yang sudah memimpin saya sampai sekarang
 
Saya memuji Tuhan yang sudah memimpin saya bertemu anda, umat Allah yang berharga. Saya dengan tulus bersyukur kepadaNya karena memberkati saya dengan kehidupan yang bahagia sampai hari ini. Allah selalu menyertai saya dan memberi anugerah kepada saya, meskipun ada saatnya saya merasa lemah, mengalami kesulitan, penderitaan dan kelemahan di dalam diri saya dalam banyak peristiwa. Ia sudah hidup dan menyertai saya sepanjang kehidupan saya, baik dalam masa sulit maupun sukacita saya. Tidak ada satu saatpun dimana Ia meninggalkan saya sendiri, tidak sedetikpun.
Betapa Allah memberkati kita. Kalau Allah itu seperti kita, mungkin Ia akan memberi anugerah kepada kita dua atau tiga kali, tetapi kemudian akan kehabisan kesabaran. Tetapi Allah itu bukan manusia, dan kesabaranNya tidak ada batasnya. Ia senantiasa mencurahkan kepada kita anugerah yang tidak ada hentinya bagi kita, apakah kita sedang melakukan kebaikan atau tidak, apakah kita taat kepada FirmanNya atau tidak. Dengan Allah yang mengasihi demikian, kita tidak bisa tidak memuji, menyembah dan melayani Dia. Raja Daud memuji Tuhan sepanjang kehidupannya, bersyukur kepadaNya karena memperhatikan dia setiap kali ia mengalami kesulitan dan masalah di dalam kehidupannya. Ia mengakui, “Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dan dengan Allahku aku berani melompati tembok” (Mazmur 18:29).
Betapa Allah sudah memberkati kita! Kita tidak akan pernah cukup memuji Dia. Apakah kita puas kalau kita membangun gereja yang sebesar seluruh dunia? Apakah kita puas kalau kita membangun gereja yang mencapai langit? Tentu saja tidak! Kita bisa membangun gereja yang paling besar dan paling indah yang bisa kita bayangkan, tetapi bukan ukuran dan keindahan gereja yang menjadi masalah, tetapi kenyataan bahwa Allah bekerja dengan sangat berharga dalam memanggil jiwa-jiwa, menjadikan mereka mendengar firmanNya dan membuat mereka dilahirkan kembali melalui percaya kepada FirmanNya. Dan tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali memuji Tuhan untuk semua berkatNya. Kita bersyukur kepada Allah karena mengijinkan kita melayani Dia, menghasilan buah-buah dari pekerjaanNya dari apa, yang pasti, akan terbuang kalau kita tidak hidup demikian.
Tidakkah anda bersyukur bahwa Allah mengijinkan anda duduk di sebuah pusat retreat? Allah kita sudah memberkati kita dengan anugerahNya yang tidak terbatas dan yang sudah menjaga kita seperti biji mataNya. Siapakah kita dan apakah yang kita lakukan sampai kita layak mendapat kasihNya? Kita bukan siapa-siapa, dan kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi Allah sudah menjadikan kita berharga di hadapanNya, bukan karena kita memiliki apa-apa untuk kita tunjukkan, tetapi karena kita sudah dilahirkan kembali. Kita sama sekali tidak berharga sebelum kita bertemu Yesus Kristus. Allah menjadikan kita, yang melayang-layang dalam kemarahan kita dan tersesat di padang gurun, ditentukan untuk mati dan lenyap menjadi debu dan tanah, sebagai anak-anakNya.
Betapa indah dan ajaibnya kasih yang diberikan Allah kepada kita! Puji Tuhan! Dari semua jiwa yang ada di dunia ini, Allah sudah menyelamatkan kita dengan kasihNya yang tidak bersyarat dalam kebenaranNya. Ada banyak hal lain di dalam keselamatan selain pembebasan. Itu berarti bahwa jiwa kita sekarang berhubungan dengan Allah. Itu berarti bahwa kasihNya sekarang menjadi milik kita. Itu berarti bahwa berkat-berkatNya, juga, milik kita yang bisa kita mintakan. 
Dengan bimbingan dan penghiburan yang ajaib dari Allah saja kalau kita masih bisa menemukan diri kita di dalam gerejaNya. Kalau bukan Allah yang menjaga kita di sini, bagaimana kita bisa berada di sini? Kalau bukan Dia yang mengasihi dan memberkati kita, bagaimana kita bisa memberitakan Injil dan melayani Dia? Kita bisa melayani Allah karena Dia hidup, menyertai kita, dan memberkati kita.
Kalau Tuhan tidak menjaga dan memberkati kita, kita tidak akan bisa memuji Dia sebelumnya, dan juga sekarang ini. Allah sudah mengasihi, memberkati, mendorong dan menyelimuti kita dengan tangan belas kasihanNya sehingga kita bisa melayani, mengikuti, memuji dan menyembah Dia. Benar bukan? Kita memuji Tuhan dengan segenap hati kita karena pekerjaanNya yang ajaib dan kasihNya yang tidak berkesudahan untuk kita.
Allah sudah melakukan begitu banyak bagi mereka yang diselamatkanNya. Bahwa Ia sudah membebaskan kita, dan bahwa Ia terus menguatkan iman orang-orang kudus yang dilahirkan kembali, adalah bukti bahwa Allah masih memegang kita, dan bahwa Ia menjaga kita. Allah bekerja dan menggenapi kehendakNya melalui kita.
Saya percaya bahwa Allah sudah memberkati semua gerejaNya, jemaat orang-orang yang dilahirkan kembali, di seluruh dunia dan akan memberkati mereka selamanya. Kita sudah mengalami banyak kesulitan, tetapi Allah senantiasa beserta dengan kita, membuat kita bertahan dan senantiasa melakukan pekerjaanNya, menguatkan roh kita dan mempersiapkan hati kita untuk memiliki iman yang diperlukan untuk menerima lebih banyak berkat. Betapa agung anugerahNya! Saya bersyukur kepada Tuhan sekali lagi.
 
 


Kita bisa memuji Tuhan dengan segenap hati kita 

 
 
“Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut. Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat” (Roma 7:5-6). Alkitab mengatakan bahwa ketika kita ada di dalam daging, kehendak dosa yang dibangkitkan oleh hukum bekerja di dalam anggota tubuh kita untuk menghasilkan buah-buah kematian. Tetapi, Alkitab mengayakan juga, “Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.”
Bisakah daging dibebaskan dari kehendak dosa? Manusia memiliki dua sisi keberadaan. Yang pertama adalah daging dan yang kedua hati. Daging tidak bisa mencapai kebenaran Allah bagaimanapun kerasnya ia berusaha. Juga tidak bisa mentaati hukum Allah. Daging kita tidak pernah bisa mentaati hukum Allah meskipun setelah kita dilahirkan kembali, bagaimanapun kerasnya kita berusaha. Itulah sebabnya Paulus mengatakan, “Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut. Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita.”
Roma 4:15 mengatakan, “Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.” Kita harus memuji Allah dari dalam hati kita. Allah membuat kita memuji Dia dengan pembaharuan Roh, bukan dengan keadaan lama menurut huruf hukum Taurat, karena kita yang dikuasai hukum Taurat sudah dikutuk dengan murka hukum Taurat.
Daging berbeda dengan hati. Daging terbatas tetapi hati bisa menerima Firman Allah dan memuji Dia dengan iman. Hati juga bisa dibebaskan dari dosa.
Kita sudah mati untuk hukum Taurat. Saya mati karena saya sudah mati kepada apa yang mengurung saya. Daging kita sudah mati terhadap Allah. Dengan daging, kita tidak bisa menjangkau kebenaranNya dan tidak bisa dibenarkan di hadapan hukum Allah. Daging tidak bisa menghindar dari hukuman. Tetapi Allah Bapa mengutus anakNya yang Tunggal, Yesus Kristus dan menanggungkan semua murka hukum Taurat kepadaNya, yang kemudian disalibkan menggantikan kita. Allah dengan demikian memampukan kita untuk melayani Tuhan dengan iman di dalam pembaharuan Roh, bukan dengan keadaan lama menurut huruf hukum Taurat, yang membuat kita yang terkurung oleh hukum Taurat, berada di bawah hukuman. 
Kita sekarang bisa memuji Tuhan dengan iman. Hati bisa memuji Tuhan, meskipun kita masih ada di dalam daging. Hati kita bisa percaya bahwa Tuhan mengasihi kita. Kita bisa memuji Tuhan kita karena kita percaya bahwa kita sudah mati di dalam Kristus. Allah sudah menyelamatkan kita dari murka hukum Taurat. Allah Bapa mengutus AnakNya Yang Tunggal untuk kita, yang terikat oleh kutuk hukum Taurat dan penghukuman Allah, dan ketika saatnya tiba, Ia menanggungkan segala dosa kita dan murka hukum Taurat kepada AnakNya. Allah dengan demikian menyelamatkan mereka yang menerima kasihNya dan percaya kepadaNya dari segala dosanya, penghukumanNya, dan murka hukum Taurat. Kita memuji Tuhan yang sepenuhnya menyelamatkan kita dari segala dosa kita.
Kita percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah sudah menyelamatkan kita kepada kebenaranNya. Kita mengucap syukur, memuji dan memuliakan Allah dengan segenap hati karena kasihNya. Tetapi apakah kita bisa melakukan semuanya itu dengan daging kita? Tidak. Ketika kita ada di dalam daging, kehendak dosa, yang didorong oleh hukum Taurat, bekerja di dalam anggota tubuh untuk menghasilkan buah kematian. Daging hanya berdiam di bawah murka Allah.
Sekarang kita dibebaskan dari murka hukum Taurat ini dengan iman. Allah membuat kita melayani Dia dengan iman kita kepada kasih dan keselamatanNya, bukan dengan keadaan lama menurut huruf hukum murka Allah, meskipun kita harus dihakimi oleh hukum Taurat.
Tidak ada seorangpun yang bisa melayani Tuhan dengan perbuatan kita. Meskipun kita sudah dilahirkan kembali, kita tidak bisa melayani Dia dengan daging kita. Apakah ada di antara kita yang pernah kecewa ketika mencoba melayani Tuhan dengan daging? Kita tidak pernah bisa melayani Tuhan dengan daging. Kehendak dosa selalu menguasai daging. Kita tidak bisa melayani Tuhan dengan kekuatan daging kita meskipun kita sudah dilahirkan kembali. Kita hanya bisa memuji Allah dan melayani Dia di dalam hati kita dengan iman. Karena itu, ketika anda memuji Allah, percaya di dalam hati anda dan berikan syukur atas kasihNya. Kemudian, daging bisa menjadi alat yang mengikuti iman.
Saya memuji Tuhan yang menyelamatkan kita dari segala murka hukum Taurat, karena saya percaya kepadaNya dengan hati saya. Saya bersyukur kepada Tuhan. Ia sudah menyelamatkan saya sepenuhnya. Ia sudah membebaskan saya dari dosa-dosa harian saya dan dari kutuk hukum Taurat. Janganlah ada keraguan: Tuhan kita sudah menyelamatkan kita. Apapun kelemahan dan kekurangan kita, Allah sudah menyelamatkan kita karena Ia mengasihi kita. Betapa ajaibnya bahwa Allah menjadikan kita orang benar, meskipun kita penuh kekurangan? Betapa luar biasa bahwa Allah mau menjadikan kita hamba-hambaNya?
Kita bisa memuji Allah karena Ia sudah menyelamatkan kita dari murka hukum Taurat. Kita bisa melayani Tuhan dengan Roh dan dengan hati kita. Kita bisa mengikut Tuhan, yang sudah membebaskan kita dari dosa-dosa dan murkaNya. Apakah kita bersyukur kepadaNya? Apakah keselamatan kita tidak menyatakan betapa lemahnya kita? Berapa banyak kita gagal hidup seturut kehendakNya, meskipun kita sudah berusaha sekuat tenaga kita? Berapa banyak kita menyombongkan diri? Berapa banyak kelemahan yang kita miliki? Kita tidak pernah bisa memuji Tuhan dengan daging dan perbuatan kita, tidak sekarang, tidak juga di masa yang akan datang. Kita memuji Allah atas apa yang sudah dilakukanNya dengan hati kita. Hanya dengan hati dan oleh iman kita bisa memuji Tuhan.
 
 


Kita tidak bisa memuji Tuhan dengan daging kita

 
 
Kebenaran kita sendiri akan hancur berantakan ketika kita mengikuti Tuhan. Dunia pikiran dan dunia kedagingan harus dipisahkan. Inilah pemisahan antara roh dengan daging.
Apakah anda percaya kepada hal ini? Tidak ada gunanya bagi kita untuk mencoba dengan daging. Ketika kita menyanyi, bersukacita, memuji, percaya dan mengucap syukur dengan hati kita, daging kita bisa melayani Tuhan, tunduk kepada hati kita. Kita memuji Tuhan dan mengucap syukur kepadaNya atas keselamatan kita, dan menyanyi, “♬Semua dosa-dosa saya sudah lenyap, karena Kalvari; Hidup dipenuhi pujian, semua karena Kalvari; Kristus Juruselamatku hidup untuk membebaskan aku dari dosa; Suatu hari, Ia akan kembali O betapa indah harinya! Semua, ya, semua karena Kalvari.♬” Tetapi kita kadangkala tersandung karena daging. Kita berpikir mengenai diri kita, “Mengapa aku begitu lemah, meskipun aku tidak memiliki dosa?” Kemudian kita mulai bertanya kepada diri kita, “‘♪Segala dosaku sudah lenyap ♪’—itu benar—‘♪Hidup dipenuhi pujian ♪’—itu benar juga— ‘♪Semua karena Kalvari ♪’—semua itu benar, tetapi apa sebabnya aku begitu penuh kelemahan? Akh, dagingku yang memelas sekali!”
Ketika kita merasa sedih, Allah mengatakan kepada kita, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku? Tidakkah engkau tahu bahwa Aku JuruselamatMu? Aku membuat engkau menjadi orang benar.” Kita tidak bisa melayani atau mengikuti Allah dengan daging kita. Kita bisa melayani Allah dengan percaya kepada apa yang dilakukanNya untuk menyelamatkan kita, dengan mengasihi Dia, bersyukur dan memuliakan Dia dengan hati kita. 
Saya ingin agar anda memuji Allah dengan hati anda. Saya juga ingin anda percaya dan mengucap syukur kepadaNya dengan hati anda. Hal-hal itu hanya mungkin melalui hati kita. Semua itu tidak mungkin melalui daging. Daging selalu tidak berubah bahkan setelah kita diselamatkan. Yang dikatakan Rasul Paulus di dalam bagian di atas bisa diaplikasikan dalam keadaan sebelum dan sesudah diselamatkan. Firman Allah adalah sama untuk mereka yang diselamatkan dan yang belum diselamatkan.
 
 


Apakah anda terus menyenangkan Allah dengan daging setelah anda diselamatkan?

 
 
Apakah anda terus menyenangkan Allah dengan daging setelah anda diselamatkan? Apakah anda berpikir anda bisa menyenangkan Allah karena anda berbeda dengan yang lain dan anda melayani Allah lebih dibandingkan dengan mereka? Mereka yang dipenuhi kebenaran mereka sendiri akan suatu hari jatuh ke dalam lumpur. Ada beberapa orang yang sudah mengalami jatuh ke dalam lumpur dan lubang kotoran. 
Ada seorang saudari yang jatuh ke dalam lubang kotoran dalam Pertemuan Alkitab Musim Panas ini. Maksud saya ini sungguh-sungguh kakus, dan untungnya lubang itu belum dipakai. Kalau ada seseorang yang sudah memakainya, maka ia akan masuk ke dalam masalah yang besar. Kami menggali lubang yang cukup dalam dan membuat beberapa kakus di perbukitan itu kalau kami mempersiapkan Pertemuan Alkitab di alam terbuka ini. Kemudian, kami akan meletakkan pijakan kaki di masing-masing toilet itu, tetapi kami belum memantapkan semua pijakan untuk setiap kakus. Karena itu, saudari ini terpeleset dan jatuh ke dalam sebuah lubang. Allah sudah menggali lubang yang demikian bagi mereka yang dipenuhi dengan kebenaran mereka sendiri. Allah ingin agar kita hanya memuliakanNya.
Jiwa saya merasa tidak nyaman dan tidak puas kalau saya menyimpang dari jalan yang benar setelah diselamatkan. Kalau saya memikirkan mengenai apa sebabnya saya merasakan hal ini, saya menyadari bahwa pakaian saya dicemari oleh kenajisan. Saya kemudian mengerti bahwa saya tidak seharusnya menempuh jalan itu, tetapi saya dengan cepat lupa kembali. Segera setelah saya menyadarinya saya bertobat dan mengatakan, “Saya seharusnya tidak melakukan hal ini. Apa yang ada di dalam pikiranku? Oh, Tuhan. Aku memuji Engkau karena menghapus segala dosaku.” Tetapi saya melakukan dosa lagi dalam sekejap saja. Kadangkala saya ada di dalam anugerah Allah dan tiba-tiba saja jatuh ke dalam dosa. Kemudian, saya mendapati diri saya lari dari dosa menuju kepada anugerah Allah. Bolak-balik saya terombang-ambing. Karena itu saya mengeluh dengan duka dan keputusasaan atas keberadaan saya. 
Saya kemudian mengenal bagaimana kotornya saya setelah dosa-dosa saya diampuni. Saya sampai kepada pemahaman yang dalam dan berpikir, “Ini mengerikan. Mengapa saya begitu banyak kelemahan dan lemah, meskipun saya percaya kepadaMu, Allah?” Kehendak dosa, yang didorong oleh hukum Taurat, bekerja di dalam anggota tubuh kita. Saya menyadari bahwa semakin saya berusaha untuk hidup seturut hukum Taurat, semakin daging saya jatuh ke dalam kehendak dosa. Saya kemudian tahu bahwa daging tidak akan pernah bisa mengikut Allah. Saya kemudian bisa melayani Allah dengan mempersembahkan daging saya sebagai alat kebenaran Allah dan memuji apa yang diberkati Allah setelah percaya kepadaNya dengan hati saya.
 
 


Daging hanyalah segumpal kehendak dosa

 
 
Mereka yang tidak tahu bahwa dirinya hanyalah segumpal kehendak dosa menjadi terkejut karena cepatnya mereka jatuh ke dalam dosa ketika mereka sementara berhenti melayani Tuhan. Kita harus percaya kepada Tuhan, memuliakan Dia dan mengikuti Dia dengan hati kita. Mengikut Dia dengan hati adalah berkat anugerah Tuhan. Hanya ketika kita percaya kepadaNya dengan hati kita saja kita bisa mengikut Dia. Ketika kita di dalam daging, kehendak dosa, yang didorong oleh hukum Taurat, bekerja di dalam anggota tubuh kita untuk menghasilkan buah kematian. Ketika kita tidak memuji atau mengikuti Tuhan dengan hati kita, daging kita dengan cepat jatuh ke dalam kehendak dosa. Kita semua memiliki kecenderungan ini, demikian juga Rasul Paulus.
Paulus terus lajang sepanjang hidupnya, memberitakan Injil. Tetapi ia bisa tahu bahwa dosa terus ada melalui kehendak dosa di dalam daging. Ia mungkin juga berpikir, “Saya takut. Saya dipenuhi dengan sukacita beberapa saat yang lalu, tetapi mengapa sekarang aku begitu murung? Apa yang salah denganku? Aku begitu rohani beberapa saat yang lalu, sementara aku merasa seperti sampah sekarang.” Setelah memikirkannya, ia kemudian memahami bahwa ia tidak bisa melayani Tuhan tanpa memisahkan antara daging dari hati. “Aku manusia celaka! Aku tidak bisa melakukan kebaikan dengan dagingku.” 
Daging tunduk kepada hati ketika kita memuji dan mengikuti Allah dengan hati kita. Paulus menyadari kebenaran ini. Kita tidak bisa tidak melakukan dosa. Apakah anda mengerti hal ini? Ketika orang tidak berdosa memuji, percaya dan mengikuti Tuhan dengan hati, daging mengikuti kehendak hati. Seseorang mungkin sebelumnya berpikir, “Aku sudah diselamatkan dari dosa. Haleluya. Aku sangat bahagia.” Tetapi semakin banyak kehendak dosa dinyatakan dari orang itu sejalan dengan waktu. Mereka yang penuh dengan kebenarannya sendiri akan lebih mudah dikecewakan oleh dirinya sendiri ketika kehendak dosa keluar sedikit demi sedikit. Meskipun mungkin mereka tidak berpikir demikian, mereka sungguh-sungguh lebih buruk dibandingkan dengan pikiran mereka mengenai dirinya sendiri.
Kita harus tahu bahwa daging kita adalah segumpal kehendak dosa. Kita tidak memiliki keyakinan di dalam daging, anda tidak bolseh bersandar kepadanya. Justru, percaya kepada anugerah Allah, muliakan Tuhan, dan ikuti Dia dengan segenap hati anda. Hal itu hanya bisa terjadi dengan hati. Puji Tuhan, karena anugerah Allah yang memungkinkan saya, yang memiliki kelemahan dalam berbicara dan penuh dengan kebenaran diri sendiri, untuk memberitakan Injil! Bagaimana saya bisa melakukannya tanpa anugerah Tuhan? Saya hanya bisa memuji Tuhan saya.
 

Saya bersyukur kepada Tuhan yang memampukan saya memuji Dia
 
Saya bersyukur kepada Tuhan yang sudah menghapus segala dosa saya dan memberikan Roh Kudus kepada kita yang memampukan kita memuji Dia dengan hati kita, bukan dengan daging kita. Kita bisa memuji dan memuliakan Dia karena kita percaya kepadaNya di dalam hati kita.
“Maka oleh karena itu hati kami senantiasa yakin, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan” (2 Korintus 5:6). Saya memuji Tuhan yang menyelamatkan kita dari segala dosa. Saya memuji dan bersyukur kepada Tuhan. Saya memuliakan dan percaya kepadaNya. Tuhan menyelamatkan kita dari segala dosa, meskipun kita ditentukan untuk mati setelah menjalani kehidupan yang penuh kehendak dosa. Ia mengijinkan kita untuk diselamatkan dengan percaya kepada Allah dengan hati kita. Ia memungkinkan kita memuji Dia dan memberikan sukacita kepada kita.
Jangan mencoba melayani Allah dengan kekuatan daging—itu tidak mungkin. Jangan berusaha mencapai kesalehan dengan daging—itu tidak bisa dicapai. Berhentilah dari semua usaha daging. Bagaimana, kemudian, kita bisa mengikut Allah? Jawabannya adalah dengan menggunakan hati kita. Kita bisa melayani Dia dengan hati, dalam pembaharuan Roh. Allah kita sudah menyelamatkan kita, karena itu ikutilah Dia dengan hati anda, yang memampukan anda menerima keselamatan. 
Saya memuji Allah. Berapa banyak orang yang meratapi dirinya? Mereka mengeluh dengan sedih dan menyiksa diri sambil berkata, “Mengapa aku bertindak demikian?” Jangan seperti mereka. Sangat tidak mungkin bagi anda untuk tidak melakukan dosa dengan daging anda. Jangan mencoba melakukan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Saya ingin anda percaya kepada Allah dan memuji Dia dengan hati anda. Daging kemudian akan mengikuti hati. Sudahkah anda berusaha mengikuti Tuhan dengan daging anda dalam waktu lama setelah anda diselamatkan? Apakah anda memiliki masalah melakukan apa yang seharusnya tidak anda lakukan? Kalau demikian, masalahnya adalah bahwa anda sudah berusaha untuk melayani Tuhan dengan daging, bukan dengan hati. Apakah anda tahu apa yang dikatakan oleh mereka yang tidak menghargai dan pemfitnah? Mereka mentertawakan saya, mengejek saya. Tetapi saya hanya tersenyum kepada mereka, karena saya tahu bahwa mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan saya.
Saya bisa memberitakan Injil karena Tuhan sudah menghapus segala dosa saya. Kalau Tuhan belum menghapus segala dosa saya, saya akan dihukum dan mati bagi Allah. Allah menjadikan kita sempurna dengan membuat kita satu dengan Roh. Ia membuat kita orang-orang yang memuji Dia. Ia membuat kita hidup dengan pikiran yang penuh ucapan syukur. Ia membuat kita bersukacita di dalam berkatNya. Puji Tuhan! Puji Tuhan yang menjadikan kita anak-anakNya! Kiranya semua kemuliaan menjadi milikNya dan hanya milikNya.
Tidak pernah terlambat. Tinggalkan keyakinan anda kepada daging anda. Kehendak dosa muncul dari kehidupan kita dalam kesempatan pertama walaupun hanya sangat kecil saja. Daging selalu berusaha untuk membuat dirinya sebagai prioritas melebih kehendak Allah. Inilah sebabnya mengikut Allah hanya mungkin melalui iman. Itu tidak mungkin dilakukan dengan daging. Jangan mendustai diri anda setelah anda diselamatkan. Masih mungkin bagi anda untuk jatuh, meski ada keselamatan kita, karena kita tahu dengan baik bahwa daging senantiasa tidak sempurna dan lemah. 
Kita adalah orang-orang Roh, orang-orang iman. Jangan letakkan keyakinan anda di dalam daging anda. Ulangi perkataan saya: “Daging saya adalah seperti keranjang sampah.” Saya ingin anda mengingat ini. Jangan percaya kepada diri anda sendiri. Kita harus percaya dan mengikuti Allah dengan hati kita. Saya bersyukur kepada Tuhan dan memuji Dia karena menyelamatkan kita dari semua murka hukum Allah. Haleluya!