Search

คำสอน

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 2-1] Pendahuluan Kepada Roma Pasal 2

Di dunia ini, dua kelompok, orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen, percaya kepada Allah dan di antara orang-orang itu, ada yang percaya kepada Yesus dan ada juga yang tidak. Allah menganggap bahwa iman mereka yang tidak percaya kepada Yesus itu kesia-siaan. Namun, masalah yang paling serius yang dihadapi oleh orang-orang Kristen adalah bahwa mereka dalam taraf tertentu percaya kepada Yesus tetapi belum dilunaskan hutang dosanya. Rasul Paulus berbicara mengenai tema ini di dalam Roma pasal 2 bukan hanya kepada orang-orang Yahudi dan Yunani tetapi juga kepada orang-orang Kristen zaman sekarang.


Orang-orang Yahudi mudah menghakimi orang lain 


Rasul Paulus menyinggung mengenai orang-orang Yahudi dan juga orang-orang Kristen yang memiliki jenis iman yang sama. Dalam Roma 2:1, Paulus mengatakan, “Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain,” menunjuk kepada mereka yang dicemari oleh perasaan superioritas karena menjadi orang-orang Yahudi atau orang-orang Kristen. Bahkan orang-orang yang belum dilahirkan kembali setelah percaya kepada Allah tahu apa yang salah berdasarkan hukum nurani di dalam hati mereka. Itulah sebabnya mereka melarang orang lain mencuri. Namun, mereka melakukan perzinahan dan tidak mentaati firman Tuhan, tetapi menuntun orang lain dengan perintah Allah saat menunjukkan diri mereka sebagai orang-orang yang percaya kepada Allah. Mereka adalah orang-orang, di antara orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen, yang belum dilahirkan kembali. 
Mereka yang percaya kepada Allah melarang orang lain menyembah berhala atau membunuh, dengan menyombongkan diri sebagai orang yang mentaati hukum Allah. Karena itu, mereka tidak menghormati Allah dengan melanggar hukum-hukumNya. 
Orang-orang yang tidak mengenal kebenaran Allah, tetapi percaya kepada Yesus, juga mengatakan bahwa Yesus adalah Juruselamat mereka. Tetapi iman mereka tidak didasarkan kepada kebenaran Allah, karena itu mereka melawan kebenaran Allah yang sejati yang sudah menghapuskan segala dosa mereka. Mereka sendiri tidak tahu bahwa mereka melawan orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Allah. Kita bisa melihat bahwa ada banyak orang yang menyebut diri Kristen tetapi menolak Injil yang berisi kebenaran Allah, tanpa mengenal kasih Yesus, atau sunat rohani. Mereka mengaku mengikuti kehendak Allah, tetapi sebenarnya mereka tidak menerima Yesus dan sudah menyalibkan Dia di kayu Salib dengan tuduhan penghujatan bahwa Yesus mengaku diriNya sebagai Anak Allah. 
Rasul Paulus mengatakan bahwa Yahudi lahiriah bukanlah orang Yahudi, tetapi Yahudi batiniah yang sungguh-sungguh Yahudi. Mereka mengatakan bahwa mereka umat Allah dan bahwa mereka adalah bagian dari bangsa Allah. Tetapi bagaimana mungkin orang-orang Yahudi itu percaya kepada Allah saat mereka menolak Yesus sebagai Juruselamat mereka?
Rasul Paulus mengatakan, “Sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah” (Roma 2:29). Orang-orang yang percaya kepada sunat rohani adalah orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Allah. Mereka adalah orang-orang benar karena iman. 
Dari siapakah seharusnya orang-orang yang percaya kepada Allah menerima pengakuan dan pujian? Mereka seharusnya menerimanya dari Allah. Paulus berkata, “Pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah” (Roma 2:29). Kalau kita percaya kepada kebenaran Allah, kita akan mendapatkan pujian dan menerima pahala dariNya. Kalau anda hanya percaya kepada Yesus secara lahiriah tetapi masih menyimpan dosa di dalam hati anda, anda sebenarnya tidak percaya kepada kebenaran Allah; anda hanya mencemooh Dia. Karena itu, anda akan menerima penghukuman sebagai orang yang tidak percaya.
Siapakah orang-orang yang mengabaikan kebenaran Allah? Mereka adalah orang-orang yang lebih mengikuti apa yang dikatakan manusia dibandingkan dengan apa yang dikatakan Allah. Mereka mengelompokkan diri menjadi berbagai macam sekte keagamaan di dalam kekristenan dan menentang Allah. Mereka menolak dan menentang kebenaran dari keselamatan Allah dengan kekuatan mereka yang disatukan. Bisakah anda membayangkan penghukuman macam apa yang akan menimpa orang-orang yang demikian?

Penghukuman bagi orang-orang yang menentang Allah


Ayat 8 dan 9 mengatakan, “Tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani.” 
Penderitaan dan kesesakan akan menimpa masing-masing orang yang melakukan kejahatan. Di sini “kesesakan” adalah penghukuman yang akan diterima di neraka. Kepada mereka yang melakukan kejahatan, ada penderitaan dan kesesakan yang akan menimpa. 
Kutukan apa yang akan menimpa orang-orang yang menolak untuk menerima Allah? Allah menurunkan penghukuman yang sangat mengerikan kepada mereka yang menolak kasihNya. Bagaimana anda bisa membayangkan bahwa mereka yang menentang kasih Allah, yang berasal dari sunat rohani, bisa hidup dengan damai sejahtera dalam tubuh dan jiwanya? Beberapa orang menjalani kehidupan yang rusak sekarang dan juga setelah mereka mati karena mereka memang layak menerima murka Allah. Mereka sudah menentang kebenaran Allah dan tidak bisa mendapatkan kepuasan di dalam hati mereka. Mereka tidak mengenal kasih yang berasal dari sunat rohani; bahkan setelah mereka pergi ke gereja mengaku percaya kepada Yesus, mereka masih menderita karena dosa-dosa mereka tidak dibayar lunas. 
Anda tidak bisa mengenal rahasia ini hanya karena anda percaya kepada Yesus. Hanya orang-orang yang percaya kepada kebenaran Allah bisa mengertinya. Pahamilah wahai anda yang salah percaya kepada Allah bahwa anda juga harus memahami dan percaya kepada Injil air dan Roh, yang adalah kebenaran Allah. Kemudian anda akan bisa membebaskan diri anda dari kutuk penderitaan. 
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa ia masih memiliki dosa di dalam hatinya meskipun ia sudah percaya kepada Yesus, itu berarti bahwa ia percaya dengan cara yang salah dan harus percaya kepada Injil yang benar yang mengandung kebenaran Allah. Tidak peduli apapun denominasi dari orang yang percaya kepada Yesus, kalau mereka mengaku percaya kepadaNya, tetapi masih memiliki dosa di dalam hati mereka, mereka masih melakukan dosa mengabaikan kebenaran Allah. Apakah hasil yang benar dari percaya kepada Allah? Kalau anda percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dengan benar, anda akan menjadi tidak berdosa. Namun, kalau anda masih memiliki dosa di dalam hati anda meskipun anda sudah percaya kepada Yesus, itu berarti bahwa anda tidak sungguh-sungguh mengerti kebenaran Allah. 

Tuhan yang sudah menyelamatkan semua orang berdosa dari segala dosa mereka sudah menjadi manusia, menyelamatkan orang-orang berdosa, dan menjadi Juruselamat bagi semua orang yang percaya. Lalu, bisakah seseorang yang sungguh-sungguh percaya kepada air dan Roh Kudus tetap memiliki dosa? Orang itu tidak akan memiliki dosa kalau dia sudah sungguh-sungguh percaya kepada kebenaran Allah sejak saat ia percaya kepada Yesus. Tetapi karena seseorang mengabaikan kebenaran Allah saat ia percaya kepada Yesus, itulah yang menyebabkan hatinya masih tetap memiliki dosa. 
Karena itu, anda harus melepaskan diri dari kekerasan hati anda sekarang ini juga. “Aku sudah percaya kepada Yesus secara salah! Lalu dengan cara bagaimana aku harus mengenal dan percaya kepada Yesus? Aku sudah tahu bahwa Salib penting dalam kepercayaan saya kepada Yesus, tetapi baptisanNya juga sesuatu yang sangat penting juga. Sekarang aku mengerti bahwa Yesus disalibkan di kayu Salib dan menerima penghukuman karena Ia menanggung dosa dunia melalui baptisanNya.” Anda harus menyadari kebenaran ini dan mempercayainya.
Mereka yang tetap berkeras hati terhadap Tuhan akan menerima hukuman Allah yang sesuai. Akibatnya adalah dibuang ke dalam api neraka. Itulah sebabnya Matius 7:22 mengatakan, “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?” Ketika Tuhan datang kembali, mereka yang tidak percaya kepada kebenaran Allah dan memiliki dosa di dalam hati mereka saat di luarnya berpura-pura percaya kepada Yesus akan dihakimi di depan Allah. Mereka akan berkata kepada Tuhan, “Bukankah aku percaya kepadaMu dengan baik? Bukankah aku sudah mengusir setan di dalam namaMu dan berbicara dalam bahasa roh? Bukankah aku sudah melayaniMu, Tuhan?”
Namun, Tuhan akan berkata, “Enyahlah kalian, orang-orang yang melakukan kejahatan (ini menunjuk kepada orang-orang yang tidak percaya kepada kebenaran Allah)! Bagaimana engkau bisa berkata bahwa engkau percaya kepadaKu padahal engkau tidak percaya kepadaKu dengan tidak percaya bahwa Aku menghapus segala dosamu dengan menerima baptisan dan mati di kayu Salib? Pendusta, engkau harus masuk ke dalam api kekal yang membara. Dosamu adalah menjadi nabi palsu yang membawa banyak orang ke neraka.” Mereka yang tidak percaya kepada kebenaranNya serta melepaskan kekerasan kepalanya akan menerima murka Allah. 

Contoh yang terbesar untuk hal ini adalah tentang orang-orang Yahudi, dan mereka tetap keras hati di hadapan Allah. Sampai hari ini, mereka tidak percaya kepada kebenaran Allah melalui Yesus Kristus. Bahkan di antara kaum Protestan, ada begitu banyak orang-orang Kristen yang keras hati yang mengatakan bahwa dosa-dosa harian mereka bisa diampuni setiap kali mereka menaikkan doa pertobatan. Orang-orang ini harus melepaskan kekeras-kepalaan mereka yaitu ketidak-percayaan mereka kepada kebenaran Allah untuk menghindar dari murkaNya.
Apakah Yesus mengampuni mereka atas kejahatan mereka setiap kali mereka bertobat dan menaikkan doa-doa meminta pengampunanNya setiap hari? Tidak. Yohanes Pembaptis, yang adalah Imam Besar Perjanjian Lama yang terakhir dan wakil dari seluruh umat manusia, membaptiskan Yesus 2000 tahun yang lalu dan Ia mencurahkan darahNya di kayu Salib. Dengan demikian, Ia menggenapi kebenaran Allah dan menghapuskan dosa seluruh manusia sekaligus.
Di mana Yesus menanggung dosa kita? Yesus mempertanggungkan kepada diriNya sendiri semua dosa-dosa manusia sekaligus ketika Ia dibaptiskan di sungai Yordan oleh Yohanes. Ia juga menyelamatkan orang-orang percaya selama-lamanya dari dosa dengan naik ke Golgota untuk mencurahkan darahNya di kayu Salib dan menerima penghukuman untuk semua dosa. Tetapi semua orang-orang Kristen yang masih berdosa itu keras hati dan tidak percaya kepada kebenaran Allah. Kalau hati mereka sudah dibasuh dari segala dosa di kayu Salib, lalu mengapa mereka harus meminta pengampunan dosa sampai mereka mati? Mereka sangat keras hati. Darah Yesus di kayu Salib itu penting, tetapi baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes juga sangat penting sehingga manusia harus percaya dan memastikan dosa-dosa mereka diampuni sekali untuk bisa mendapatkan kebenaran Allah. 
Semua orang memang keras hati! Tetapi di hadapan Allah, anda harus melepaskan kekeras-kepalaan yang membuat anda menolak kebenaranNya. Orang-orang yang percaya kepada Allah harus taat dan percaya kepada firmanNya. Saya sendiri juga orang yang keras hati, tetapi saya melepaskan sifat itu di hadapan Allah dan menjadi orang benar karena anugerahNya.

Pertobatan yang sesungguhnya adalah melepaskan keras hati dan menerima pengampunan dosa dengan menerima kebenaran Allah di dalam pikiran. Setelah diampuni, kita harus mengubahkan jalan kita yang salah dan mengakui kesalahan kita, berusaha hidup lebih baik secara rohani di hadapan Allah. Yang selanjutnya adalah pertobatan di dalam kehidupan nyata dari seorang kudus yang sudah dilahirkan kembali. 
Mereka yang percaya kepada Yesus, tetapi tidak mengetahui kebenaran Allah akan dibinasakan. Orang-orang ini harus melepaskan jalan keras hati mereka, bertobat, dan percaya kepada baptisan dan Salib Yesus untuk pengampunan dosa mereka (Kisah Para Rasul 3:19). Tuhan memberikan kepada kita perintah untuk menerima pengampunan dosa sekaligus dengan cara percaya kepada kebenaranNya. Kita harus mendengar suara Allah dan mendengar kepada firmanNya supaya bisa menjadi orang-orang benar yang sempurna dan diampuni dari segala dosa kita sekaligus dengan percaya kepada kebenaran bahwa Yesus menghapuskan segala dosa kita melalui baptisan dan salibNya. Ketika seseorang percaya kepada kebenaran Allah, ia akan diampuni dari segala dosa dan menerima Roh Kudus sebagai anugerah. Semua Rasul dan murid-murid Yesus percaya kepada kebenaran Allah dan menerima pengampunan dosa sekaligus. Anda, juga, tidak boleh keras hati di hadapan kebenaran. Anda harus keras hati pada saat yang tepat. Kalau anda tidak memahami sunat rohani dengan baik, anda harus belajar dan percaya kepadanya. Tidak ada artinya untuk tetap berkeras hati. Anda harus bertobat dan percaya.
Manusia menolak kebenaran dan mengejeknya tanpa mengerti kebenaran mengenai sunat rohani. “Itu tidak benar! Bagaimana mungkin seseorang menjadi orang benar kalau ia melakukan dosa setiap hari? Anda tahu, Allah hanya menyebut orang-orang yang percaya kepada Yesus sebagai orang-orang benar meskipun mereka masih berdosa. Itulah Doktrin Pembenaran. Anda tidak disebut sebagai orang benar karena anda sungguh-sungguh tidak memiliki dosa di dalam hati anda.” Namun, anda harus tahu bahwa pengajaran itu adalah pengajaran yang keliru.
Di dalam Alkitab, Allah mengatakan bahwa melalui Injil sunat rohani yang memberikan pengampunan dosa kepada kita, “Aku sudah menghapus dosa-dosamu. Karena Aku sudah menanggung dosamu, engkau menjadi orang benar.” “Apakah kamu percaya kepada kebenaranKu? Kalau kamu percaya kepada firman sunat rohani, maka kamu menjadi salah satu umatKu dan kamu tidak memiliki dosa.” Allah berbicara mengenai pembebasan sempurna dariNya, tetapi orang-orang Kristen duniawai menolak dan menghina orang-orang Kristen yang sudah dilahirkan kembali yang percaya kepada sunat rohani. Mereka berkata, “Bagaimana mungkin seseorang bisa menjadi orang benar ketika ia melakukan dosa dengan tidak henti-hentinya? Anda bisa menyebut seseorang sebagai ‘seumpama tidak berdosa’ hanya melalui Doktrin Pembenaran. Bagaimana mungkin kita berpikir bahwa ada orang-orang yang sungguh-sungguh tidak berdosa? Seseorang tidak bisa tidak berbuat dosa setiap harinya.” Mereka mengolok seperti itu dan tetap berkeras hati karena mereka tidak percaya kepada kebenaran Allah. 
Tetapi Allah memberikan kehidupan kekal kepada mereka yang sabar dalam melakukan kebajikan. Mereka yang mencari kemuliaan, kehormatan dan kekekalan dengan cara bersabar dan bertekun dalam melakukan kebajikan akan menjadi anak-anak Allah, tetapi orang-orang yang tidak demikian akan menerima penghukuman. Setiap orang ingin menjadi anak Allah dan memiliki kehidupan kekal. Yesus memberikan kehidupan kekal kepada mereka yang sungguh-sungguh ingin memiliki hidup kekal dan menjalani hidup yang tidak berdosa. 
“Yang sungguh-sungguh aku kehendaki Tuhan adalah supaya aku percaya kepada pengampunan dosa melalui sunat rohani supaya aku bisa hidup tanpa ada hal-hal yang memalukan di dalam hati nuraniku. Aku mau menjadi anakMu. Aku mau percaya di dalam kebenaranMu dan membuat Engkau bersukacita. Aku mau menjadi tidak berdosa. Selamatkanlah aku dari segala dosaku.” Kepada mereka yang mencari kebenaran keselamatan Allah dan berharap mendapatkan pengampunan dosa, Allah mendengar semua kerinduan mereka dan mengampuni segala dosa mereka dengan memberikan kepada mereka Injil kebenaran Allah. Kepada mereka yang ingin memiliki hidup kekal, Allah memberikan kehidupan kekal. 


Apakah sunat rohani itu?


Artinya adalah pengampunan dosa yang diperoleh melalui baptisan dan darah Yesus di kayu Salib. Darah Anak Domba adalah pengganti penghukuman dan baptisan Yesus di sungai Yordan berarti bahwa dosa-dosa dunia sudah ditanggungkan kepada Yesus. Bahkan sampai hari ini, Umat Kristen tidak boleh mengabaikan Perjanjian Lama karena kalau demikian, ia tidak akan bisa percaya kepada Perjanjian Baru. Di dalam Alkitab, kita bisa melihat bahwa sunat rohani dan ritual darah anak domba Paskah sangat dekat hubungannya.
Di dalam 1 Yohanes 5:6, dikatakan bahwa Yesus datang “bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah.” Yesus tidak hanya datang dengan air atau dengan darah, tetapi dengan keduanya. Anda harus percaya kepada sunat rohani yang mengandung firman air, darah, dan Roh supaya bisa dibebaskan dari segala dosa anda.
Membaca Keluaran 12, saya memiliki pertanyaan mengenai sunat rohani. Apa yang dimaksud di dalam Keluaran pasal 12? Saya memperhatikan dengan seksama keseluruhan pasal itu dan bagian-bagian lain yang berhubungan dengannya di dalam Alkitab berulang kali. Kemudian saya menyadari bahwa orang-orang Israel bisa mengambil bagian di dalam Hari Raya Paskah karena mereka sudah menerima sunat dan di dalam Perjanjian Baru, dikatakan bahwa Yesus tidak hanya mencurahkan darahNya di kayu Salib, tetapi Ia mencurahkan darahNya karena Ia sudah dibaptiskan oleh Yohanes.

Allah memerintahkan kepada bangsa Israel dua peraturan untuk Pesta Paskah: untuk terlebih dahulu menerima penyunatan dan kemudian untuk makan daging korban domba Paskah. Inilah sunat rohani di dalam Perjanjian Lama! Di dalam Perjanjian Baru, dikatakan bahwa dosa-dosa kita ditanggungkan kepada Yesus oleh baptisan Yohanes dan bahwa Ia mencurahkan darahNya di kayu Salib. Saya menemukan bahwa menerima kenyataan ini menghasilkan kebenaran dari menerima sunat rohani. Yesus Kristus dibaptiskan oleh Yohanes di sungai Yordan; itulah bagaimana Ia menanggung dosa-dosa dunia dan mengapa Ia harus mati di kayu Salib menggantikan kita. 
Anda bisa mengalami keselamatan dari segala dosa dan kesalahan dengan menerima kebenaran ini di dalam hati anda. Kalau seseorang mau menerima keselamatan dari segala dosa, ia perlu percaya kepada kebenaran Allah, yang bisa memberikan kepada kita sunat rohani. Manusia perlu menyadari kebenaran ini. Anda para pembaca harus menerima kebenaran bahwa sunat rohani di dalam Perjanjian Lama dan baptisan Yesus di Perjanjian Baru menjadi satu padanan ketika berhubungan dengan pengampunan dosa. Yesus tidak menerima penghakiman karena Ia berdosa, tetapi Ia mati di kayu Salib bagi manusia karena Ia sudah dibaptiskan dan menanggung dosa dunia di dalam diriNya. Inilah iman dari mereka yang sudah menerima sunat rohani.
Mereka yang percaya kepada kebenaran Allah melalui sunat rohani tidak memiliki dosa karena mereka sungguh-sungguh percaya kepada Yesus. Saya sampai taraf tertentu mengasihani orang-orang yang percaya kepada Yesus, tetapi belum menerima sunat rohani dari Allah. Mereka harus percaya kepada kebenaran bahwa Yesus menanggung dosa dunia ketika Yohanes membaptiskanNya. 
Sayangnya, kebanyakan orang Kristen hanya percaya kepada Salib Yesus dan tidak kepada baptisan Yesus. Dengan demikian, mereka tidak memiliki iman dari kepercayaan kepada kebenaran Allah. Kita harus tahu bahwa kita harus percaya kepada apa yang dikatakan Allah kepada kita di dalam Alkitab. 

Kita harus menghilangkan doktrin dan pengajaran theologi yang bagaimanapun, dan hanya percaya kepada firman Allah yang akan membawa kita kepada kebenaranNya. Hal itu karena firman tanpa kebenaranNya bukanlah sungguh-sungguh firman Allah. Injil tanpa sunat rohani tidaklah lengkap. Itulah sebabnya di dalam Alkitab, Allah seringkali berbicara mengenai sunat di dalam Perjanjian Lama dan baptisan Yesus di dalam Perjanjian Baru. Dengan kata lain, Alkitab membicarakan mengenai sunat dan darah anak domba Paskah di dalam Perjanjian Lama sebagai paralel dengan baptisan dan darah Yesus di dalam Perjanjian Baru. Kita harus percaya kepada kebenaran ini untuk menerima sunat rohani. Namun, kalau kita tidak percaya kepada kebenaran ini, kita akan disingkirkan dari Kerajaan Allah.
Apakah kebenaran Allah dipenuhi hanya dengan darahNya di kayu Salib? Bukan demikian. Kebenaran Allah digenapi dengan baptisan dan darah Yesus di kayu Salib. Jadi, kita menerima sunat rohani di hati kita bukan hanya dengan curahan darahNya di kayu Salib, tetapi dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes. Sunat rohani hanya bisa kita dapatkan karena Yesus sudah menghapus dosa kita melalui baptisanNya dan kematianNya bagi pengudusan di kayu Salib. 


Sunat berarti mengerat

Yesaya bernubuat bahwa Mesias, Yesus Kristus akan menerima penghukuman menggantikan dosa-dosa kita dengan dilukai dan dicambuk sampai ada bilurNya. Karena itu, ada sesuatu yang harus kita ketahui sebelum kita melanjutkan. Mengapa Kristus harus disalibkan di kayu Salib? 
Di dalam Perjanjian Lama, seorang berdosa harus menumpangkan tangannya ke atas anak domba korban untuk meletakkan dosa-dosanya dan kemudian ia harus menyembelih anak domba itu. Kemudian, imam akan mengambil sebagian darah dari korban penghapus dosa dengan jarinya, meletakkannya ke tanduk mezbah, dan kemudian memercikkan sisa darahnya ke bagian bawah mezbah itu (Imamat 4:27-30). Seorang berdosa di dalam Perjanjian Lama bisa diampuni dari dosa mereka dengan jalan demikian. Lalu tidakkah Yesus, yang datang sebagai Anak Domba Allah (Yohanes 1:29) untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, harus ditumpangi tangan di atas kepalaNya seperti yang ada di dalam Perjanjian Lama supaya bisa menanggung dosa semua manusia?
Lalu, kapan dan bagaimanakah Tuhan menanggung dosa dunia? Bukankah hal itu sudah ditunjukkan di dalam Matius 3:1-17, dimana Yohanes membaptiskan Yesus di sungai Yordan? Ini adalah seperti yang ada di kitab Imamat di Perjanjian Lama dimana berulang kali dikatakan bahwa orang berdosa “harus menumpangkan tangan di kepala korban” (Imamat 1:4, 3:8, 4:29) untuk meletakkan dosa-dosa mereka. Imam Besar di dalam Perjanjian Lama harus menumpangkan tangan di kepala anak domba dan meletakkan semua dosa-dosanya dan dosa-dosa seluruh Israel (Imamat 16:21). Lalu, ia mengambil sebagian dari darah itu dan meletakkannya di tanduk-tanduk mezbah korban bakaran serta menuangkan sisanya di bawah mezbah. Mereka menerima pengampunan dosa dengan cara demikian. 
Dengan cara seperti ini, pengampunan dosa kita dimungkinkan melalui baptisan Yesus dari Yohanes dan darahNya di kayu Salib. Inilah kebenaran Allah dan sunat rohani yang dikehendaki Allah untuk diberikan bagi kita di dalam Alkitab. Dengan demikian, kita yang percaya kepada kebenaran Allah sudah dikerat dosa-dosa kita oleh baptisan Allah oleh Yohanes dan darahNya di kayu Salib. Ketika kita merasakan makna dari baptisan Yesus di dalam Perjanjian Baru dan hubungannya dengan sunat di dalam Perjanjian Lama, kita akan percaya kepada kebenaran Allah dan kita sungguh-sungguh menerima sunat rohani di dalam hati kita.


Sunat rohani di dalam Perjanjian Baru 

Mari kita melihat Matius 3:13-15. “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” Lalu Yesus menjawab, kataNya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanes pun menurutiNya.” 
Yohanes Pembaptis membaptiskan Yesus di sungai Yordan. Ia menumpangkan tangannya ke atas kepala Yesus dan membaptiskanNya. (Baptis, ‘baptizo’ dalam bahasa Yunani, berarti mencelupkan atau menyelamkan ke bawah air.).
Agar Yesus mati di kayu Salib bagi dosa-dosa kita, pertama-tama Ia harus menanggung dosa kita melalui baptisan. Jadi, Ia terlebih dahulu dibaptiskan oleh Yohanes, kemudian menyelam di dalam air. Mengapa Ia dibaptiskan? Karena ketika Ia dibaptiskan, semua kebenaran Allah bisa digenapi. Hal itu sangat cocok dan tepat yaitu bahwa Allah menerima dosa-dosa manusia melalui baptisanNya dan Ia menjadi Allah dan Juruselamat kita. Sangat tepat bahwa Yesus mati di kayu Salib setelah menanggung dosa kita di dalam diriNya melalui baptisanNya. 
Hal yang pertama yang dilakukan Yesus di dalam pelayananNya kepada umum adalah dengan menerima baptisan. Baptisan, ‘baptisma’ dalam bahasa Yunani, mengandung implikasi “mencuci, menguburkan, memindahkan dan meletakkan.” Di dalam Perjanjian Lama, hari kesepuluh dari bulan ketujuh adalah Hari Pendamaian bagi bangsa Israel, dan Harun meletakkan tangannya di atas anak domba korban untuk meletakkan segala dosa Israel. Dari dua domba, yang satu dipersembahkan kepada Allah dan yang satu dijadikan korban pendamaian di hadapan bangsa Israel (Imamat 16). Di dalam Perjanjian Baru, Yesus menerima segala dosa kita dengan cara dibaptiskan oleh Yohanes. 
Keesokan hari setelah pembaptisanNya, Yohanes menunjuk kepadaNya dan berkata, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!” (Yohanes 1:29).

Anda harus mengakui bahwa sunat rohani tidak bisa terjadi hanya dengan beriman hanya kepada darahNya. 
Mari kita melihat terlebih dahulu dari 1 Yohanes 5:4. “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintahNya. Perintah-perintahNya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah? Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. Kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang AnakNya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang AnakNya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup” (1 Yohanes 5:4-12).
Apakah bukti dari sunat rohani? Iman yang percaya kepada baptisan dan darah Yesus sebagai keselamatan kita. Kemenangan yang sudah mengalahkan dunia adalah air dan darah. “Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.” Saksi-saksi itu, yang menunjuk kepada Yesus yang adalah Yesus dan Juruselamat kita, menyaksikan bahwa Yesus datang ke dunia sebagai manusia, menanggung dosa kita di dalam diriNya melalui baptisanNya, mencurahkan darahNya di kayu Salib bagi kita dan dengan demikian membebaskan kita dari dosa-dosa kita. 

Di dalam Perjanjian Baru, Injil sunat rohani mengandung air dan darah. Di dalam Perjanjian Baru, air adalah baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes dan darah berarti kematianNya di kayu Salib. Baptisan Yesus adalah pasangan dari sunat yang ada di dalam Perjanjian Lama. Baptisan Yesus dari Yohanes adalah bukti bahwa dosa-dosa kita sudah ditanggungkan kepadaNya. Mereka yang percaya kepada kebenaran akan bisa berdiri tegak di hadapan Allah dan berkata, “Allah, Engkau adalah Juruselamatku. Aku percaya kepada kebenaranMu, dan karena itu, aku tidak memiliki dosa. Aku adalah anakMu yang tidak bercela dan Engkau adalah Allahku.” Apakah dasar di dalam Alkitab yang memberikan kemungkinan kepada anda untuk bisa mengatakan hal itu dengan yakin? Iman kepada baptisan dan darah Yesus di kayu Salib, yang mencakup kebenaran Allah. Menerima kebenaran Allah sebagai kebenaranku tidak akan bisa terjadi dengan percaya hanya kepada darah Kristus. Keduanya yaitu baptisan dan darah menjadikan hal itu mungkin terjadi.
Mari kita membuka bagian yang berbicara mengenai tidak terpisahkannya antara baptisan Yesus dengan keselamatan kita. 1 Petrus 3:21 adalah bukti dari kebenaran ini, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus.”
Rasul Petrus berbicara mengenai bukti yang tidak bisa diragukan lagi dari keselamatan kita. Baptisan Yesus adalah sunat yang ada di dalam Perjanjian Lama. Apakah anda mengerti? Sama seperti bangsa Israel mengerat kulit khatan mereka untuk disunat di dalam Perjanjian Lama, di dalam Perjanjian Baru, Yesus dibaptiskan oleh Yohanes dan menanggung dosa dunia, yang memampukan kita untuk menerima sunat rohani. Baptisan dan darah di kayu Salib menjadi kebenaran Allah. Sunat rohani dan baptisan memiliki makna yang sama. Anda harus mengerti bahwa baptisan Yesus mengandung implikasi sunat rohani bagi kita semua.

“Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan.” Bagaimana kita menerima kebenaran Allah? Dengan percaya bahwa Yesus dibaptiskan dan mati di kayu Salib bagi dosa-dosa kita. Matius 3:15 mengatakan, “karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.” Karena dosa-dosa semua manusia sudah diletakkan di atas kepala Yesus, dosa-dosa orang berdosa sudah sungguh-sungguh dihapuskan. Semua orang berdosa menjadi orang benar dengan percaya kepada baptisan Yesus dan darahNya. Yesus mencurahkan darah penghukuman di kayu Salib setelah Ia menanggung dosa dunia; dosa-dosa semua manusia dihapuskan dengan cara demikian. Percaya bahwa Yesus menanggung dosa dunia dengan cara dibaptis dan bahwa Ia menerima penghukuman sebagai ganti kita adalah beriman kepada kebenaran yang akan membawa kebenaran Allah kepada orang-orang percaya. Percayalah kepada kebenaran ini.
Yohanes 1:29 mengatakan, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Yesus adalah Anak Allah dan sebagai Pencipta kita, Ia menggenapi janjiNya tentang sunat dengan menanggung dosa-dosa semua orang berdosa. Inilah iman yang benar yang akan memberikan kepada hati kita sunat rohani, yang adalah kebenaran Allah. Kita harus berterima kasih kepada Yesus. Kita harus berterima kasih kepadaNya untuk baptisan dan darahNya yang memampukan kita menerima sunat rohani. 
1 Petrus 3:21 melanjutkan, “maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah.” Kenajisan jasmani manusia tidak dihilangkan hanya karena orang itu percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat sejatinya. Anda bisa menerima pengampunan dosa dengan percaya bahwa segala dosa anda sudah ditanggungkan kepada Yesus dengan baptisan dan darah yang dicurahkanNya di kayu Salib. Menerima pengampunan dosa dengan mengakui Yesus sebagai Juruselamat terjadi di dalam hati anda. Hal itu terjadi di dalam hati orang percaya. Kalau anda percaya kepada Juruselamat dengan hati anda, anda akan diampuni dari segala dosa, saat kedagingan anda yang najis dan melakukan kesalahan setiap hari; tetapi tetap tidak ada dosa. Anda menerima kebenaran Allah dengan percaya bahwa ketika Yesus dibaptiskan, segala dosa ditanggungkan kepada Yesus dan bahwa tidak ada lagi dosa di dalam hati anda. 


Anda harus percaya kepada kebenaran untuk bisa memilikinya

Dalam Yohanes 1:12 dikatakan, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” 
Firman apa yang sudah anda terima dan miliki? Anda harus menerima hal-hal yang dilakukan oleh Anak Allah. Apakah karya Allah itu? Anak Allah datang ke dunia dalam rupa manusia, dan ketika Ia berusia tiga puluh tahun, Ia dibaptiskan untuk menanggung segala dosa manusia dan memberikan kepada kita sunat rohani sehingga dosa-dosa kita akan dihapuskan. Lalu Ia mati di kayu Salib sebagai Anak Domba Allah dan menyucikan kita. Tuhan menjadi korban penghapus dosa yang kekal bagi semua orang berdosa dan menyelamatkan kita untuk selama-lamanya. Ini adalah iman yang sejati. Kita menjadi orang benar dengan percaya kepada kebenaran ini. 
Bisakah kita menerima sunat rohani hanya dengan darah Kristus? Tidak, tidak bisa. Baptisan Yesus mengerat dosa-dosa kita dan penghukuman yang diterimaNya di kayu Salib dengan mencurahkan darahNya bagi orang-orang berdosa adalah untuk menggantikan anda dan saya. Kita diselamatkan dari dosa dan lepas dari penghukuman karena kita percaya kepada Injil kebenaran Allah, yaitu, Injil baptisan Yesus dan darahNya di kayu Salib. Menerima Yesus sebagai Juruselamat bisa menghapuskan segala dosa di dalam hati orang-orang berdosa. Terimalah sunat rohani di dalam hati anda. Lalu, kebenaran Allah akan menjadi milik anda. 


Sunat rohani yang sebenarnya harus terjadi di dalam hati

Dalam Roma pasal 2, Rasul Paulus mengatakan “Sunat ialah sunat di dalam hati.” Bagaimana anda menyunat diri anda sendiri di dalam hati? Hal itu hanya mungkin terjadi dengan percaya bahwa Yesus Kristus datang ke dunia ini dalam rupa manusia, bahwa Ia dibaptiskan untuk menanggung “segala dosa dunia,” bahwa Ia mati mencurahkan darahNya di kayu Salib, dan bahwa Ia bangkit kembali menjadi Juruselamat kekal bagi kita. Rasul Paulus mengatakan bahwa sunat harus dilakukan di dalam hati, dan anda bisa disunat di dalam hati anda dengan percaya kepada baptisan Yesus. Kalau anda mau menerima sunat rohani di dalam hati anda, percayalah kepada baptisan Yesus. Kemudian, anda akan sungguh-sungguh menjadi salah satu anak Allah. Benar adanya orang yang percaya bahwa baptisan dan darah Yesus membebaskannya dari dosa-dosanya. Amin. 
Sampai Ia berusia 29 tahun, Yesus hidup dalam kehidupan pribadiNya mendukung keluargaNya, tetapi setelah Ia berusia 30 tahun, Ia memulai menghidupi pelayanan umumNya. Selama pelayananNya itu, Ia menghapuskan segala dosa manusia dan membebaskan semua orang berdosa dari dosa-dosa mereka. Hal yang pertama yang dilakukannya adalah menerima baptisan supaya bisa membebaskan semua orang berdosa dari dosa-dosa mereka dan menjadikan mereka sebagai orang-orang benar. “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya” (Matius 3:13). Mengapa Yesus mau dibaptiskan? Kita harus tahu bahwa Ia melakukan hal itu supaya bisa menanggung dosa semua orang berdosa. Kita tidak boleh salah mengerti makna yang sesungguhnya dari baptisanNya. Baptisan itu adalah untuk menghapus dosa-dosa dengan memindahkan semua dosa itu. Itulah sebabnya Yesus, supaya bisa menanggung segala dosa orang berdosa, meminta Yohanes untuk membaptiskanNya. 

Siapakah Yohanes yang membaptiskan Yesus ini? Yohanes adalah wakil dari semua umat manusia. Hal itu dijelaskan di dalam Matius 11:11-14. “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu.” 
Sejak zaman Yohanes Pembaptis, masa Perjanjian Allah berakhir. Hal itu adalah karena Yesus, Pribadi yang menggenapi JanjiNya itu, sudah datang. Lalu, siapa saja orang yang menggenapi janji yang ada di dalam Perjanjian Lama? Mereka adalah Yesus dan Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis menanggungkan dosa-dosa kepada Yesus. Yohanes Pembaptis adalah nabi yang terakhir dari masa Perjanjian Lama yang diutus untuk menanggungkan segala dosa kepada Anak Domba Allah, yang datang di dalam Perjanjian Baru. Yohanes melakukan tugasnya dengan cara menumpangkan tangannya ke atas kepala Yesus sesuai dengan cara yang sah yang ditentukan di dalam sistem korban. Segala dosa dunia sudah dikerat dan diletakkan di dalam diri Yesus ketika Yesus dibaptiskan. “Demikianlah,” Allah memberikan sunat rohani di dalam hati umat manusia. 

Berpegang teguhlah kepada baptisan dan darah Yesus sebagai pendamaian bagi anda. Yesus sudah menanggung dosa dunia dan sudah menanggung semua penghukuman. Injil kebenaran Allah adalah kebenaran bahwa Yesus dibaptiskan dan mencurahkan darahNya untuk menghapus dosa-dosa kita. Sekarang, kita bisa menerima pengampunan dosa hanya dengan menerima kebenaran Allah di dalam hati kita. Kalau anda menerimanya, anda akan bisa masuk “silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.” Ada orang-orang yang sudah mengenal kebenaran Allah dan ada yang tidak yaitu yang masih berada di luar Yesus Kristus. Matahari sudah hampir tenggelam. Percayalah kepada baptisan Yesus dan masuk ke dalam Dia. Iman dari percaya di dalam baptisan akan menjadi minyak anda dalam persiapan anda menyambut perjamuan kawin. Saya harap anda mengerti rahasia ini supaya anda bisa menyiapkan minyak untuk lampu dalam menyambut kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus yang kedua kali hanya dengan percaya kepada baptisan Yesus dan darahNya di kayu Salib. 
Yesus menerima baptisan supaya Ia menghapuskan segala dosa manusia. Yesus adalah Anak Allah dan Allah Sendiri. Ia datang ke dunia dengan kehendak BapaNya untuk bisa menjadikan kita anak-anak Allah. Siapa yang dibicarakan dalam semua nubuat di dalam Perjanjian Lama? Mereka bernubuat mengenai Yesus. Mereka menubuatkan mengenai bagaimana Ia akan datang ke dunia ini dan menanggung dosa kita serta menghapuskannya. Seperti yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama, Yesus datang ke bumi sekitar 2000 tahun yang lalu dan menanggung dosa kita dengan dibaptis. Ia menanggung dosa semua manusia, sejak Adam dan Hawa, sampai kepada manusia yang terakhir. 
Terimalah sunat rohani di dalam hati anda. “sunat ialah sunat di dalam hati” (Roma 2:29). Ketika anda percaya kepada baptisan Yesus, anda akan secara otomatis menerima sunat rohani di dalam hati. Sunat di dalam hati artinya terhapusnya segala dosa dari hati kita ketika kita mengakui bahwa segala dosa ditanggungkan kepada Yesus melalui baptisanNya. Sudahkah anda menerima sunat di dalam hati? Dengan percaya kepada sunat di dalam hati, “segala dosa akan dihapuskan melalui iman.” 


Apakah anda sungguh-sungguh menerima sunat rohani di dalam hati anda?

Sudah sekitar 2000 tahun sejak Yesus datang ke dunia ini, dibaptiskan dan mati di kayu Salib. Kita hanya harus menerima kenyataan ini dan menerimanya di dalam hati kita hari ini juga. “Sunat ialah sunat di dalam hati.” Kita bisa menerima sunat di dalam pikiran dan hati kita dengan iman kepada kebenaran. Kita semua sudah menerima pembebasan dengan percaya kepada kebenaran Allah. Bahkan kalau penghukuman Allah atas dunia ini terjadi, kita tidak akan takut. Mereka yang percaya kepada kebenaran Allah tidak akan menerima penghukuman Allah. Penghukuman Allah jatuh kepada mereka yang tidak menerima kebenaran Allah di dalam hati mereka. 
Mengapa orang-orang Kristen zaman sekarang percaya kepada Yesus, tetapi tetap saja menyimpang? Mengapa mereka hidup dalam kesengsaraan? Hal itu karena mereka hanya percaya kepada darah Yesus bagi keselamatan mereka. Sekarang anda harus mengakui bahwa anda sudah mendukakan Allah dengan kekerasan hati anda dan harus kembali kepada kebenaran bahwa Yesus menanggung segala dosa kita dengan dibaptiskan di sungai Yordan. Kemudian, sunat rohani akan terjadi di dalam hati kita.
Kalau anda percaya kepada baptisan Yesus dan darahNya, sunat rohani akan terjadi di dalam hati anda dan anda tidak akan menerima penghukuman Allah, tetapi menjadi salah satu dari anak-anak Allah. Allah akan menjadi Allah anda dan anda akan menjadi umatNya. Kalau ada di antara anda yang percaya kepada Yesus tetapi hanya bergantung kepada darah Yesus saja, saya mau menanyakan sesuatu kepada anda. Apakah sunat rohani kita dan kebenaran Allah hanya didapat melalui darah di kayu Salib? Keselamatan kita menjadi lengkap bukan hanya dengan darah Yesus saja, tetapi dengan baptisan Yesus, darahNya dan Roh. 


Kebenaran Allah diperoleh dengan dipersatukan dengan Kristus 

Mari kita mempelajari Roma 6:3-8. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematianNya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitanNya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.”

Ayat 5 mengatakan, “Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematianNya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitanNya.” Alkitab mengatakan bahwa upah dosa adalah maut, artinya, semua orang yang memiliki dosa akan binasa dan masuk neraka. Tidakkah anda semua memiliki dosa sebelum percaya sepenuhnya kepada kebenaran Yesus Kristus? –Ya.– Bahkan kalau anda memiliki sedikit saja dosa, anda akan masuk neraka dan menerima penghukuman “di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang” (Wahyu 21:8). Kalau kita mau membayar upah dosa kita, yaitu maut, kita tidak akan bisa diselamatkan dari dosa sama sekali. Karena itu, Allah mengutus Yesus Kristus ke dunia ini dan meletakkan segala dosa kepadaNya dan menghukumNya bukan menghukum kita.
Allah menyelamatkan kita karena Ia sangat mengasihi kita. Allah Bapa mengutus Anak TunggalNya ke dalam dunia, menanggungkan segala dosa dunia ke dalam diri AnakNya melalui baptisan, dan menyalibkan Dia dengan paku supaya Dia mencurahkan darahNya untuk menghapus segala dosa. Percaya kepada Injil ini berarti dipersatukan dengan Yesus. Upah dosa adalah maut. Kita semua melakukan dosa di dalam hati kita dan seharusnya masuk ke dalam neraka karena dosa-dosa itu. Tetapi bukannya kita, yang memang layak masuk neraka, Yesus menyelesaikan masalah dosa-dosa itu di sungai Yordan dengan dibaptis dan menerima penghakiman mengganti kita di kayu Salib. Dengan demikian, kematianNya menjadi kematian kita karena baptisanNya menghapuskan segala dosa kita. Inilah iman yang mempersatukan kita dengan Kristus.

Banyak orang masih percaya kepada Yesus dengan cara-cara “agama.” Mereka pergi ke gereja dan mencurahkan air mata sambil mengakui dosa-dosa mereka, memohon pengampunan. Berhentilah melakukan itu sekarang juga dan percayalah kepada kebenaran Allah, dan anda akan mendapatkan damai sejahtera dari Allah di dalam hati anda. Yesus dibaptiskan dan mati di kayu Salib untuk menyelamatkan kita, dan saya harap bahwa anda percaya kepada Injil ini. 
Allah mengajar kita melalui Musa mengenai pengampunan dosa. Musa menerima perintah Yesus bahwa ia harus pergi ke Mesir untuk membebaskan bangsa Israel, umat Allah. Karena itu, ia pergi ke Mesir bersama dengan istri dan anaknya menaiki keledai. Malam itu, utusan Allah menampakkan diri dan berusaha untuk membunuh Musa. Lalu istri Musa, Zipora, dengan cepat mengambil batu yang tajam dan mengerat kulit khatan anak laki-lakinya dan melemparkannya ke kaki Musa serta berkata, “Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku”(Keluaran 4:25).
Kebenaran yang ada di dalam bagian ini adalah demikian. Bahkan anak Musa sekalipun tidak bisa dianggap sebagai salah satu umat Allah kalau ia belum menerima sunat; karena itu, Allah akan membunuhnya. Allah berkata bahwa bangsa Israel tidak akan dianggap sebagai umatNya kalau mereka tidak disunat. Sunat di dalam Perjanjian Lama adalah tanda dari menjadi salah satu umat Allah. Karena itu, istri Musa dengan cepat mengerat kulit khatan anaknya dan melemparkannya sambil berkata, “Sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku!” Allah hampir membunuh Musa karena anaknya yang tidak bersunat. 
Bahkan kalau seseorang itu keturunan Abraham, ia akan dikerat dari antara bangsa Israel kalau ia belum disunat. Hanya dengan sunat seseorang bisa makan daging anak domba Paskah dan mengolesi kedua ambang pintu rumah dengan darah anak domba itu. Demikian juga, hanya orang-orang yang sudah sunat rohani bisa ikut serta dalam Perjamuan Kudus. Mereka yang tidak memiliki iman tidak akan bisa memasuki kebenaran Allah dan karena itu, tidak akan bisa ikut serta dalam kemuliaan Allah.
Rasul Paulus adalah seorang Yahudi. Ia disunat ketika ia berusia delapan hari dan dibesarkan dibawah kaki Gamaliel. Ia sangat mahir mengenai Perjanjian Lama. Jadi, Paulus sungguh-sungguh mengerti mengapa Yesus Kristus dibaptiskan di sungai Yordan dan harus mati di kayu Salib. Karena itu ia bisa mengajarkan Injil air dan Roh dengan penuh keyakinan. Itulah sebabnya ia berkata, “sunat ialah sunat di dalam hati” (Roma 2:29). 
Tentu saja, Rasul Paulus berbicara lebih sering mengenai kematian Yesus di kayu Salib. Mengapa? Karena kalaupun Yesus melakukan sunat rohani dengan menanggung dosa kita; kalau Dia tidak menjadi korban di kayu Salib, dengan kata lain, kalau Ia tidak menerima penghukuman, kita tidak akan bisa diselamatkan. Itulah sebabnya Paulus berbicara lebih sering mengenal Salib. Anda harus tetap ingat bahwa kayu Salib adalah akhir dan penggenapan dari sunat rohani kita. Namun kebanyakan orang Kristen zaman ini tidak memiliki ide sedikitpun mengenai hubungan sebab akibat yang terjadi antara baptisan Yesus dan kematianNya di kayu Salib, dan karena itu mereka menuju ke neraka. Kalau kuasa iman kepada sunat rohani diteruskan dengan baik dari generasi ke generasi, kekristenan zaman sekarang tidak akan menjadi seperti itu. 

Beberapa orang merasa sangat bersyukur ketika pertama kali mereka bertemu Yesus, tetapi mereka menjadi kecewa saat mereka tidak mengalami perubahan apapun dan bahkan menjadi lebih jahat seiring dengan berjalannya waktu. Sepuluh tahun bisa berlalu setelah mereka pertama kali percaya kepada Yesus, tetapi bisa saja mereka menjadi orang berdosa yang lebih jahat. Bisakah mereka menjadi orang berdosa setelah percaya kepada Yesus? Mereka menyanyikan lagu pujian hanya dengan mengucapkan kata-katanya saja.
“♪Tangisan tidak akan menyelamatkan aku! ♫ Meskipun wajahku penuh air mata, ♫ Itu tidak akan melenyapkan takutku, ♫ Tidak bisa menanggung dosa bertahun lamanya! ♫ Tangisan tidak akan menyelamatkan aku! … ♪Iman kepada Kristus akan menyelamatkan aku! ♫ Biarlah Aku percaya kepada PutraMu, ♪Percaya kepada karya yang dibuatNya; ♪Ke dalam tanganNya, Tuhan tolong ku berlari: ♪Iman di dalam Kristus akan menyelamatkan aku. ♫” 
Mereka bernyanyi, “Tangisan tidak akan menyelamatkanku. Iman kepada Kristus akan menyelamatkanku.” Tetapi itu hanya kata-kata. Mereka berdoa dengan mencucurkan air mata setiap kali mereka melakukan dosa. “Allah, ampuni saya. Kalau Engkau mengampuni saya saat ini, saya akan mulai menjadi orang baik.” Ketika seorang Kristen berdosa, ia mengaku, menangis dan meminta pengampunan, dan kemudian perasaanya membaik. Tetapi orang yang mengulangi hal itu terus menerus selama bertahun-tahun menjadi lebih berdosa di dalam hatinya daripada ketika ia pertama kali percaya kepada Yesus beberapa tahun sebelumnya. Orang itu dengan penuh penyesalan bertanya, “Mengapa aku percaya kepada Yesus begitu cepat? Seharusnya aku percaya kepadaNya ketika aku berumur 80 tahun, atau ketika aku mendekati ajalku. Aku percaya terlalu cepat.” Semua itu karena ia merasa harus hidup sesuai dengan kehendak Allah, dan ia tidak bisa melakukannya. 
Untuk dosa setiap orang, harus ada penghukuman. Itulah sebabnya mengapa Yesus dibaptiskan dan dihukum di kayu Salib, mencurahkan darahNya yang begitu mulia supaya Ia bisa menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Ia bangkit kembali dari kematian pada hari ketiga. Allah Bapa membangkitkan Yesus untuk hidup kembali. Seseorang yang percaya kepada sunat rohani bisa dan harus menghidupi kehidupan yang mengabarkan Injil. Sunat rohani adalah bukti bahwa kita harus menjadi anak-anak Allah dan hal itu adalah kebenaran Allah. Baptisan Yesus adalah bukti bahwa dosa-dosa kita sudah ditanggungkan kepadaNya, dan darahNya yang sangat mulia di kayu Salib adalah bukti bahwa Ia sudah melunasi hutang dosa kita dengan menerima penghakiman menggantikan kita. 

Apakah anda percaya kepada Yesus, tetapi masih memiliki dosa di dalam hati anda? Itu adalah iman yang sesat. Titus 3:10 menegaskan, “Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi. Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar sesat dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.” Mereka yang memiliki iman yang sesat sedang menghukum dirinya sendiri. Mereka yakin bahwa mereka adalah orang-orang berdosa meskipun mereka diancam dengan kematian. Mereka terlalu keras hati untuk mengubah kesalahpahaman mereka. Allah berkata kepada orang-orang yang sesat itu, “Kamu adalah orang-orang sesat. Kamu orang berdosa, kamu bukan anakKu dan kamu akan masuk ke dalam api kekal di neraka.” 
Mereka yang percaya kepada Yesus, tetapi belum menerima kebenaran Allah, atau sunat rohani dari baptisan dan darah Yesus, adalah orang-orang Kristen yang sesat dan orang-orang yang berdosa besar yang tidak bisa tidak harus mengakui keberdosaan mereka di hadapan Allah. Orang berdosa yang tidak percaya kepada kebenaran Yesus tidak akan bisa masuk Kerajaan Sorga.
Orang-orang yang menjadi orang benar setelah percaya kepada Yesus memiliki bukti menerima sunat rohani di dalam hati mereka. Yang ini adalah buktinya: Yesus yang adalah Allah yang datang dalam rupa manusia, dan Ia dibaptiskan serta mencurahkan darah di kayu Salib. Yesus datang ke dunia ini dan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis untuk menanggung dosa dunia; Ia menerima penghukuman di kayu Salib untuk menyempurnakan iman mereka yang percaya kepada sunat rohani. Ia bangkit dari kematian pada hari yang ketiga dan menjadi Juruselamat kita yang hidup. Inilah keselamatan yang benar dari kebenaran Allah yang bukan hanya dengan darah, tetapi dengan air, darah dan Roh Kudus. Semua itu adalah bukti tentang adanya sunat rohani yang memberikan kesaksian atas kesempurnaan keselamatanNya atas kita.

Orang-orang Kristen yang kekasih, terimalah di dalam hati anda bahwa keselamatan kita tidak akan terjadi hanya karena darah Yesus, tetapi karena air, darah dan Roh Kudus. Yesus sudah mengerat dosa dunia dan sepenuhnya melenyapkan kutukan bagi kita. Ia tidak hanya mengerat dosa-dosa saya, tetapi juga dosa-dosa dunia, yang dimulai sejak Adam sampai kepada dosa-dosa orang terakhir di dunia ini. Ia menanggung semuanya melalui baptisan dan darahNya. Menerima sunat rohani akan menyelamatkan siapa saja yang percaya kepada kebenaran Allah, yang digenapi oleh Yesus yang datang dengan air dan darah. 
Segala dosa dunia sudah dikerat oleh baptisan Yesus oleh Yohanes. Sekarang orang-orang yang percaya kepada sunat rohani tidak memiliki dosa di dalam hati mereka. Yesus bangkit dari kematian dan membangkitkan jiwa kita yang sudah terhilang karena dosa dengan kebenaranNya. Allah memandang kepada kita dengan baptisan Yesus, darahNya dan Roh, dan sekarang kita bisa diselamatkan melalui sunat rohani. Sunat rohani adalah rencana Allah bahkan sebelum Penciptaan, bagi orang-orang yang percaya. Sekarang, anda yang percaya kepada kebenaran Allah juga bisa menerima sunat rohani.