Search

คำสอน

Pokok 11: Kemah Suci

[11-9] Iman Yang Dinyatakan Di Mezbah Korban Bakaran (Keluaran 27:1-8)

Iman Yang Dinyatakan Di Mezbah Korban Bakaran
(Keluaran 27:1-8)
“Haruslah engkau membuat mezbah dari kayu penaga, lima hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya, sehingga mezbah itu empat persegi, tetapi tiga hasta tingginya. Haruslah engkau membuat tanduk-tanduknya pada keempat sudutnya; tanduk-tanduknya itu haruslah seiras dengan mezbah itu dan haruslah engkau menyalutnya dengan perunggu. Juga harus engkau membuat kualiKualinya tempat menaruh abunya, dan sodok-sodoknya dan bokor-bokor penyiramannya, garpu-garpunya dan perbaraan-perbaraannya; semua perkakasnya itu harus kaubuat dari perunggu. Haruslah engkau membuat untuk itu kisi-kisi, yakni jala-jala perunggu, dan pada jala-jala itu haruslah kaubuat empat gelang perunggu pada keempat ujungnya. Haruslah engkau memasang jala-jala itu di bawah jalur mezbah itu; mulai dari sebelah bawah, sehingga jala-jala itu sampai setengah tinggi mezbah itu. Haruslah engkau membuat kayu-kayu pengusung untuk mezbah itu, kayu-kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan perunggu. Kayu-kayu pengusungnya itu haruslah dimasukkan ke dalam gelang-gelang itu dan kayu-kayu pengusung itu haruslah ada pada kedua rusuk mezbah itu waktu mezbah itu diangkut. Mezbah itu harus kaubuat berongga dan dari papan, seperti yang ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu, demikianlah harus dibuat mezbah itu.”
 
 
Mezbah Korban Bakaran
 
Saya ingin mendiskusikan iman yang dinyatakan di dalam mezbah korban bakaran. Ketika bangsa Israel melanggar salah satu dari 613 peraturan hukum Allah dan perintah yang harus mereka taati di dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan ketika mereka mengenali dosa-dosa mereka, mereka memberikan kepada Allah korban yang tidak bercacat sesuai dengan cara korban yang ditetapkan olehNya. Tempat dimana mereka memberikan korban itu adalah di mezbah korban bakaran. Bangsa Israel, dengan kata lain, menerima pengampunan dosa dengan menumpangkan tangan ke atas kepala binatang korban yang tak bercacat, menyembelihnya dan menumpahkan darahnya, meletakkan darah itu di tanduk-tanduk mezbah korban bakaran dan menumpahkan sisanya ke tanah, serta membakar sisa dagingnya di mezbah.
 
 

Apakah Makna Rohani Dan Mezbah Korban Bakaran?


Mezbah korban bakaran, yang ukurannya 22,5 m baik panjang maupun lebarnya dan tingginya 1,35 m, terbuat dari kayu penaga yang dilapis dengan perunggu. Setiap kali bangsa Israel melihat mezbah korban bakaran ini, mereka menyadari bahwa mereka sendiri yang terikat kepada penghukuman dan tidak mampu menghindar dari kutuk. Dan sama seperti korban binatang dibunuh, mereka juga menyadari bahwa mereka, juga, harus mati karena dosa-dosa mereka. Tetapi mereka kemudian menjadi percaya bahwa Mesias akan datang ke dunia ini dan menghapus segala dosa dengan menanggung hukuman dan dibunuh seperti korban persembahan karena dosa-dosa mereka.
Mezbah korban bakaran adalah gambaran tentang Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita. Sebagaimana binatang yang tak bercacat dikorbankan dengan menumpangkan tangan dan menumpahkan darahnya, Yesus Kristus datang kepada kita sebagai Anak Allah dan menanggung segala kutuk atas dosa-dosa kita. Sama seperti korban persembahan di dalam Perjanjian Lama harus menerima segala dosa melalui penumpangan tangan dan penumpahan darahnya, Ia menerima segala dosa dunia yang ditanggungkan kepadaNya melalui baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, dan menanggung kutuk atas dosa-dosa itu dengan mencurahkan darahNya di kayu Salib. 
Dengan cara ini, mezbah korban bakaran menunjukkan bahwa Yesus Kristus menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya, mati di kayu Salib, bangkit kembali dari kematian, dan dengan itu menyelamatkan kita.
 
 
Untuk Diampuni Dari Segala Dosa, Bangsa Israel Memberikan Korban Persembahan Mereka Di Mezbah Korban Bakaran 
 
Ketika kita melihat pasal 4 dari Kitab Imamat, kita melihat bahwa setiap kali ada imam yang diurapi, seluruh Jemaah Israel, seorang pemimpin, atau orang-orang biasa melakukan dosa, mereka menerima pengampunan dosa dengan membawa korban persembahan kepada Allah, menumpangkan tangan mereka dikepala korban, menumpahkan darahnya, dan membawanya ke mezbah korban bakaran dan mempersembahkannya kepada Allah.
Bahkan sebenarnya, karena mezbah korban bakaran ini adalah tempat dimana bangsa Israel memberikan korban penghapus dosa setiap hari, dan tidak pernah ada satu haripun mezbah ini tidak terpakai. Bangsa Israel yang ingin dihapuskan dosanya mempersiapkan seekor binatang yang tak bercacat dan mempersembahkannya kepada Allah di mezbah korban bakaran sebagai korban persembahan. Orang-orang berdosa menanggungkan semua dosa-dosa mereka kepada binatang korban dengan menumpangkan tangan ke atas kepalanya, dan, sebagai penghukuman atas dosa-dosa mereka, mencurahkan darahnya dengan menyembelihnya. Para imam kemudian meletakkan darah korban persembahan ini di tanduk-tanduk mezbah korban bakaran, dan membakar daging serta lemaknya di mezbah. Beginilah caranya bangsa Israel menerima pengampunan dosa mereka.
Tidak peduli siapapun yang melakukan dosa, apakah pemimpin di antara bangsa Israel, Imam Besar, imam biasa, seluruh jemaah, atau seseorang di antara rakyat biasa, mereka harus menerima pengampunan dosa dengan membawa binatang korban, seperti sapi, kambing, atau domba, dan mempersembahkannya kepada Allah sebagai korban persembahan. 
Orang berdosa atau wakilnya harus menumpangkan tangannya ke atas kepala korban, membunuhnya, mengoleskan darahnya di tanduk-tanduk mezbah korban bakaran, lalu menuangkan sisanya ke tanah, dan kemudian membakar lemak korban persembahan yang akan membawa pengampunan dosa kepada mereka. Karena itu, banyak yang harus membawa binatang korban ke mezbah korban bakaran, menumpangkan tangan ke atas kepala korban, mencurahkan darahnya dan memberikannya kepada para imam.
Ketika korban diberikan di mezbah korban bakaran, korban persembahan itu harus tidak bercacat. Dan ketika orang-orang berdosa memberikan persembahan kepada Allah, mereka harus memastikan untuk membawa binatang yang tak bercacat di hadapan Allah, dan hanya dengan penumpangan tangan ke atas kepala korban persembahan yang tidak bercacat maka dosa-dosa mereka ditanggungkan kepada binatang korban. Dengan demikian, tidak boleh ada yang ditinggalkan ketika memberikan korban persembahan. 
Biasanya, orang yang melakukan dosa harus menumpangkan tangannya sendiri ke atas binatang korban, tetapi kalau seluruh jemaah Israel melakukan dosa, tua-tua yang menjadi wakil menumpangkan tangannya ke atas kepala korban persembahan (Imamat 4:15). Tentu saja, binatang korban yang ditumpangi tangan harus dibunuh dengan disembelih dan ditumpahkan darahnya. Dan akhirnya, binatang korban itu harus dibakar di mezbah.
Asap daging yang terbakar, dan kayu senantiasa memenuhi tempat di sekitar mezbah korban bakaran, dan tanduk-tanduk serta tanah di bawahnya semua basah oleh darah binatang korban. Mezbah korban bakaran adalah tempat pengampunan dosa dimana korban persembahan diberikan kepada Allah untuk membasuh segala dosa bangsa Israel.
Mezbah korban bakaran ini, yang asapnya tidak pernah berhenti membungbung, adalah sebuah segi empat dengan lebar dan panjang 2,25 m dan tingginya 1,35 m. Kisi-kisi yang terbuat dari perunggu diletakkan di tengah mezbah, dan asap langsung membungbung kalau ada korban yang dibakar dengan api kayu di atas kisi-kisi. Demikian, tempat dimana korban dibakar dan dipersembahkan kepada Allah adalah mezbah korban bakaran.
 
 
Perkakas Mezbah Korban Bakaran Terbuat Dari Perunggu
 
Perkakas di mezbah korban bakaran yang dipakai untuk mengangkat atau membuang abu semua terbuat dari perunggu. Mezbah korban bakaran sendiri dibuat dari kayu penaga yang dilapisi dengan perunggu, sehingga mezbah beserta dengan perkakasnya semua terbuat dari perunggu.
Perunggu di mezbah korban bakaran memiliki makna rohani yang pasti. Perunggu menunjuk kepada penghukuman atas dosa di hadapan Allah. Dengan itu, mezbah korban bakaran adalah tempat yang menunjukkan dengan jelas bahwa orang berdosa tentu saja akan dihukum untuk dosa-dosa mereka. Allah pasti akan mengutuk orang-orang berdosa tanpa kecuali. Tempat dimana korban persembahan dipersembahkan adalah menjadi pengganti hukuman bagi orang-orang berdosa dengan cara dibakar adalah di mezbah korban bakaran, dan mezbah itu sendiri serta semua pekakasnya terbuat dari perunnggu; dengan itu, hal itu juga menjelaskan bahwa semua dosa pasti akan diikuti oleh hukuman.
Mezbah menunjukkan bahwa karena dosa-dosa mereka, manusia ditentukan untuk dihukum dan dibunuh, tetapi dengan membawa binatang korban ke mezbah korban bakaran dan mempersembahkannya kepada Allah, mereka bisa dibasuh dosa-dosanya, menerima pengampunan dosa, dan dengan itu hidup kembali. Di sini korban yang dipersembahkan di mezbah korban bakaran semuanya menjelaskan bahwa baptisan Yesus Kristus dan curahan darahNya sudah mengampuni dosa-dosa orang percaya. Jadi iman ini yang memberikan korban persembahan di mezbah korban bakaran terus dilanjutkan sampai ke masa Perjanjian Baru sebagai iman kepada baptisan dan darah Yesus Kristus.
Ketika kita percaya kepada Kristus sebagai Juruselamat kita, kita harus mempersembahkan kepada Allah iman kita yang percaya kepada baptisan Yesus dan darahNya sebagai pengampunan dosa kita. Di masa Perjanjian Lama, iman ini menunjuk kepada iman yang membuka dan masuk ke pintu gerbang pelataran Kemah Suci dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus.
 
 

Semua Korban Yang Dipersembahkan Di Mezbah Korban Bakaran Melambangkan Yesus Kristus 
 

Semua Korban Yang Dipersembahkan Di Mezbah Korban Bakaran Melambangkan Yesus Kristus  Apa yang dilakukan Yesus Kristus ketika Ia datang ke dunia ini? Kita penuh dosa; kita sudah melakukan dosa melawan Allah dan melanggar Hukum serta perintahNya. Tetapi untuk menghapus segala dosa kita, Yesus Kristus dibaptiskan oleh Yohanes dan menanggung segala dosa ke atas DiriNya, dan dengan itu mencurahkan darahNya di kayu Salib. Sama seperti korban persembahan menanggung segala dosa bangsa Israel yang ditanggungkan kepadanya melalui penumpangan tangan, dan kemudian dibunuh serta dibakar di mezbah korban bakaran, karena Yesus Kristus datang ke dunia ini sebagai korban persembahan yang tidak bercacat, dan dibaptis, Ia kemudian bisa mencurahkan darah pengorbananNya di kayu Salib dan mati di sana menggantikan kita. Dengan dipakukan kaki dan tanganNya serta mencurahkan darahNya, Tuhan kita menanggung semua kutuk segala dosa kita, dan bukan kita yang dikutuk karena dosa-dosa kita. Jadi, Ia sudah menyelamatkan kita dari dosa dan kutuk.
Apa yang dilakukan Yesus Kristus, yang sudah menjadi hakekat sebenarnya dari mezbah korban bakaran ini, ketika Ia datang ke dunia ini? Yesus Kristus sudah menyelamatkan kita dengan menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya, disalibkan dan mati di kayu Salib, dan bangkit kembali dari kematian. Tuhan kita datang ke dunia ini, menggenapi kepastian keselamatan kita, dan kemudian naik ke Kerajaan Surga.
 
 
Kita Tidak Bisa Tidak Melakukan Dosa Setiap Hari 
 
Ada juga makna lain dari mezbah korban bakaran, yaitu, “naik.” Pada kenyataannya, anda dan saya melakukan dosa setiap hari. Karena itu, kita harus senantiasa memberikan korban persembahan kepada Allah, dan karena itu, asap kutuk atas dosa kita senantiasa naik kepada Allah. Apakah ada hari dimana anda dan saya tidak melakukan dosa dan hidup secara sempurna? Korban persembahan bangsa Israel senantiasa diberikan sampai para imam kelelahan karena melakukan persembahan korban untuk mengampuni dosa-dosa bangsa Israel yang tidak terhitung jumlahnya. Karena bangsa Israel melanggar Hukum dan berdosa melawan Allah setiap hari, mereka harus memberikan korban persembahan mereka setiap hari.
Musa, mewakili Israel, mendeklarasikan 613 aturan Hukum dan perintah Allah kepada bangsa Israel: “Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firmanKu dan berpegang pada perjanjianKu, maka kamu akan menjadi harta kesayanganKu sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang kudus” (Keluaran 19:5-6). 
Bangsa Israel kemudian berjanji, “Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan.” (Keluaran 19:8). Jadi bangsa Israel ingin mengenal dan percaya kepada Allah ini yang menampakkan diri kepada Musa dan berbicara kepada mereka melalui Musa sebagai Allah mereka, dan mereka ingin Allah melindungi mereka. Dengan mentaati seluruh perkataan Allah kepada mereka, mereka juga ingin bukan hanya menjadi harta kesayanganNya, tetapi juga menjadi kerajaan imam dan bangsa yang Kudus yang menjadi milik Allah. Dengan itu, mereka berusaha mentaati seluruh perintah Allah yang diberikanNya kepada mereka.
Apakah Allah sungguh-sungguh tahu bangsa Israel akan melakukan dosa? Tentu saja. Inilah sebabnya Ia memanggil Musa ke Gunung Sinai, menunjukkan kepadanya Kemah Suci dalam penglihatan, menjelaskan kepadanya secara rinci, bagaimana cara membangunnya, dan memerintahkan agar Musa membangun seperti yang dikehendak. Dan Ia juga menetapkan cara korban yang dengannya persembahan diberikan di Kemah Suci ini. 
Ketika bangsa Israel berusaha memberikan korban penghapus dosa kepada Allah, mereka harus membawa sapi, kambing, domba, tekukur, atau merpati yang tak bercacat; dan selain beberapa kekecualian, mereka harus memastikan bahwa mereka menanggungkan segala dosa mereka kepada korban persembahan dengan menumpangkan tangan ke atas kepalanya (Imamat 1:1-3). Dan kemudian darah korban dicurahkan dengan menyembelihnya dan memberikan darah ini kepada para imam. Imam kemudian mengambil darah itu, mengoleskannya ke tanduk-tanduk mezbah korban bakaran, dan menuangkan sisanya ke tanah, memotong-motong binatang korban persembahan itu, dan mempersembahkannya kepada Allah dengan membakarnya. 
Beginilah bangsa Israel bisa diselamatkan dari dosa mereka. Ketika korban ini dibakar, mereka harus membakar bukan hanya dagingnya, tetapi mereka juga harus membakar semua lemak dari perut dan hatinya. Dengan cara ini, Allah menghapus dosa bangsa Israel.
 
 

Satu-Satunya Cara Menerima Pengampunan Dosa 


Kalau kita lihat sendiri, kita semua bisa memahami bahwa kita tidak bisa tidak melakukan dosa setiap waktu. Kita menjalani kehidupan kita senantiasa melakukan dosa. Kita melakukan dosa dengan berbagai alasan, apakah karena kelemahan, karena kita memiliki banyak cacat, terlalu serakah, atau memiliki kekuasaan yang terlalu besar. Bahkan di antara orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat, tidak ada seorangpun yang tidak melakukan dosa.
Satu-satunya cara untuk kita, yang selalu melakukan dosa meskipun kita percaya kepada Allah, untuk bisa dibasuh dari segala dosa itu dan diselamatkan adalah dengan percaya kepada baptisan Yesus Kristus. Ia adalah Allah sendiri yang datang dengan air dan darah (1 Yohanes 5:6); Ia datang ke dunia ini sebagai korban persembahan di mezbah korban bakaran melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Ketika Yesus menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan dibaptiskan dan membayar upah dosa-dosa kita dengan mencurahkan darahNya di kayu Salib dan mati di sana, bagaimana kita tidak menerima pengampunan dosa melalui iman? Karena keselamatan dari Mesias kita Yesus Kristus, melalui iman anda dan saya bisa menerima pengampunan dosa sekaligus.
Meski kita memang senantiasa melakukan dosa, karena keselamatan dari baptisan Yesus dan darah yang digenapkanNya ketika Ia datang ke dunia ini, kita bisa dibebaskan dari segala dosa kita. Tuhan kita menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya, membawa segala dosa dunia ke kayu Salib dan disalibkan, dan dengan itu sudah membebaskan kita sepenuhnya. Dengan dibaptiskan bagi dosa-dosa kita, menanggung kutuk atas segala dosa dengan penyalibanNya, dan bangkit kembali dari kematian, Ia sudah menyelamatkan kita sepenuhnya yang percaya kepada kebenaran ini. Meskipun kita tidak bisa menghindar dari kutuk atas dosa-dosa kita, karena kasih keselamatan dan karunia yang Yesus berikan kepada kita melalui kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, anda dan saya bisa diselamatkan melalui iman. Allah, dengan kata lain, sudah menyelamatkan kita dari dosa kita. Dengan percaya kepada Dia sehingga kita sudah dibebaskan dari segala dosa kita. Inilah yang ditunjukkan mezbah korban bakaran kepada kita.
Mungkin anda mengira bahwa di bagian dalam Kemah Suci semuanya indah, tetapi kalau anda sungguh-sungguh masuk ke pelatarannya, anda akan melihat pemandangan yang tidak anda duga dan menjijikkan. Mezbah korban bakaran perunggu, yang berbentuk segi empat, akan senantiasa membungbung asap dan api yang terasa mencekam. Mezbah perunggu menunggu orang-orang berdosa, tanahnya senantiasa basah oleh darah, dan semua orang menyadari bahwa tempat itu adalah tempat kutukan atas dosa. Karena tempat ini adalah tempat dimana korban persembahan diberikan setiap hari, anda akan terkejut mencium bau daging dan kayu yang terbakar. 
Di bawah mezbah korban bakaran itu, darah mengalir seperti sungai. Setiap kali bangsa Israel melakukan dosa, mereka membawa binatang korban ke Kemah Suci, menanggungkan dosa-dosa mereka dengan meletakkan tangan ke atas kepala mereka, menyembelihnya, mencurahkan darahnya, dan membawa darah itu kepada imam. Imam kemudian mengoleskan darah itu ke tanduk-tanduk mezbah korban bakaran dan menuangkan sisanya ke tanah. 
Mereka kemudian memotong-motong daging korban, dengan isi perut dan lemaknya, meletakkan daging keatas kisi-kisi dan membakar semuanya. Ketika darah dicurahkan, semula ia cair, mengalir berwarna merah. Tetapi tidak lama kemudian, darah itu mengental dan menjadi sedikit lengket. Kalau anda sudah sungguh-sungguh masuk ke Kemah Suci, anda akan melihat darah yang mengerikan itu.
Setiap kali bangsa Israel melanggar perintah Allah, melalui mezbah korban bakaran, mereka mengakui bahwa mereka mati seperti korban persembahan di mezbah. Mengapa? Karena Allah sudah membuat perjanjian dengan mereka dengan darah. “Kalau engkau menaati HukumKu, engkau menjadi umatKu dan kerajaan imam, tetapi kalau engkau tidak melakukannya, engkau harus mati seperti korban persembahan ini dibunuh.” Demikianlah Allah menetapkan perjanjianNya dengan darah. Demikian, bangsa Israel menerimanya sebagai kenyataan bahwa kalau mereka melakukan dosa dan melanggar Hukum, mereka harus mencurahkan darah. 
Pada kenyataannya, bukan hanya bangsa Israel, tetapi orang-orang yang percaya kepada Allah juga harus memberikan darah pengorbanan bagi dosa-dosa mereka. Hal itu menunjukkan bahwa siapa saja yang melakukan dosa di hadapan Allah dan dengan demikian memiliki dosa di dalam hatinya, tidak peduli bagaimana besar atau kecilnya dosa itu, harus menghadapi penghukuman atas dosa sebagai akibatnya. Meski hukum penghakiman—bahwa upah dosa adalah maut—berlaku bagi setiap orang di hadapan Allah, tidak terlalu banyak orang yang sungguh-sungguh takut akan penghukuman Allah dan dengan itu berusaha membuat tekad pribadi untuk mempercayai hukum keselamatan Allah yang dinyatakan di dalam cara korban. 
Mezbah korban bakaran menjelaskan bahwa menurut hukum yang menetapkan upah dosa itu maut, Yesus Kristus sudah menyelamatkan kita dari dosa dan penghukuman kita melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang ada di pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Bagi kita, yang senantiasa melakukan dosa dan harus dihukum untuk dosa-dosa itu, Kristus datang ke dunia ini dalam rupa manusia, menanggung segala dosa kita manusia ke atas DiriNya dengan dibaptiskan oleh Yohanes, membawa segala dosa dunia itu ke kayu Salib, disalibkan dan mencurahkan darahNya di sana, menanggung penderitaan dan sakit yang sangat berat, mengorbankan diriNya, dan dengan itu sudah menyelamatkan anda dan saya dari dosa kita.
Karena Kristus mengorbankan diriNya dan dengan itu sudah menyelamatkan kita dari dosa sehingga kita bisa diselamatkan dari dosa kita dengan iman. Untuk mereka yang tidak bisa menghindar dari kematian karena dosa, dengan kata lain, Yesus Kristus menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya, disalibkan sampai mati, dan dengan itu menyelamatkan mereka dari segala dosa dan penghukuman. 
Ketika kita memandang mezbah korban bakaran ini, kita bisa memiliki iman. Dengan melihat korban persembahan yang diberikan setiap saat di mezbah, kita bisa memahami dan percaya meskipun sebenarnya kitalah yang harus mati karena dosa-dosa harian kita, Allah tidak menjadikan kita sebagai korban persembahan bagiNya, tetapi justru Tuhan sendiri yang datang ke dunia ini dan menggenapi keselamatan kita. Dengan dibaptiskan, mencurahkan darahNya di kayu Salib, dan bangkit kembali dari kematian, Yesus sudah menyelamatkan kita.
Inilah sebabnya Allah Bapa menerima korban persembahan bangsa Israel dan mengampuni dosa-dosa mereka, dan bukannya menghukum mereka karena melakukan dosa. Dengan membuat bangsa Israel menanggungkan segala dosa mereka ke atas binatang korban melalui penumpangan tangan ke atas kepalanya, dan dengan menjadikan mereka menyembelih serta mempersembahkan darah, daging, dan lemaknya kepadaNya, Allah mengampuni segala dosa bangsa Israel. Melalui korban persembahan ini, Ia juga sudah membasuh kita dari segala dosa kita. Tidak lain dari hal inilah kasih karunia Allah dan kasihNya.
 
 
Allah Tidak Hanya Memandang Kita Berdasarkan Hukum 
 
Kalau Allah memang menghukum anda dan saya, dan seluruh bangsa Israel sesuai dengan HukumNya, berapa banyak di antara kita yang masih bisa tetap hidup di dunia ini? Kalau Allah mengukur dan menghukum kita hanya berdasarkan Allah, tidak ada soeorangpun di antara kita yang masih tetap hidup saat ini. Kebanyakan di antara kita bahkan tidak akan bisa bertahan selama 24 jam, dan akan mati dalam beberapa menit saja. Ada di antara kita yang akan hidup selama 1 jam sementara yang lainnya mungkin bertahan selama 10 jam, tetapi perbedaannya tidak penting—yang pasti, kita semua memang harus mati. Manusia tidak akan bisa hidup dengan lama seperti sekarang ini, yang mencapai usia 60, 70, 80, dan bahkan lebih. Dalam sekejap, semua orang akan dihukum.
Bayangkan apa yang bisa terjadi di pagi hari. Anak anda masih berjuang untuk bangun, karena semalam ia mengikuti suatu pesta. Istri anda berusaha untuk membangunkan dia. Lalu terjadi teriakan-teriakan, anak anda berteriak kepada istri anda yang membangunkannya, dan istri anda berteriak karena tersinggung atas teriakan anak anda kepadanya—dan kemudian dimulailah peperangan pagi. Akhirnya, baik ibu maupun anak-anak menjadi berdosa kepada Allah, dan tidak satupun dari keduanya yang akan bertahan sampai akhir hari, karena keduanya akan dihukum atas dosa-dosa mereka.
Tetapi Allah tidak memandang kita hanya berdasarkan Hukum kebenaranNya. “Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita” (Mazmur 103:10). 
Jauh dari menghukum kita dengan kebenaran Hukum, Allah justru mempersiapkan korban persembahan yang akan menggantikan kita, untuk menggenapi Hukum kebenaranNya. Dengan membuat kita menanggungkan segala dosa kita kepada korban persembahan dengan penumpangan tangan kita keatasnya, dan membuat kita mempersembahkan darah korban persembahan ini dan bukannya hidup kita sendiri, Allah sudah menerima hidup dari korban persembahan dan bukannya hidup kita sendiri, dan sudah mengampuni segala dosa manusia, termasuk dosa-dosa kita dan bangsa Israel, sudah menyelamatkan kita dari dosa, dan membuat kita hidup kembali. Dan dengan menyelamatkan orang berdosa dari dosa-dosa mereka, Allah sudah menjadikan mereka sebagai umatNya. Demikianlah cara Allah menjadikan bangsa Israel sebagai imam-imam di dalam Kerajaan Allah.
Korban persembahan di sini tidak lain menunjuk kepada Yesus Kristus. Karena dosa-dosa kita, Yesus Kristus menjadi korban persembahan ini, dan menyelamatkan kita yang menghadapi penghukuman dosa, Ia menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan baptisan, mencurahkan darahNya dan mati di kayu Salib. Untuk menyelamatkan kita dari dosa, Anak Tunggal Allah datang ke dunia ini dalam rupa manusia dan menjadi korban persembahan melalui baptisanNya, semua dalam ketaatan terhadap kehendak Bapa. Dengan menanggung segala dosa manusia ke atas DiriNya dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, dengan membawa segala dosa dunia itu ke kayu Salib, disalibkan, mencurahkan darahNya, dan dengan itu mengorbankan diriNya, dan dengan mati serta bangkit dari kematian, Yesus sudah menyelamatkan anda dan saya secara penuh. 
Ketika kita mendengarkan Firman keselamatan yang menjelaskan bahwa Yesus, menggantikan kita, dibaptiskan, disalibkan, dan bangkit kembali dari kematian di hari yang ketiga, hati kita sangat diterangi. Karena Ia yang tidak memiliki dosa, dan bukannya kita, yang menerima baptisan yang menanggungkan segala dosa kepadaNya, dan sebagai upah atas dosa-dosa itu, Ia menanggung segala penganiayaan, penindasan, kesakitan, penderitaan, dan kematian, yang seharusnya menjadi bagian yang harus kita jalani. Ketika Kristus dengan itu sudah menyelamatkan kita dari dosa, tidak ada lain yang lebih bodoh daripada tidak percaya kepada kebenaran ini.
 
 
Kita Harus Percaya Kepada Keselamatan Yang Digenapi Melalui Kain Biru Dan Kain Ungu, Dan Kain Kirmizi 
 
Kita Harus Percaya Kepada Keselamatan Yang Digenapi Melalui Kain Biru Dan Kain Ungu, Dan Kain Kirmizi  Ketika Allah menanggung segala dosa dan penghukuman atas dosa-dosa itu melalui baptisanNya bagi kita, dan sesudah Ia menyelamatkan anda dan saya dari dosa-dosa kita dengan mengorbankan diriNya menggantikan kita, yang harus kita miliki adalah iman yang mengatakan, “Terima kasih, Tuhan!” Meskipun banyak orang yang tersentuh oleh kisah cinta, kisah kehidupan, atau kisah-kisah apa saja yang berhubungan dengan perasaan, namun ketika menyangkut sikap hati mereka terhadap kasih Allah yang tanpa syarat, hati mereka sedingin es. Ketika anugerah Tuhan itu begitu besar sampai Ia dibaptiskan dan mati di kayu Salib menggantikan kita, tetap ada orang-orang yang bebal yang tidak mau menyadari anugerah ini dan tidak bersyukur kepadaNya untuk semuanya itu. 
Yesus Kristus, Anak Allah, datang ke dunia ini dan menjadi korban persembahan bagi kita. Dia menerima segala dosa kita ke atas DiriNya dengan memberikan tubuhNya di kayu Salib. Ia ditampar, ditelanjangi, dianiaya, ditindas, semuanya untuk kita. Inilah caranya Ia menyelamatkan kita. Dengan percaya kepada kebenaran ini saja kita bisa menjadi anak-anak Allah. Inilah terang yang lebih besar dari segalanya, anugerah Allah yang besar yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kalau demikian caranya Kristus menyelamatkan kita, sangat menyedihkan bagi saya saat melihat bahwa masih banyak orang yang masih belum percaya dan bersyukur bahkan setelah mendengar hal itu.
Karena Yesus datang ke dunia ini, menerima baptisanNya, dan mengorbankan DiriNya sehingga anda dan saya sudah diselamatkan dari dosa kita. Karena itu, Yesaya 53:5 mengatakan, “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” 
Kita melakukan dosa seumur hidup kita. Untuk menyelamatkan kita, yang tidak bisa menghindar dari penghukuman, dari segala dosa kita, penghukuman, kebinasaan dan kutuk, Tuhan kita meninggalkan tahta Kerajaan Surga, dan datang ke dalam dunia ini. Ia menundukkan kepalaNya di hadapan Yohanes dan dibaptiskan, membawa segala dosa itu ke kayu Salib dan mengalami penderitaan yang besar, mencurahkan darahNya ke atas tanah, bangkit kembali dari kematian, menjadi korban persembahan bagi kita, dan sudah menjadi Allah keselamatan kita yang sejati.
Apakah anda memikirkan tentang kenyataan ini dan memeliharanya di dalam hati anda? Ketika anda mendengar Firman, yang patut bagi anda adalah bahwa anda percaya serta merasa sangat diterangi di dalam hati bahwa Yesus Kristus memang datang ke dalam dunia ini dalam rupa manusia, dan bahwa Ia dibaptiskan, disalibkan sampai mati, dan bangkit untuk menyelamatkan umatNya dari dosa-dosa mereka. Kalau kita menyadari bahwa kita memang harus masuk neraka, kita bisa menyadari di dalam hati kita betapa agungnya terang dan penuh syukurnya keselamatan itu. Meskipun kita sudah ingin percaya kepada Allah dan menjadi umatNya, tidak ada jalan untuk mencapainya. Tetapi bagi anda dan saya, yang sungguh-sungguh mencari pengampunan dosa, Ia sudah menemui kita dengan Firman kebenaran bahwa Kristus datang ke dunia ini, mati di kayu Salib, dan bangkit kembali dari kematian pada hari yang ketiga.
Kalau bukan karena pengorbanan Yesus ini, bagaimana kita bisa menerima keselamatan kita? Kita tidak akan pernah bisa! Kalau bukan karena baptisan Yesus dan darah di kayu Salib, dan kalau bukan karena kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang ada di Kemah Suci, keselamatan hanya akan menjadi sebuah impian yang sangat tidak mungkin tercapai. Kalau bukan karena pengorbananNya, kita tidak akan pernah dibebaskan dari segala dosa kita dan menghindari penghukumannya, tetapi justru akan dibuang ke dalam api kekal di neraka serta menderita selamanya. Namun Kristus sudah menyelamatkan kita dengan mengorbankan DiriNya bagi kita, sama seperti korban persembahan di dalam Perjanjian Lama.
 
 

Keselamatan Kain Biru Dan Kain Ungu, Dan Kain Kirmizi Digenapi Di Dalam Perjanjian Baru 


Pembaca yang terkasih, anda jangan pernah lupa akan kebenaran kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipakai di Kemah Suci. Kain lenan halus adalah Firman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Firman yang dijanjikan Allah sejak dahulu bahwa Ia sendiri akan datang kepada kita sebagai Juruselamat, dan sesuai dengan janji ini, Yesus Kristus datang ke dunia ini. Kain biru bahwa Kristus, ketika datang ke dunia ini, menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya. Ia dibaptiskan, dengan kata lain, sesuai dengan janji bahwa Ia akan menyelamatkan kita dari dosa dan melepaskan kita dari penghukuman. Untuk menanggung segala dosa kita dan dosa semua manusia di dunia ini ke atas DiriNya, Ia dibaptiskan oleh Yohanes, dan memang menanggung segala dosa dunia ini. Kita jangan pernah melupakan ini, karena kalau kita lupa bahwa Yesus datang sebagai korban persembahan dan menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya, tidak akan ada keselamatan.
Yang lebih sering, kita hidup di dalam dunia ini sangat terpengaruh untuk menekankan kepentingan diri kita sendiri. Hati manusia adalah sedemikian sampai meski mereka tidak suka mendengar orang lain memegahkan diri, mereka sendiri sebenarnya juga memegahkan dirinya. Namun ada saatnya dimana ada kesempatan untuk memegahkan bukan diri sendiri, tetap memegahkan orang lain, dan inilah saatnya ketika saya mengucapkan syukur kepada Yesus yang sudah menyelamatkan saya melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Dengan kata lain, saya memegahkan Yesus. Saat ini, saya menceritakan dan memegahkan sesering mungkin bahwa Yesus datang ke dunia ini; untuk menghapus segala dosa kita, Ia menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan dibaptiskan; bahwa Yesus bisa disalibkan adalah karena baptisanNya ini; dan demikianlah Tuhan menyelamatkan kita. Saya tidak pernah tidak memegahkan kebenaran ini, dan memberikan semua kemuliaan kepada Allah.
Namun ada banyak orang, yang meski mengaku percaya kepada Yesus, memberitakan Firman namun yang melalaikan baptisanNya, atau memegahkan dirinya hanya meminjam namaNya. Ada seorang pelayan palsu yang mengatakan bahwa ia bisa hidup dengan hanya $300 satu bulan untuk hidupnya. Seolah-olah hal itu adalah sebuah keberhasilan yang besar, ia memegahkan diri dengan mengatakan bahwa ia bisa hidup hanya dengan $300 dalam satu bulannya, dan bahwa ia tidak pernah membawa uang kalau ia mengadakan perjalanan karena orang-orang percaya yang lain menanggung semua biaya yang diperlukannya. Tetapi apakah uang orang-orang percaya yang lain itu bukan uang? Apakah uang itu tidak berarti apa-apa, karena uang itu bukan miliknya? Pemimpin Kristen ini mengatakan bahwa yang dilakukannya hanyalah berdoa kalau ia membutuhkan sesuatu, “Allah, cukup keperluan perjalanan saya! Saya percaya kepada Engkau, Tuhan!” Dengan doa ini, ada beberapa orang-orang kudus yang akan muncul dan memberikannya sejumlah uang, demikian menurut kesaksiannya. Melihat orang-orang yang mengatakan hal seperti itu seolah-olah menjadi sesuatu yang layak dibanggakan, pikiran apa yang muncul di dalam benak anda?
Matius 3:13-17 mengatakan, “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis olehMu, dan Engkau yang datang kepadaku?” Lalu Yesus menjawab, kataNya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.” Dan Yohanes pun menurutiNya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” Bagian ini menjelaskan mengenai apa yang terjadi ketika Yesus dibaptiskan. Ketika Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan dan keluar dari air, pintu Surga terbuka dan suara Allah Bapa terdengar, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” Yohanes Pembaptis sangat terkejut pada saat itu.
Yohanes Pembaptis terkejut dua kali di sungai Yordan. Ia terkejut pertama kali ketika ia melihat Yesus datang kepadanya dan mau dibaptiskan olehnya, dan ia juga terkejut ketika ia melihat pintu Surga terbuka dan mendengar suara Allah Bapa yang mengatakan, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”
Apakah alasan Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis? Matius 3:15 di sini memberikan jawabannya kepada kita. Mari kita baca kembali ayat 15 dan 16, “Lalu Yesus menjawab, kataNya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.” Dan Yohanes pun menurutiNya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya” 
Matius 3:15 menjelaskan alasan mengapa Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. Meskipun Yesus adalah Imam Besar di dalam Kerajaan Surga dan Anak Tunggal Allah, Ia tetap saja datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita, umatNya, dari dosa-dosa kita. Dengan kata lain, Yesus datang ke dunia ini sebagai korban persembahan yang membayar upah dosa-dosa kita dengan menanggung segala dosa ke atas DiriNya dan dijadikan korban menggantikan kita. Inilah sebabnya Yesus mau dibaptiskan oleh Yohanes.
Tetapi mengapa Yesus dibaptiskan tidak lain oleh Yohanes Pembaptis? Karena Yohanes Pembaptis adalah wakil manusia, sebab ia adalah yang terbesar di antara semua yang dilahirkan oleh perempuan. Matius 11:11 mengatakan, “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis.” Yohanes Pembaptis adalah hamba Allah yang dinubuatkan di masa Perjanjian Lama dalam Kitab Maleakhi, “Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu” (Maleakhi 4:5). Yohanes Pembaptis adalah Elia yang dijanjikan untuk diutus oleh Allah.
Mengapa Allah menyebut Yohanes Pembaptis sebagai Elia? Elia adalah seorang nabi yang membalikkan hati bangsa Israel kembali kepada Allah. Pada saat itu, bangsa Israel melakukan penyembahan kepada Baal sebagai Allah mereka, tetapi Elia menunjukkan kepada mereka dengan jelas siapa Allah yang sebenarnya, apakah Baal atau Allah Jehovah. Ia adalah seorang nabi, yang dengan imannya dan melalui korban persembahannya, menunjukkan kepada bangsa Israel siapa sebenarnya Allah yang hidup, dan kemudian menuntun mereka, yang selama ini menyembah berhala, kembali kepada Allah yang benar. Inilah sebabnya di akhir Perjanjian Lama, Allah berjanji “Aku akan mengutus Elia.” Karena semua manusia, yang adalah gambar Allah, sedang berada di jalan yang sesat menyembah berhala dan roh jahat, Allah mengatakan bahwa Ia akan mengutus hambaNya yang akan membawa mereka kembali kepada Allah. Dia yang akan datang itulah Yohanes Pembaptis.
Matius 11:13-14 mengatakan, “Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu.” Elia yang akan datang ini tidak lain dari Yohanes Pembaptis. Dalam ayat 11-12 dituliskan, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.” 
Jadi ketika dikatakan di sana bahwa, “di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis,” itu berarti bahwa Allah memunculkan Yohanes Pembaptis sebagai wakil dari semua manusia. Allah menjadikan Yohanes Pembaptis dilahirkan ke dunia ini enam bulan sebelum kelahiran Yesus. Dan Allah mempersiapkan dia sebagai nabi yang terakhir masa Perjanjian Lama. Karena itu, sebagai Imam Besar di dunia ini, Yohanes Pembaptis membaptiskan Yesus Kristus dan dengan itu menanggungkan segala dosa manusia ke atas Dia. Dengan kata lain, alasan mengapa Yohanes Pembaptis membaptiskan Yesus adalah untuk menanggungkan segala dosa dunia ke atas DiriNya. Alasan mengapa Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis adalah untuk menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya.
Inilah sebabnya Yesus mengatakan di dalam Matius 3:15, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.” Karena seluruh kebenaran bisa digenapi hanya kalau Yesus menerima baptisanNya dari Yohanes Pembaptis untuk menerima segala dosa dunia, Yesus mengatakan bahwa hal itu adalah sepatutnya.
 
 
Demikianlah Tuhan Sudah Menyelamatkan Orang Berdosa Dengan Cara Ini
 
Demikianlah Tuhan Sudah Menyelamatkan Orang Berdosa Dengan Cara Ini Baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes ini sama dengan penumpangan tangan dalam Perjanjian Lama. Hal itu, dengan kata lain, penumpangan tangan yang dilakukan di mezbah korban bakaran pada masa Perjanjian Lama untuk menanggungkan dosa-dosa manusia ke atas korban persembahan. Dengan datang ke dunia ini dan dibaptiskan, Yesus Kristus menggenapi janji penumpangan tangan—janji yang dibuat setiap kali korban harian diberikan dimana orang-orang berdosa menanggungkan dosa-dosa mereka kepada korban persembahan dengan menumpangkan tangannya ke atas kepalanya, dan setiap kali korban tahunan diberikan pada hari ke-10 bulan yang ketujuh, hari pendamaian agung, yang melaluinya Imam Besar menanggungkan dosa-dosa setahun yang dimiliki bangsa Israel kepada korban persembahan dengan menumpangkan tangannya ke atas binatang korban itu. 
Seperti penumpangan tangan dalam Perjanjian Lama, karena Yesus menerima segala dosa ke atas DiriNya dengan dibaptiskan, Ia menghapus segala dosa itu, dan karena Ia menanggung segala dosa manusia ke atas DiriNya, Ia menanggung penghukuman atas dosa-dosa itu menggantikan kita dan kemudian dijadikan korban. Beginilah cara Yesus Kristus bisa menjadi Allah sejati bagi keselamatan kita.
Demikianlah, kita harus mengakui bahwa karena dosa-dosa kita, kita tidak bisa menghindar dari kematian yang pasti dan dihukum. Kita harus memahami dan merasakannya. Dan kita harus memahami bahwa Yesus Kristus Juruselamat kita sudah menyelamatkan kita dengan datang ke dunia ini dan menjadi korban menggantikan kita, yaitu, melalui karya keselamatanNya dengan baptisan, penyaliban dan kebangkitanNya, Yesus Kristus sudah menghapus segala dosa kita dan menyelamatkan kita secara penuh dari segala dosa kita. Kita juga harus percaya bahwa Yesus sudah memberikan kepada kita karunia keselamatan, dan Ia menggenapi keselamatan kita dan sudah memberikan kepada kita keselamatan yang sempurna ini sebagai karuniaNya kepada kita. Yesus sudah menggenapi seluruh kebenaran, sehingga kalau seseorang percaya saja, dan kalau seseorang menerima saja, maka ia pasti akan diselamatkan. 
Untuk membuat kita memahami hal ini, pintu gerbang pelataran Kemah Suci dibuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Ini juga alasannya mengapa kita akan melihat terlebih dahulu mezbah korban bakaran kalau kita membuka dan masuk ke dalam pintu gerbang pelataran Kemah Suci ini. Korban yang diberikan di mezbah korban bakaran adalah juga gambaran dari cara keselamatan yang melaluinya Yesus Kristus sudah menyelamatkan kita. Korban yang dipersembahkan di mezbah korban bakaran harus menerima semua kesalahan orang-orang berdosa ke atas dirinya melalui penumpangan tangan dan mencurahkan darahnya sampai mati bagi orang-orang berdosa itu. Darah korban persembahan kemudian dioleskan kepada tanduk-tanduk mezbah, dan sisanya dipercikkan ke tanah. Kemudian, mereka mempersembahkan daging dan lemak binatang itu di mezbah korban bakaran. Semuanya itu adalah cara yang dengannya korban persembahan diberikan kepada Allah. Semua tindakan dalam korban persembahan itu tepat sama dengan cara yang dengannya Yesus Kristus sudah menjadi Juruselamat bagi kita. Melalui korban persembahan, dengan kata lain, Allah sudah menunjukkan kepada kita bahwa Yesus Kristus akan datang ke dunia ini dan menyelamatkan kita dengan cara demikian.
Suatu keharusan, bahwa tangan orang-orang berdosa harus ditumpangkan ke atas binatang korban yang dipersembahkan di mezbah korban bakaran. Inilah sebabnya Kemah Suci menjelaskan kepada kita tentang Injil air dan Roh. Dengan datang ke dunia ini, Yesus Kristus dibaptiskan untuk menanggung segala dosa manusia ke atas DiriNya. Baptisan adalah kiasan dari keselamatan bahwa Kristus menerima untuk menjadi korban persembahan bagi semua orang berdosa di dunia ini di hadapan Allah Bapa. 
Melalui Kemah Suci ini, kita sekarang memiliki iman yang jelas. Sama seperti korban persembahan menerima dosa-dosa bangsa Israel di Hari Raya Pendamaian melalui penumpangan tangan Imam Besar, dan sama seperti korban itu harus dikorbankan menggantikan mereka karena dosa-dosa mereka sekarang sudah ditanggungkan kepadanya (Imamat 16), Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya dan untuk menjadi korban persembahan kita bagi dosa-dosa itu, dan memang menjadi korban persembahan kita, dan dengan itu menyelamatkan kita dari dosa dan penghukuman kita. Kita sekarang bisa sepenuhnya percaya kepada keselamatan kasih ini. Dengan percaya kepada kebenaran ini kita bisa bersyukur dan membalas kepada Allah atas keselamatan kasih yang sudah diberikanNya kepada kita.
Tidak peduli bagaimana baiknya pemahaman seseorang akan Kemah Suci, kalau ia tidak percaya, maka semua pemahaman itu tidak ada gunanya. Demikian juga, kita harus memahami, dan juga percaya, akan betapa pentingnya baptisan Yesus Kristus itu. Kemah Suci memiliki tiga gerbang, yang semuanya terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Manusia mungkin mengartikan setiap gerbang Kemah Suci itu dengan cara berbeda karena ketidakpahaman mereka. 
Dalam urutan kain itu, yang pertama adalah kain biru, diikuti dengan urutan kain ungu, kain kirmizi, dan kain lenan halus. Hanya dengan membuat gerbang itu sedemikian rupa barulah bisa disebut sebagai gerbang Kemah Suci yang sebenarnya, karena memang demikianlah tepatnya Allah memerintahkan kepada bangsa Israel untuk membangunnya di masa Perjanjian Lama.
Ada alasan mengapa gerbang itu harus dibuat dengan cara demikian. Bagaimanapun Yesus Kristus dilahirkan ke dunia ini sebagai Juruselamat manusia dalam rupa manusia dan melalui rahim anak dara Maria, kalau Ia tidak dibaptiskan untuk menanggung segala dosa ke atas DiriNya terlebih dahulu, Ia tidak akan bisa menjadi Juruselamat kita yang sejati. Kalau Ia tidak dibaptiskan, Ia tidak akan disalibkan dan mati di kayu Salib, juga. Demikianlah, kain biru harus dipasang terlebih dahulu, dan kepentingan kain itu juga teramat sangat penting.
 
 
Kepada Siapa Kita Harus Percaya?
 
Karena itu, kita harus percaya kepada Yesus Kristus yang sudah menyelamatkan kita dari dosa kita. Kita bisa sungguh-sungguh dilahirkan kembali hanya kalau kita percaya kepada keselamatan yang Anak Allah, Yesus Kristus Juruselamat, berikan kepada kita. Ketika kita percaya kepada Anak Allah sebagai Allah keselamatan kita, dan ketika kita percaya kepada Kesengsaraan Besar bahwa Ia datang ke dunia ini, menanggung segala dosa ke atas DiriNya sekaligus dengan dibaptiskan bagi kita, dan menanggung penghukuman di kayu Salib, kita kemudian bisa menerima keselamatan kita yang sebenarnya. 
Karena Yesus Kristus tidak bisa menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan cara lain kecuali melalui baptisanNya, hanya dengan menanggung segala dosa dengan cara yang pasti inilah Ia bisa pergi ke kayu Salib, mencurahkan darahNya dan mati di sana. Tidak peduli Ia adalah Anak Allah dan Ia datang ke dunia ini sebagai Juruselamat, kalau Ia tidak menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya, keselamatan kita tidak akan pernah bisa terjadi di dunia ini.
Karena itu, sangat penting agar anda memastikan bukti-bukti Alkitabiah secara rinci dalam keyakinan yang penuh bahwa dosa-dosa anda memang sudah dihapuskan. 
Mari kita bayangkan sesaat kalau anda berhutang dalam jumlah yang cukup banyak. Kemudian ada yang mengatakan kepada anda, “Jangan khawatir, aku akan melunaskannya bagimu. Tidak perlu khawatir, aku akan membereskan masalah ini.” Setiap kali bertemu dengan anda, orang itu selalu berkata, “Bukankah aku sudah mengatakan agar anda jangan khawatir? Aku sudah mengatakan bahwa aku akan membereskan semuanya!” Coba kita andaikan lagi kalau orang itu kemudian menjadi marah, dan menanyakan mengapa anda tidak percaya kepadanya. Bahkan kalau orang ini mengatakan kepada anda setiap hari, “Aku sudah membayar semuanya; percaya saja kepadaku,” kalau ia belum sungguh-sungguh membayar hutang anda, maukah anda sungguh-sungguh dibebaskan dari hutang anda hanya dengan percaya kepada orang yang demikian? Tentu saja tidak! 
Tidak peduli bagaimanapun yakinnya ia mengatakan kepada anda, “Kalau kamu percaya kepadaku, semua hutangmu sudah dibereskan,” kalau ia tidak sungguh-sungguh melunaskannya, maka semua hutang anda masih tetap ada, dan orang itu hanya mendustai anda. Karena itu anda bertanya terus menerus, “Jadi anda melunaskan hutang saya?” Ia kemudian berulangkali menjawab kepada anda, “Mengapa kamu ragu-ragu? Percaya saja kepadaku tanpa syarat! Aku mengatakan bahwa aku sudah melunaskan hutangmu. Yang harus kamu lakukan hanyalah percaya kepadaku, namun kamu masih curiga! Jangan begitu!” Jadi, sekarang kita andaikan lagi, bahwa anda sungguh-sungguh percaya kepadanya dengan sepenuh hati anda. Tetapi tidak peduli bagaimana anda percaya kepadanya, kalau ia tidak sungguh-sungguh melunaskan hutang anda, maka semua yang dikatakannya hanyalah dusta belaka.
 
 
Beginilah Iman Orang Kristen Jaman Sekarang 
 
Orang Kristen jaman ini mengatakan, “Yesus sudah menyelamatkan anda dengan mencurahkan darahNya yang mahal di kayu Salib. Ia menanggung segala penghukuman dosa di sana. Beginilah Ia menyelamatkan anda.” Banyak pendeta berkhotbah seperti itu kepada jemaat mereka. Ketika ada di antara jemaatnya berdiri dan mengatakan, “Tetapi saya masih penuh dosa,” mereka akan mengatakan, “Itu karena imanmu kecil. Percaya saja! Ketidakpercayaan anda itu sajalah yang menjadi dosa anda!” “Saya juga ingin percaya, Pak. Tetapi saya tidak tahu mengapa saya tidak bisa percaya.” “Saya tidak tahu mengapa saya masih penuh dosa ketika saya sudah percaya. Saya sungguh-sungguh percaya.” “Anda tidak memiliki iman yang cukup. Anda perlu percaya lebih mendalam lagi. Naiklah ke sebuah bukti dan berusahalah untuk berpuasa. Percayalah ketika anda melewatkan waktu makan anda.” “Tidak bisakah saya percaya tanpa harus melewatkan waktu makan saya?” “Tidak, anda harus berusaha untuk percaya ketika anda sedang berpuasa.
Banyak pendeta jaman ini yang menyuruh anda untuk percaya, tetapi mereka tidak menyelesaikan masalah dosa-dosa anda, dan mereka hanya menegur anda karena anda tidak percaya. Di sisi anda, anda berusaha untuk percaya tetapi tetap saja terlalu berat untuk menjadi percaya, atau anda sungguh-sungguh percaya secara buta tetapi masalah dosa-dosa anda masih tetap ada. Lalu apa yang salah di sini? Bagaimana penjelasan untuk hal ini? Manusia tidak bisa memiliki iman yang benar dan kuat karena mereka tidak tahu bahwa Yesus Kristus menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan dibaptiskan. Hal itu adalah karena mereka percaya kepada khayalan yang dengannya mereka tidak bisa menyelesaikan masalah dosa-dosa mereka betapapun kerasnya mereka percaya. 
Apakah iman datang hanya karena percaya tanpa syarat tanpa adanya bukti-bukti yang pasti? Tentu saja tidak! Iman yang lengkap datang sekaligus hanya ketika anda mengenal bagaimana masalah dosa sungguh-sungguh bisa diselesaikan dan percaya kepada hal itu. “Meskipun saya sudah meragukan anda, Tuhan, sangat jelas sekali bahwa Engkau sudah menyelesaikan masalah dosa saya. Tidak peduli bagaimanapun kerasnya saya berusaha untuk percaya, saya tidak bisa tidak percaya kepada keselamatan yang dariMu, karena keselamatan ini begitu pasti. Terima kasih karena Engkau menyelesaikan masalah saya.” Meskipun kita mungkin pertama-tama bimbang, dengan kata lain, karena bukti keselamatan kita begitu pasti sehingga akhirnya kita tidak bisa lagi bimbang. Sebagai tanda dari keselamatan kita dan buktinya, Yesus sudah menunjukkan kepada kita tanda terimanya yang disebut sebagai Injil air dan Roh. “Saya sudah membayar hutangmu dengan cara ini.” Hanya ketika kita melihat tanda terima itu yang menunjukkan bahwa semua hutang kita sudah dilunaskan sehingga kebenaran iman itu datang kepada kita.
Kita tidak bisa percaya meski kita mengakui percaya kepada Allah, mengatakan bahwa Yesus Kristus, Allah sendiri, adalah Juruselamat kita, dan mengatakan percaya kepada Juruselamat, kalau kita sendiri tidak memiliki bukti tentang bagaimana Ia sudah menyelamatkan kita dan bagaimana dosa-dosa kita dihapuskan. Dengan kata lain, kita tidak bisa memiliki keyakinan yang kuat kecuali kalau kita sudah melihat tanda terima yang menunjukkan mengenai pembayaran yang lunas dari semua upah dosa-dosa kita. Orang-orang yang percaya tanpa melihat tanda terima ini bisa saja mula-mula merasa imannya kuat, tetapi iman mereka, pada kenyataaannya, hanyalah buta. Iman yang demikian tidak lebih dari iman fanatik semata-mata.
 
 
Apakah Anda Menganggap Iman Fanatik Sebagai Iman Yang Baik?
 
Bagaimana anda bisa suka kepada seorang pendeta yang memiliki iman fanatik serta menuntut fanatisme yang sama dari orang-orang lain? “Percaya! Terima apinya! Api, api, api! Roh Kudus yang seperti api, isi kami dengan api! Aku percaya bahwa Tuhan akan memberkati semuanya! Aku percaya bahwa Ia akan membuat anda semua menjadi kaya! Aku percaya bahwa Ia akan memberkati anda! Aku percaya bahwa Ia akan menyembuhkan anda!” Ketika pendeta yang demikian mengadakan pertunjukan yang demikian, telinga orang-orang yang datang berdenging dan hati mereka mulai melonjak. Dengan melalui tata suara yang memiliki kualitas terbaik, ketika ia mulai berteriak, “Api, api, api,” hati orang-orang yang datang mulai melonjak karena indahnya suara perkataannya. Mereka kemudian dilingkupi dengan emosi, seolah-olah ada iman yang kuat yang datang kepada mereka, dan mereka berseru, “Datanglah, Tuhan Yesus! Oh, datanglah, Roh Kudus!” 
Sekitar saat ini, pendeta itu kemudian akan memancing emosi orang-orang yang datang dengan mengatakan, “Mari kita berdoa. Saya percaya bahwa Roh Kudus sedang turun dan memenuhi kita semua.” Lalu band pengiring mulai menyanyikan lagu-lagu pujian, dan orang-orang akan mengangkat tangan mereka tinggi-tinggi, menjadi liar karena antusias, dan luapan emosi mereka mencapai puncaknya. Tepat dalam keadaan seperti itu, pendeta itu kemudian mengatakan, “Mari kita memberikan korban kita. Secara khusus, sore hari ini, Allah ingin menerima korban khusus dari anda. Mari kita semua memberikan korban khusus ini kepada Allah.” 
Dikuasai oleh emosi mereka, orang-orang itu akhirnya akan mengosongkan kantong mereka. Pendeta palsu ini sudah mempersiapkan mimbar yang sangat besar untuk mengumpulkan uang yang dikumpulkan, dan meletakkan banyak jala kupuKupu (kantong persembahan) di depannya. Ketika band memulai menyanyikan lagu-lagu dan hati orang-orang itu dikuasai dengan kegembiraan mereka, ia kemudian menyuruh orang-orang yang menjadi penangkap kupuKupu (sukarelawan yang menjalankan kantong persembahan) di tengah-tengah jemaat.
Dengan tipuan yang mengatakan bahwa semakin banyak persembahan berarti semakin banyak berkat, dan menyentuh emosi orang-orang, para pendeta palsu itu berusaha kuat agar orang-orang mengeluarkan air mata dan membuka dompetnya. Hal itu adalah untuk membuat mereka memberikan lebih banyak uang tanpa mereka sadari dengan menghilangkan nalar dan persepsi mereka serta menguasai mereka dengan emosi belaka. Ini tidak didasari oleh firman Allah, atau oleh khotbah manapun, tetapi hanya sekedar tindakan fanatik dan buta yang berdasarkan kepalsuan. Demikian, pendeta yang imannya fanatisme memancing emosi orang-orang demi kepentingan mereka yang tersembunyi.
Kalau kita tahu bahwa Tuhan kita menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya, dan kalau kita percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat kita, maka kita tidak aka terguncang, dan akan tetap ada dalam kedamaian. Satu-satunya hal yang menolong kita secara diam-diam adalah bahwa Yesus menanggung segala dosa kita dengan baptisanNya dan disalibkan sampai mati. Ketika kita memikirkan mengenai hal ini, bahwa Yesus, Allah sendiri, menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan baptisanNya dan mati untuk membayar upah dosa-dosa itu, kita menjadi sangat bersyukur, dan hati kita dipenuhi dengan sukacita. Namun, pertolongan yang tenang di dalam hati kita itu jauh lebih besar dibandingkan dengan hal apapun di dunia ini; baik pengakuan cinta yang romantis, maupun pemberian berupa permata yang paling berharga di dunia ini yang akan menolong kita lebih dari hal ini.
Sebaliknya, pertolongan yang berorientasi kepada emosi orang-orang fanatik tidak akan tahan selama itu. Meski mereka mungkin bertahan dalam pertolongan itu untuk sementara waktu, ketika mereka melakukan dosa setiap hari dan menjadi malu karena dosa-dosa itu, mereka hanya bisa menyembunyikan wajahnya karena rasa malu. “Ketika Yesus menanggung hukuman dan mati di kayu Salib bagi kita, mengapa saya masih melakukan dosa setiap hari?” Karena itu mereka kehilangan muka dan tidak bisa lagi tertolong kalau waktu berlalu; dan bahkan, karena malu, mereka tidak bisa menghadap Allah. 
Inilah sebabnya Allah sudah menunjukkan kepada kita mezbah korban bakaran. Korban persembahan yang diberikan di mezbah korban bakaran sesuai dengan cara korban tidak lain dari Yesus Kristus Juruselamat kita. Demikianlah, mezbah korban bakaran menyatakan bahwa Yesus datang ke dunia ini dan sudah menyelamatkan kita semua sekaligus melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Allah sudah membuat kita melihat mezbah korban bakaran, dan Ia menghendaki agar kita diselamatkan dengan mempercayainya. 
 
 
Apa Yang Harus Kita Lakukan Di Jaman Ini?
 
Ada banyak hal yang harus kita lakukan sebagai orang-orang yang dilahirkan kembali. Pertama-tama, kita harus memberitakan Injil air dan Roh ke seluruh penjuru dunia. Kita harus memberitakan kebenaran kepada mereka yang masih belum mengerti kebenaran kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, dan karena itu kita harus menolong mereka untuk diselamatkan dari penghukuman api neraka. Mengapa? Karena ada banyak orang yang mengikut Yesus tanpa memahami dan percaya kepada Injil air dan Roh yang dinyatakan di dalam Kemah Suci. 
Untuk mewartakan kebenaran ini kepada mereka, masih banyak hal yang harus kita lakukan. Kita harus menerbitkan buku-buku kita yang dikirim ke seluruh penjuru dunia; dari menerjemahkan, mengoreksi terjemahan, dan mengedit untuk membuat buku-buku itu cocok dengan dana pecetakan yang tersedia dan mengirimkannya ke negara-negara di seluruh dunia, jadi masih ada banyak hal yang harus dilakukan.
Jadi ketika kita melihat rekan-rekan sekerja dan para pelayanan, kita bisa melihat betapa sibuknya mereka semua. Karena semua orang-orang kudus dan pekerja di Gereja Allah sangat sibuk demikian, mereka akan mengalami masa-masa yang berat secara fisik. Ada yang mengatakan bahwa para pelari marathon mencapai titik tertentu dalam perjalanan mereka yang 42,195 km dimana mereka begitu lelah sampai mereka tidak bisa menyadari lagi apakah mereka sedang berlari atau melakukan sesuatu yang sama sekali berbeda. Singkatnya, kelelahan yang amat sangat membuat mereka secara mental seperti kosong. Mungkin kita sekarang juga sedang ada di titik ini dalam perlombaan kita bagi Injil. Menjalani kehidupan bagi Injil adalah seperti berlari jarak jauh menuju ke tujuan tanpa berhenti, seperti yang dilakukan para pelari marathon. Karena kita lari untuk Injil dan tidak boleh berhenti sampai Hari kedatangan Tuhan, kita semua akan menghadapi kesulitan.
Tetapi karena Tuhan ada di dalam kita, karena kita memiliki Injil air dan Roh, karena iman kita percaya bahwa Tuhan menyelamatkan kita dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, dan karena kita percaya kepada kebenaran yang paling pasti, kita semua bisa menerima kekuatan baru. Karena Yesus sudah memberikan karunia keselamatan sehingga anda dan saya bisa menerima karunia ini. Karena itu kesusahan daging tidak menyusahkan kita. Sebaliknya, semakin sulit, semakin banyak kekuatan yang ditemukan orang-orang benar. Saya sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan.
Secara rohani, di dalam hati kita, dalam pemikiran kita, dan di seluruh sekeliling kita, kita bisa merasakan kekuatan baru yang diberikan Tuhan kepada kita, dan bahwa ia beserta dengan kita. Karena kita bisa merasakan bahwa Ia menolong serta mendukung kita, dan bahwa Ia beserta dengan kita, kita semakin mengucapkan syukur kepadaNya. Jadi, Rasul Paulus juga mengatakan, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Filipi 4:13). Kita kemudian mengakui setiap hari bahwa kita tidak bisa melakukan apa-apa kalau Tuhan tidak memampukan kita. Bukan hanya Yesus Kristus dibaptiskan bagi kita, tetapi Ia juga berkorban bagi kita dengan disalibkan, menghadapi kematianNya sendiri, bangkit kembali dari kematian, dan dengan itu menjadi Juruselamat kita yang sejati. Setiap kali kita memandang ke arah mezbah korban bakaran, kita diingatkan kembali akan kebenaran ini.
Mezbah korban bakaran terbuat dari kayu penaga, dan kemudian dilapisi dengan perunggu yang tebal. Tingginya sekitar 1,35 m, dan kisi-kisi, yang terbuat dari rangkaian perunggu, ditempatkan di tengahnya, dengan panjang sekitar 68 cm. Daging korban diletakkan di atas kisi-kisi itu dan kemudian dibakar. 
Setiap kali kita melihat mezbah korban bakaran, kita harus bisa melihat diri kita sebagaimana adanya. Kita juga harus bisa melihat bahwa Yesus Kristus menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan dibaptiskan dalam dagingNya, dan bahwa Ia menanggung semua penghukuman dosa dengan mencurahkan darahNya di kayu Salib. Anda dan saya sebenarnya tidak bisa menghindar dari kematian di hadapan Allah karena dosa-dosa dan penghukuman. Karena dosa-dosa kita dan penghukumannya, anda dan saya tidak bisa menghindar dari kematian dan dikutuk selamanya. Tetapi karena Yesus Kristus, yang datang ke dunia ini sebagai korban persembahan bagi pendamaian, dibaptiskan, dan mati, semua untuk kita, seperti korban persembahan di Perjanjian Lama, maka kita diselamatkan. 
Binatang korban mungkin nampak bagus dan menarik saat masih hidup, tetapi betapa mengerikan ketika ia mencurahkan darahnya sampai mati, dengan leher yang terbuka, setelah menerima dosa-dosa dengan penumpangan tangan? Bahwa kita, yang layak mati dengan cara mengerikan, sudah lepas dari penghukuman adalah sungguh-sungguh berkat yang sangat besar. Berkat ini bisa terjadi karena Tuhan sudah memberikan kepada kita karunia keselamatan. Sama seperti yang dinyatakan di alam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, Yesus Kristus datang ke dunia ini dalam rupa manusia, menyelamatkan anda dan saya melalui baptisan dan darahNya di kayu Salib, dan dengan itu memberikan kepada kita karunia keselamatan yang sebenarnya. Allah dengan itu sudah memberikan kepada kita karunia keselamatan—apakah anda percaya kepada hal ini di dalam hati anda? Apakah anda percaya kepada karunia keselamatan ini, kasih Yesus? Kita semua harus memiliki iman ini.
Ketika kita melihat mezbah korban bakaran, kita harus menyadari bahwa Yesus Kristus sudah menyelamatkan kita dengan cara ini. Ia dikorbankan demikian untuk memberikan karunia keselamatan kepada kita. Seperti tangan ditumpangkan di korban persembahan, dan saat korban persembahan ini mencurahkan darah sampai mati, Yesus sudah memberikan kepada kita keselamatan kita dengan penderitaan yang demikian. Inilah caranya Ia menyelamatkan kita dari dosa kita. Kita harus memahami hal ini, percaya di dalam hati kita di hadapan Allah, dan mengucap syukur kepadaNya dengan segenap hati kita.
Allah menghendaki kita menerima melalui iman karunia dan kasih keselamatan yang diberikanNya kepada kita. Ia menghendaki kita percaya di dalam hati kita akan keselamatan baptisan dan darah di kayu Salib yang digenapiNya dengan datang melalui air dan Roh. Harapan saya adalah bahwa anda semua akan percaya kepada kasih Tuhan kita di dalam hati kita dan sungguh-sungguh menerima karunia keselamatanNya. Apakah anda sungguh-sungguh menerima ini di dalam hati anda?
 
 
Siapa Yang Berkorban Demikian Untuk Anda?
 
Saya pernah melihat sebuah leaflet kesaksian yang mengatakan demikian, “Siapa yang mau mati untuk anda? Siapa yang akan bertemu anda hari ini untuk menghibur anda? Yesus Kristus berkorban untuk anda. Tidakkah hati anda dihiburkan karenanya?” Siapa yang mau menanggung segala dosa anda dengan dibaptiskan dan mati di kayu Salib bagi anda untuk menghapus segala dosa anda? Siapa yang mau mencurahkan darahNya untuk mencurahkan kasihNya bagi anda? Siapa yang mau menghadapi pengorbanan itu untuk anda? Keluarga anda? Anak-anak anda? Orang tua anda? 
Tidak satupun! Allah sendiri yang menciptakan anda. Untuk menyelamatkan anda dari dosa anda, Allah ini datang ke dunia ini dalam rupa manusia, Allah untuk menanggung segala dosa ke atas DiriNya, disalibkan dan mencurahkan darahNya untuk menanggung penghukuman atas dosa-dosa anda, sudah menjadi Juruselamat anda yang sejati, bangkit kembali dari kematian, hidup saat ini, dan sudah memberikan kepada anda keselamatan dan kasihNya sebagai karunia. Apakah anda sungguh-sungguh ingin menerima keselamatan kasih ini ke dalam hati anda? Apakah anda sungguh-sungguh percaya di dalam hati anda?
Siapa saja yang percaya akan menerima Tuhan, dan siapa saja yang menerima Dia akan diselamatkan. Menerima Dia berarti menerima keselamatan dan kasih yang diberikan Kristus kepada kita. Dengan percaya di dalam hati kita kepada kasih, pengampunan dosa, penanggungan dosa, dan penghukuman atas dosa ini, kita diselamatkan. Inilah iman yang menerima karunia keselamatan.
Segala hal yang ada di Kemah Suci menyatakan tentang Yesus Kristus. Allah tidak menuntut pengorbanan apapun dari kita. Yang dimintaNya dari kita adalah bahwa kita percaya kepada karunia keselamatan yang diberikanNya di dalam hati kita. “Untuk memberikan kepadamu karunia keselamatan, Aku datang ke dunia ini. Seperti korban persembahan di Perjanjian Lama, aku menerima semua dosa-dosamu ditanggungkan kepadaKu melalui penumpangan tangan, dan seperti korban persembahan ini, Aku menanggung penghukuman yang mengerikan dari dosa-dosamu. Beginilah caranya Aku menyelamatkanmu.” Inilah yang dikatakan Allah kepada kita melalui Kemah Suci.
Tidak peduli bagaimana Allah sudah menyelamatkan kita, sudah mengasihi kita demikian banyak, dan memberikan kepada kita anugerah keselamatan yang sempurna dengan cara ini, kalau kita tidak percaya, semuanya menjadi tidak berguna. Garam di almari anda harus ditaruh di dalam sup anda terlebih dahulu untuk bisa merasakan asinnya; demikian juga, kalau anda dan saya tidak percaya di dalam hati kita, bahkan keselamatanNya yang sempurna akan berubah menjadi tidak berguna. Kalau kita tidak mengucapkan syukur di dalam hati kita untuk Injil air dan Roh dan menerimanya di dalam hati kita, pengorbanan Yesus akan menjadi tidak berguna. 
Keselamatan bisa menjadi milik anda hanya kalau anda mengetahui tentang pengorbanan dan kasih Yesus, Allah sang Juruselamat, sudah diberikan kepada anda, menerimanya ke dalam hati anda dan bersyukur kepadaNya untuk semua itu. Kalau anda tidak menerima anugerah Kristus berupa keselamatan yang sempurna di dalam hati anda tetapi hanya memahami dengan kepala anda saja, maka hal itu menjadi tidak berguna. 
 
 
Yang Harus Anda Lakukan Hanya Mengambil Kebenaran Itu 
 
Tidak peduli bagaimana mendidihnya sup itu di kompor; kalau anda hanya berpikir bahwa anda akan menaruh garam tetapi anda tidak sungguh-sungguh melakukannya, maka sup anda itu tidak akan menjadi asin. Anda bisa diselamatkan hanya kalau anda menerimanya ke dalam hati anda dan percaya bahwa Tuhan sudah menyelamatkan anda dari dosa-dosa anda dengan dibaptiskan dan mengorbankan diri bagi kita, sama seperti korban persembahan yang dikorbankan di mezbah korban bakaran. Ketika Allah memberikan kepada anda anugerah keselamatan, terima saja dengan ucapan syukur. Ketika Tuhan kita mengatakan bahwa Ia sudah menyelamatkan kita secara sempurna, hal yang benar untuk kita lakukan adalah hanya dengan mempercayainya saja.
Apakah kasih Allah yang diberikanNya kepada kita hanya setengah hati? Tentu saja tidak! Kasih Tuhan kita itu sempurna. Tuhan kita, dengan kata lain, sudah menyelamatkan anda dan saya secara sempurna dan penuh. Karena Ia menanggung segala dosa ke atas DiriNya secara sempurna dengan baptisanNya dan mati di kayu Salib dengan pasti, maka kita tidak memiliki keraguan apapun tentang kasih ini. Ia sudah menyelamatkan kita secara sempurna dan memberikan kepada kita anugerah keselamatan ini. Kita semua harus menerima anugerah keselamatan yang diberikan Allah kepada kita ini.
Mari kita bayangkan untuk sesaat bahwa saya membawa perhiasan yang sangat berharga yang terbuat dari permata yang paling berharga. Kalau saya memberikan kepada anda sebagai karunia, yang harus anda lakukan adalah menerimanya secara langsung. Bukankah demikian? Betapa sederhana dan mudah bagi anda untuk menjadikannya sebagai milik anda? Untuk menjadikan perhiasan ini sebagai milik anda, yang harus anda lakukan hanyalah mengulurkan tangan dan mengambilnya. Itu saja.
Kalau anda mau saja membuka hati anda dan menanggungkan segala dosa anda kepada Yesus melalui baptisanNya, anda bisa dengan mudah menerima pengampunan dosa dan memenuhi hati anda yang kosong dengan kebenaran. Demikianlah caranya Tuhan mengatakan bahwa Ia akan memberikan kepada kita keselamatan sebagai anugerah yang cuma-cuma. Keselamatan bisa menjadi milik anda hanya dengan mengulurkan tangan dan mengambilnya.
Kita sudah menerima keselamatan kita sebagai anugerah, tanpa membayar satu sen pun untuk itu. Dan karena Allah adalah Yang berkenan untuk memberikan anugerah itu kepada barangsiapa yang mau menerima, diberkatilah mereka yang menerimanya dengan penuh ucapan syukur. Mereka yang menerima kasih Allah dengan sukacita akan mengenakan kasihNya, dan mereka adalah orang-orang yang mengasihi Pemberi itu, karena dengan menerimanya, mereka sudah memperkenankan hatiNya. Menerima kebenaran ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Hanya ketika anda menerima anugerah keselamatan yang sempurna yang Allah berikan kepada anda maka anugerah keselamatan ini bisa menjadi milik anda. Kalau anda tidak menerimanya di dalam hati anda, maka anugerah keselamatan tidak akan pernah bisa menjadi milik anda, betapapun kerasnya anda berusaha.
Saya, juga, sudah menerima anugerah keselamatan ini. “Akh! Tuhan dibaptiskan dengan cara ini untuk saya. Dengan dibaptiskan, Ia menanggung penghukuman segala dosa saya. Ia dibaptiskan bagi kebaikan saya. Terima kasih, Tuhan!” Beginilah caranya saya menjadi percaya. Saya, dengan demikian, sekarang tidak memiliki dosa. Saya sudah menerima pengampunan dosa yang sempurna. Kalau anda, juga, mau menerima pengampunan dosa dan diselamatkan, terimalah hal itu sekarang.
Saya sudah berpikir tentang anugerah keselamatan ini sepanjang waktu sejak saat itu. Bahkan saat ini, ketika saya memikirkannya lagi, saya menyadari bahwa yang bisa saya lakukan hanyalah bersyukur kepada Tuhan atas keselamatan saya. Karena kasih keselamatan ini ada di dalam hati saya, saya tidak akan pernah melupakannya. Ketika saya pertama kali menerima pengampunan dosa dengan menerima dan percaya kepada Injil air dan Roh, kebenaran yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, saya menaikan ucapan syukur yang tiada taranya. Dan bahkan sampai saat ini, setelah beberapa tahun berlalu, saya masih memiliki hati yang sama penuh ucapan syukur, dan saya diperbaharui setiap hari. 
Yesus sudah pasti datang ke dunia ini untuk menyelamatkan saya, dibaptiskan untuk menanggung segala dosa ke atas DiriNya, dan mati di kayu Salib untuk menanggung penghukuman atas dosa-dosa saya. Ketika saya menyadari semuanya itu dilakukan untuk saya, saya kemudian menerima semuanya dan menjadikannya milik saya. Saya menyadari setiap waktu bahwa ini adalah hal yang terbaik yang pernah saya lakukan di sepanjang kehidupan saya, yang paling bijaksana dan berhikmat lebih dari semuanya. Saya kemudian percaya bahwa Tuhan sungguh-sungguh mengasihi dan peduli kepada saya, dan saya juga percaya dan mengakui bahwa Ia melakukan semuanya karena Ia mengasihi saya. “Tuhan, saya memberikan semua ucapan syukur saya kepadaMu. Seperti Engkau mengasihi saya, saya juga mengasihiMu.” Mengakui hal ini adalah sebuah sukacita yang sangat besar bagi orang-orang yang dilahirkan kembali.
Kasih Tuhan kita selama-lamanya tidak berubah. Sama seperti kasihNya kepada kita tidak berubah sampai selamanya, kasih kita kepadaNya tidak bisa berubah sampai selamanya, juga. Kadangkala, kalau kita menderita dan menghadapi kesulitan, hati kita mungkin menyimpang dan bahkan kita mengharap untuk melupakan dan mengkhianati kasih ini. Tetapi meskipun kita diliputi oleh rasa sakit kita dan hati nurani kita tidak menahan kita, dan bahkan meskipun ketika yang bisa kita pikirkan hanyalah rasa sakit kita saja, Allah masih memegang kita dengan setia sehingga hati kita tidak akan pernah melupakan kasihNya. 
Allah mengasihi kita sampai selamanya. Bahwa Tuhan datang ke dunia sebagai ciptaan bagi kita adalah karena Ia sangat mengasihi kita sampai pada kematianNya. Sekarang, saya mengajak anda untuk percaya kepada kasih Allah ini sendiri. Dan terimalah hal itu di dalam hati anda. Apakah sekarang anda percaya? 
Saya bersyukur kepada Tuhan yang menyelamatkan kita secara sempurna dari dosa-dosa kita dengan kasih ini.