Search

คำสอน

Pokok 11: Kemah Suci

[11-16] Rahasia Rohani yang Tersembunyi di Tabut Perjanjian (Keluaran 25:10-22)

Rahasia Rohani yang Tersembunyi di Tabut Perjanjian
(Keluaran 25:10-22)
“Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya. Haruslah engkau menuang empat gelang emas untuk tabut itu dan pasanglah gelang itu pada keempat penjurunya, yaitu dua gelang pada rusuknya yang satu dan dua gelang pada rusuknya yang kedua. Engkau harus membuat kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan emas. Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut. Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya. Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya. Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu. Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel.”
 
 
Tabut Perjanjian
 
Topik hari ini adalah mengenai Tabut Perjanjian. Tabut Perjanjian, berukutan 113 cm panjangnya, 68 cm lebarnya, dan 68 cm tingginya, terbuat dari kayu penaga yang disaput dengan emas. Di dalam Tabut ini, ada dua loh batu yang bertuliskan Dasa Titah dan ada buli-buli emas yang berisi manna, dan kemudian, ada tongkat Harun yang bertunas ditambahkan di sana. Apa, kemudian, makna dari tiga benda yang ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian itu bagi kita? Melalui benda-benda itu, saya ingin memberikan penjelasan mengenai tiga pelayanan Yesus Kristus. Sekarang mari kita perhatikan kebenaran rohani yang dinyatakan di dalam benda-benda yang diletakkan di dalam Tabut Perjanjian.
 
 
Dua Loh Batu Diukir dengan Hukum 
 
Isi Tabut Perjanjian
Dua loh batu yang diukir dengan Hukum ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian menjelaskan kepada kita bahwa Allah(Jahweh) adalah Sang Pembuat Hukum yang sudah memberikan Hukum itu kepada kita. Roma 8:1-2 mengatakan, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.” Dari ayat ini, kita bisa melihat bahwa Allah(Jahweh) menetapkan dua hukum di dalam hati kita: hukum kehidupan dan hukum yang memberi penghukuman.
Dengan kedua hukum ini, Tuhan sudah memberikan penghukuman dan keselamatan kepada semua manusia. Pertama-tama, kita bisa memahami melalui Hukum bahwa kita adalah orang berdosa yang tidak bisa terhindar ditentukan masuk neraka. Namun, bagi mereka yang mengetahui keberdosaan mereka dan nasib mereka yang celaka, Allah(Jahweh) sudah memberikan hukum keselamatan dari-Nya, “hukum Roh yang memberi hidup di dalam Kristus Yesus.” Allah(Jahweh) sudah menjadi Juruselamat kita yang sejati bagi semua dengan memberikan kepada mereka kedua hukum ini. 
 
 
Manna Yang Ada di dalam Buli-buli Emas 
 
Buli-buli emas yang juga ditemukan di dalam Tabut berisi manna. Ketika bangsa Israel mengalami 40 tahun perjalanan di padang gurun, Allah(Jahweh) memberikan kepada mereka makanan dari langit, dan bangsa Israel hidup dari manna ini yang dimasak dengan berbagai cara. Dan bentuknya adalah seperti ketumbar, rasa dari manna itu adalah seperti rasa kue madu. Manna yang Allah(Jahweh) telah berikan kepada bangsa Israel memberi kekuatan untuk kehidupan mereka sampai kemudian mereka masuk ke tanah Kanaan. Dengan demikian, untuk menjadikan makanan ini sebagai peringatan bahwa mereka meletakkannya di dalam buli-buli.
Ini menjelaskan kepada kita bahwa kita, orang-orang percaya jaman ini, juga harus makan roti kehidupan yang harus dimakan oleh semua anak-anak Allah(Jahweh) sementara mereka masih di dunia ini sampai mereka masuk Surga. Tetapi ada saat-saat dimana kita ingin makan roti dunia, yaitu, pengajaran dunia dan bukannya Firman Allah(Jahweh). Namun, anak-anak Allah(Jahweh) harus sungguh-sungguh dan benar-benar mendapatkan kehidupan sebelum mereka masuk ke tanah Kanaan rohani adalah dari Firman Allah(Jahweh), yang menjadi roti kehidupan rohani yang turun dari Surga. 
Orang tidak akan pernah bosan dari selalu makan roti kehidupan yang sejati. Semakin kita mendapatkan roti rohani ini, semakin dia menjadi kehidupan sejati bagi jiwa kita. Tetapi kalau kita makan roti dari pengajaran dunia dan bukannya Firman Allah(Jahweh), jiwa kita akhirnya akan mati.
Allah(Jahweh) memerintahkan bangsa Israel untuk meletakkan manna yang turun dari langit dalam sebuah buli-buli dan menyimpannya. Sebagaimana ditunjukkan di dalam Keluaran 16:33, Allah(Jahweh) mengatakan, “Ambillah buli-buli dan letakkanlah segomer penuh manna di dalamnya, dan letakkan itu di hadapan TUHAN, untuk disimpan turun temurun.” Manna yang turun dari langit ini adalah roti kehidupan yang sejati bagi jiwa manusia. “Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN” (Ulangan 8:3).
 
 

Siapakah Kemudian Roti Kehidupan Yang Sejati bagi Kita?


Baptisan yang diterima Yesus Kristus untuk menanggung segala dosa kita ke atas tubuh-Nya dan penyaliban serta curahan darah-Nya adalah roti bagi kehidupan sejati kita. Dengan memberikan kepada kita daging dan darah-Nya, Yesus Kristus sudah menjadi roti kehidupan kekal. Sebagaimana dikatakan Yohanes 6:48-58 kepada kita, ““Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, Ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, Ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan dagingNya kepada kita untuk dimakan.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, Ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab dagingKu adalah benar-benar makanan dan darahKu adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, Ia akan hidup selama-lamanya.””
Tuhan kita mengatakan, “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, Ia akan hidup selama-lamanya.” Apakah yang dimaksud “roti yang telah turun dari surga”? Itu berarti daging dan darah Yesus. Di dalam Alkitab, daging Yesus menjelaskan kepada kita bahwa Yesus Kristus menanggung segala dosa dunia dengan dibaptiskan oleh Yohanes di Sungai Yordan. Dan darah Yesus menjelaskan bahwa karena Yesus dibaptiskan, Dia membawa segala dosa dunia dan menanggung hukuman atas dosa dengan disalibkan.
Manna di dalam buli-buli yang ditempatkan di dalam Tabut Perjanjian adalah roti kehidupan bagi bangsa Israel ketika mereka ada di padang gurun, dan di jaman Perjanjian Baru, makna rohaninya adalah menunjuk kepada daging Yesus Kristus. Kebenaran ini menunjukkan kepada kita baptisan yang melaluinya Yesus Kristus menanggung semua pelanggaran orang berdosa dan darah yang dicurahkan-Nya di atas kayu Salib. Karena Yesus Kristus menanggung segala dosa dunia ke atas tubuh-Nya melalui baptisan-Nya dan mencurahkan darah-Nya serta mati di atas kayu Salib, baptisan dan curahan darah-Nya sudah menjadi mata air kekal untuk kehidupan baru yang memampukan orang percaya untuk dilahirkan kembali. 
Daging yang diberikan Yesus untuk menanggung kelemahan orang berdosa melalui baptisan dan darah yang dicurahkan-Nya di atas kayu Salib adalah roti kehidupan yang memampukan semua orang berdosa untuk menerima pengampunan dosa. Dengan itu kita harus memahami alasan mengapa Yesus mengatakan, “jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu” (Yohanes 6:53).
 
 
Siapa Yang Lebih Besar?
 
Ketika kita memperhatikan Yohanes 6, kita bisa melihat bahwa kebanyakan orang Yahudi pada saat itu menganggap Musa lebih besar dibandingkan dengan Yesus. Ketika Yesus datang ke bumi ini, mereka bertanya kepada-Nya, “Apakah Engkau lebih besar dibandingkan dengan bapa kami Musa?” Sebenarnya, mereka menganggap Musa lebih besar dari semuanya. Karena orang Yahudi sudah gagal mengenal Yesus sebagai Mesias, mereka melihat Dia sebagai pengganggu. Karena itu mereka menantang Dia dengan menanyakan, “Apakah Engkau lebih besar dibandingkan dengan bapa kami Musa?” Bangsa Israel percaya kepada Allah(Jahweh) Jehovah, dan kemudian datanglah seorang muda berusia 30 tahun yang mengatakan, “Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Barangsiapa makan dari roti yang akan Aku berikan tidak akan mati.” Inilah sebabnya mereka kemudian membandingkan di antara keduanya, Musa dan Yesus. 
Sebagaimana yang dikatakan Yesus selanjutnya, “Sebelum sebelum Abraham jadi, Aku telah ada,” Dia adalah lebih besar dibandingkan dengan manusia yang manapun di dalam sejarah, karena Dia adalah Pencipta sendiri. Bagaimana mungkin ciptaan berani melawan yang sebenarnya menjadi Pencipta mereka? Meski demikian, beberapa orang masih mengatakan bahwa Yesus hanyalah guru yang agung, hanya sekedar tokoh hebat dalam sejarah manusia. Ini penghujatan! Yesus adalah Allah(Jahweh), Raja atas segala raja, dan Pencipta alam semesta. Dia adalah Allah yang mahakuasa dan mahatahu. Tetapi Dia merendahkan diri-Nya dan datang ke bumi ini dalam rupa manusia untuk menyelamatkan anda dan saya dari dosa-dosa dan kematian kekal, untuk menjadi Juruselamat kita yang sejati.
Yesus Kristus mengatakan, “Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepadaKu. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.” Pada akhirnya, Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Kristus yang dinantikan oleh orang-orang Yahudi. Tetapi mereka gagal untuk mengerti apa yang dikatakan Yesus, dan tidak bisa percaya atau menerimanya, dan ini mengakibatkan keslahpahaman yang sangat serius, karena mereka bertanya-tanya, “Bagaimana Engkau bisa memberikan daging-Mu untuk kami makan? Apakah Engkau mengatakan bahwa kami akan mendapatkan kehidupan kekal kalau kami sungguh-sungguh makan daging-Mu dan minum darah-Mu? Apakah Engkau berpikir kalau kami adalah sekelompok kanibal di sini?” 
Tetapi mereka yang makan daging Yesus dan minum darah-Nya akan hidup selamanya. Daging Yesus adalah roti kehidupan. Hakekat yang sebenarnya dari manna yang diletakkan di dalam buli-buli itu, roti kehidupan, adalah daging dan darah Yesus Kristus. Dengan datang ke bumi ini dan memberikan daging dan darah-Nya, Yesus sudah memampukan kita untuk makan roti kehidupan dan menerima kehidupan kekal.
Bagaimana, kemudian, semua manusia bisa makan daging Yesus dan minum darah-Nya? Satu-satunya cara untuk makan daging Yesus dan minum darah-Nya adalah dengan percaya kepada baptisan Yesus dan darah-Nya di atas kayu Salib. Kita harus makan daging Yesus dan darah-Nya dengan iman. Untuk memberikan kepada anda dan saya pengampunan dosa dan memampukan kita hidup selamanya di dalam Kerajaan Surga, Tuhan kita sudah menghapuskan dosa-dosa kita sekaligus dengan dibaptiskan dan mencurahkan darah-Nya, dan Dia sudah menjadi makanan bagi jiwa kita. Sekarang, dengan percaya kepada Firman Allah(Jahweh) air dan Roh, kita harus makan makanan rohani dan menerima kehidupan kekal.
Biarkan saya akan memberikan kesaksian yang lebih terperinci mengenai caranya kita bisa makan daging Yesus dan minum darah-Nya. Sebagaimana yang anda ketahui dengan baik, Yesus Kristus datang ke bumi ini dan menanggung segala dosa manusia dengan dibaptiskan oleh Yohanes pada usia 30 tahun, dan kemudian, Dia menanggung semua hukuman dosa kita dengan mencurahkan darah-Nya sampai mati di atas kayu Salib. Dengan percaya kepada kebenaran inilah kita bisa makan daging-Nya dan minum darah-Nya. Pembasuhan dosa digenapi ketika segala dosa manusia ditanggungkan ke atas tubuh Yesus melalui baptisan yang diterima-Nya. Minum darah-Nya berarti bahwa Yesus dibaptiskan dan mencurahkan darah-Nya di atas kayu Salib, darah yang dicurahkan-Nya menanggung hukuman bagi dosa-dosa kita. 
Dengan demikian, mereka yang percaya kepada darah Yesus di dalam hati mereka dipuaskan dari rasa dahaga mereka, karena penghukuman atas segala dosa mereka sepenuhnya diakhiri dengan penghukuman di atas kayu Salib yang Yesus tanggung. Kita harus memahami kebenaran ini. Dan kita harus percaya di dalamnya. Karena Yesus Kristus datang ke bumi ini dan menerima dosa-dosa kita dengan dibaptiskan oleh Yohanes, dengan percaya kepada kebenaran ini kita bisa dibasuhkan dari segala dosa sekaligus.
Allah(Jahweh) mengatakan agar kita makan daging Yesus dan minum darah-Nya dengan iman. Karena Yesus menanggung segala dosa kita melalui baptisan yang diterima-Nya dari Yohanes, sama sekali tidak meninggalkan satupun pelanggaran, dan karena Dia memberikan tubuh-Nya untuk dihukum di atas kayu Salib dan mencurahkan darah-Nya yang berharga, hati mereka yang percaya sekarang dibasuhkan dan bebas dari rasa haus, karena mereka sudah dibasuhkan segala dosa mereka dan ditanggung segala penghukuman atas dosa oleh iman. Inilah sebabnya Yesus mengatakan, “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman” (Yohanes 6:55). 
Dapat dipastikan, Yesus ini memang sungguh-sungguh Juruselamat, Anak Allah(Jahweh) yang sudah membasuh dosa-dosa kita dan menanggung hukuman atas dosa-dosa kita. Untuk membebaskan kita dari hukum yang mengatakan bahwa upah dosa adalah maut, untuk membasuhkan kita dari segala dosa kita, dan untuk melepaskan kita dari semua penghukuman, Dia, Juruselamat dan Anak Allah(Jahweh), memberikan tubuh-Nya di atas kayu Salib, mencurahkan darah-Nya, dan dengan itu membasuhkan hati mereka yang sudah percaya dan memuaskan dahaga mereka. Ini adalah hasil dari daging dan darah Yesus.
Yesus adalah Juruselamat yang membereskan dosa-dosa dan penghukuman manusia. Yesus adalah Juruselamat yang menerima dosa manusia melalui baptisan yang diterima-Nya, yang disalibkan dan mencurahkan darah-Nya untuk menanggung penghukuman atas dosa-dosa itu. Itu adalah karena Yesus sudah menanggung dosa-dosa dunia yang ditanggungkan kepada-Nya dari kita sehingga penghukuman atas dosa yang ditanggung-Nya dengan disalibkan bisa menjadi penghukuman atas dosa-dosa kita sendiri.
Itu adalah dengan percaya kepada kebenaran air dan Roh sehingga kita bisa menerima pengampunan dosa. Anda semua harus percaya kepada baptisan Yesus dan curahan darah-Nya sebagai pengampunan dosa anda sendiri. Itu adalah dengan percaya kepada Injil kebenaran sehingga kita bisa makan daging Yesus dan minum darah-Nya secara rohani. Itu adalah dengan percaya, dengan kata lain, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah(Jahweh) datang ke bumi ini, menanggung atas dosa-dosa kita melalui baptisan-Nya, dan menanggung semua penghukuman atas dosa-dosa kita di atas kayu Salib sehingga kita bisa menjadi orang-orang yang bisa makan daging-Nya, minum darah-Nya, dan dengan itu menerima kehidupan kekal. Dengan percaya kepada baptisan dan curahan darah Yesus, kita sekarang bisa makan daging-Nya dan minum darah-Nya. Dengan makan baptisan Yesus dan darah yang dicurahkan-Nya di atas kayu Salib sebagai makanan pengampunan dosa bagi kita sendiri, kita bisa ditebus dari segala dosa kita. Itu adalah melalui iman ini sehingga kita bisa menerima pengampunan dosa-dosa kita, menjadi anak-anak Allah(Jahweh), dan hidup selamanya di dalam Kerajaan Allah(Jahweh).
 
 
Tongkat Harun yang Bertunas 
 
Di antara barang-barang yang diletakkan di dalam Tabut Perjanjian, tongkat Harun yang bertunas menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai Imam Besar kekal dari Kerajaan Surga. Ini juga menjelaskan bahwa kehidupan kekal ditemukan di dalam Dia. Untuk mempermudah pemahaman kita akan hal ini, mari kita membuka Bilangan 16:1-2: “Korah bin Yizhar bin Kehat bin Lewi, beserta Datan dan Abiram, anak-anak Eliab, dan On bin Pelet, ketiganya orang Ruben, mengajak orang-orang untuk memberontak melawan Musa, beserta dua ratus lima puluh orang Israel, pemimpin-pemimpin umat itu, yaitu orang-orang yang dipilih oleh rapat, semuanya orang-orang yang kenamaan.” 
Bagian di sini menjelaskan bahwa di antara kaum Lewi, 250 peimpin yang terkenal di antara umat berkumpul bersama-sama dan memberontak melawan Musa. Mereka mengatakan, “Apakah yang kamu, Musa dan Harun, lakukan terhadap kami membawa kami keluar dari tanah Mesir? Sudahkah kamu memberikan kebun anggur? Sudahkah kamu menuntun kami ke oasis? Apa yang sudah kamu lakukan atas kami? Apakah kamu membawa kami melalui padang gurun ini untuk akhirnya hanya mati di padang pasir ini? Bagaimana kamu bisa menyebut dirimu sebagai hamba Allah(Jahweh)? Apakah Allah(Jahweh) hanya bekerja melalui kamu?:” Mereka bangkit, dengan kata lain, memberontak melawa kepemimpinan Musa dan Harun.
Pada saat itu, Allah(Jahweh) berkata kepada Korah, Datan, On dan para pemimpin umat yang sudah memimpin pemberontakan itu, “Bawalah sebuah tongkat dari masing-masing suku dan tulislah nama setiap pemimpin di tongkat itu. Letakkan semua tongkat itu di Kemah Pertemuan. Tinggalkan di sana selama satu malam dan periksalah keesokkan harinya.” Allah(Jahweh) mengatakan kepada mereka, “Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu” (Bilangan 17:5). Di dalam ayat 8, kita melihat bahwa, “tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.” 
Kemudian di dalam ayat 10 kita melihat, “TUHAN berfirman kepada Musa: “Kembalikanlah tongkat Harun ke hadapan tabut hukum untuk disimpan menjadi tanda bagi orang-orang durhaka, sehingga engkau mengakhiri sungut-sungut mereka dan tidak Kudengar lagi, supaya mereka jangan mati.”” Inilah caranya sehingga tongkat Harun yang bertunas disimpan dan dipelihara di dalam Tabut Perjanjian.
Ini menunjukkan bahwa Harun, keturunan Lewi, diurapi sebagai Imam Besar untuk bangsa Israel. Musa adalah nabi Allah(Jahweh) dan Harun beserta keturunannya adalah para Imam Besar bagi bangsa Israel. Allah(Jahweh) sendiri sudah mempercayakan tugas sebagai Imam Besar dunia ini kepada Harun. Allah(Jahweh) sudah menunjukkan tata cara korban kepada Musa, dimana bangsa Israel membawa korban persembahan dan mengorbankannya kepada Allah(Jahweh) setiap kali mereka melakukan dosa, dan Dia sudah menjadikan Harun mengawasi pelaksanaan dari korban itu sesuai dengan persyaratan di dalam tata cara korban. 
Bahkan ketika Allah(Jahweh) sudah mempercayakan semua tugas keimaman kepada Harun sang Imam Besar, masih ada orang-orang yang menantang melawan keimamannya, dan inilah sebabnya Allah(Jahweh) membawa tongkat Harun yang bertunas, menunjukkan bahwa keimamannya memang berasal dari Allah(Jahweh). Dia kemudian menyuruh bangsa Israel untuk menyimpan tongkat itu di dalam Tabut Perjanjian sebagai peringatan untuk pelajaran ini. Inilah bagaimana caranya dua loh batu Hukum, buli-buli yang berisi manna, dan tongkat Harun yang bertunas semuanya diletakkan di dalam Tabut Perjanjian. Kepada apakah ketiga barang itu menunjuk secara rohani? Semuanya menunjuk kepada pelayanan Yesus Kristus Juruselamat kita.
 


Pelayanan Apa Yang Dilakukan Yesus Untuk Menghapuskan Segala Dosa Kita?


Pertama-tama Dia menggenapi pelayanan sebagai Nabi. Dia adalah Alfa dan Omega. Dia tahu awal dan akhir, dan Dia sudah mengajarkan kepada kita tentang yang pertama dan yang terakhir. Tuhan kita sudah tahu apa yang akan terjadi kepada manusia, kepada anda dan saya, kalau kita masih tetap berdosa. 
Kedua, Dia sudah datang sebagai Imam Besar kekal dari Kerajaan Surga. Dia datang ke bumi ini karena Dia mau menyelamatkan kita dari dosa dengan menjadi Juruselamat kita sendiri, untuk menyelamatkan kita sepenuhnya dengan menjadi Imam Besar kita yang sejati dari Kerajaan Surga. 
Ketiga, Yesus Kristus adalah Raja kita. Alkitab mengatakan, “Dan pada jubahNya dan pahaNya tertulis suatu nama, yaitu: RAJA SEGALA RAJA DAN TUAN DI ATAS SEGALA TUAN” (Wahyu 19:16). Dia adalah sang Pencipta alam semesta sendiri, dan dengan itu memiliki kedaulatan untuk memerintah atas segala sesuatu yang ada di dalamnya. 
Kita semua harus menyadari bahwa Yesus Kristus, yang adalah Raja kita yang sejati, Nabi yang sudah mengajar kepada kita kebenaran keselamatan kita dari dosa, dan Imam Besar kekal dari Surga, sekarang sudah menjadi Juruselamat kita yang sejati. 
Tuhan kita sudah membebaskan anda dan saya dari dosa, menjadikan kita umat Allah(Jahweh), anak-anak-Nya, dan pekerja-pekerja-Nya, dan Dia sudah memampukan kita untuk melakukan perbuatan baik. Dia sudah menjadikan jiwa kita dilahirkan kembali sehingga kita bisa menghidupi kehidupan yang baru bahkan di atas bumi ini, dan Dia sudah memberikan kepada kita kehidupan yang baru sehingga ketika saatnya tiba, Dia akan membangkitkan tubuh kita dan memampukan kita untuk hidup selamanya bersama dengan Dia di Surga. Siapakah Yesus Kristus bagi anda dan saya? Dia adalah Juruselamat kita yang sejati. Dan Yesus Kristus adalah Nabi kita, Imam Besar yang kekal dan Raja kita.
Meskipun kita tidak ingin tidak taat kepada kehendak Allah(Jahweh), kita begitu kurang dan lemah sehingga kita tidak bisa tidak melakukan dosa setiap waktu. Kalau kita meneruskan kehidupan yang demikian, mati seperti ini dan kemudian berdiri di hadapan Allah(Jahweh), apa yang akan menjadi tempat yang layak untuk kita? Apakah Surga atau neraka? Kalau kita semua dihakimi menurut Hukum yang menyatakan, “Upah dosa adalah maut,” tidakkah kita semua akan dibinasakan? Dia yang sudah menyelamatkan orang-orang demikian seperti kita dari dosa dan kebinasaan dan menjadi Juruselamat kita adalah Yesus Kristus. Dia sendiri datang ke bumi ini, mengasihi kita, dan sudah menjadi Juruselamat yang membebaskan kita dari dosa, dengan itu menjadi Gembala yang Agung untuk domba-domba-Nya.
Yohanes 3:16 mengatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Allah(Jahweh) begitu mengasihi anda dan saya sehingga Dia sendiri datang ke bumi ini bagi kita, dibaptiskan untuk menanggung segala dosa dunia, disalibkan dan mati di atas kayu Salib, bangkit kembali dari kematian, dan dengan itu sudah menjadi Juruselamat kita. Karena itu, dengan percaya kepada Yesus Kristus yang sudah menjadi Juruselamat di dalam hati kita, kita sudah menjadi orang-orang yang dibasuh dari dosa, yang sudah menerima anugerah keselamatan, yang telah memampukan kita menjadi anak-anak Allah(Jahweh) dan memperoleh kehidupan kekal.
Ada satu hal yang sepenuhnya harus kita pastikan untuk percaya di hadapan Allah(Jahweh). Hal Itu adalah bahwa Allah(Jahweh) mengasihi kita, dan untuk menghapuskan dosa-dosa kita, Dia datang ke bumi ini berinkarnasi dalam rupa manusia, dibaptiskan, mati di atas kayu Salib, bangkit dari kematian, dan sudah dengan itu menjadi Juruselamat kita yang sejati. Itu adalah dengan makan daging Yesus dan minum darah-Nya dengan iman kita di dalam hati kita maka kehidupan kekal bisa ditambahkan kepada kita. Karena tidak ada yang lebih jelas dibandingkan dengan kenyataan ini, kita tidak bisa tidak mengakui hal ini dan percaya di dalamnya. 
Kita semua harus makan daging Yesus dan minum darah-Nya oleh iman. Dan setiap orang bisa memiliki iman yang satu ini yang mengakui dan percaya kepada Injil air dan Roh yang dipenuhi oleh Yesus sebagaimana adanya. Apa lagi yang bisa kita lakukan selain percaya? Kita tidak bisa melakukan hal lain kecuali melawan Allah(Jahweh). Kita memang cepat untuk tidak taat kepada Allah(Jahweh) dan melakukan dosa. Tetapi Allah(Jahweh) masih menyelamatkan anda dan saya dari segala dosa sekaligus, karena Dia mengasihi kita semua.
 
 
Bagaimana Allah Berbicara tentang Keselamatan-Nya di Masa Perjanjian Baru?
 
Melalui cara apa, kemudian, Tuhan sudah menyelamatkan kita? Di dalam Perjanjian Lama, Dia berbicara tentang keselamatan ini melalui warna yang dinyatakan di pintu Kemah Suci dan pakaian yang dikenakan oleh Imam Besar. Warna kain biru, kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang dinyatakan di pintu Kemah Suci adalah wahyu yang menunjukkan kepada kita keselamatan yang sempurna dari-Nya. Dan di pakaian Imam Besar, emas ditambahkan. 
Kain biru menjelaskan kepada kita bahwa Yesus Kristus datang ke bumi ini sebagai Juruselamat kita dan menanggung atas dosa-dosa kita dengan dibaptiskan. Kain ungu menjelaskan kepada kita bahwa Yesus Kristus adalah Raja segala raja dan Allah(Jahweh) Pencipta yang menciptakan alam semesta. Kain kirmizi menjelaskan bahwa karena Yesus Kristus sudah menanggung segala dosa kita melalui baptisan-Nya, Dia membawa segala dosa dunia dan dihukum untuk mereka di atas kayu Salib dengan mencurahkan darah-Nya dan mati, dengan itu memberikan kita keselamatan yang sudah membebaskan kita dari penghukuman atas dosa-dosa kita. 
Kain lenan halus berarti bahwa Firman di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang terperinci itu yang menjelaskan bahwa Tuhan kita datang ke bumi ini, dibaptiskan, mati di atas kayu Salib, bangkit kembali dari kematian, dan dengan itu sudah menghapuskan segala dosa orang-orang yang sungguh-sungguh percaya, membasuhkan roh mereka menjadi seputih salju, dan menyelamatkan mereka. Kain emas menunjukkan kepada iman yang percaya akan apa yang telah dilakukan Yesus Kristus kepada kita. Inilah sebabnya kain emas bersinar. Anda dan saya tidak memiliki sesuatupun yang bisa dimegahkan, tetapi ketika kita sepenuhnya percaya kepada yang Yesus Kristus, Allah(Jahweh) sendiri dan Anak Allah(Jahweh), sudah lakukan untuk kita. Kita bisa sungguh-sungguh mengenakan kasih Allah(Jahweh), menerima berkat-berkat-Nya, dan dihiburkan oleh-Nya hanya dengan memiliki iman kepada karya kebenaran yang sudah dilakukan-Nya. Inilah yang Allah(Jahweh) jelaskan kepada kita melalui Kemah Suci.
Kita harus memahami apa yang dikatakan Allah(Jahweh) kepada kita melalui Tabut Perjanjian yang ditempatkan di dalam Kemah Suci. Kita harus mengerti dan percaya bahwa Yesus Kristus datang ke bumi ini, menanggung segala dosa manusia dan semua dosa kita dengan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, menanggung hukuman atas dosa kita dengan mati di atas kayu Salib, dan bangkit kembali dari kematian untuk hidup kembali. Melalui Tabut Perjanjian, Allah(Jahweh) membuatnya menyatakan bahwa kita harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, sebagai Allah(Jahweh) kita sendiri. Mereka yang percaya kepada baptisan Yesus yang menanggung dosa-dosa mereka sendiri, kepada curahan darah Yesus Kristus di atas kayu Salib sebagai penghukuman dosa-dosa mereka, di dalam kematian Yesus Kristus sebagai kematian mereka sendiri, kepada kebangkitan-Nya sebagai kebangkitan mereka sendiri—semuanya itu adalah orang-orang yang Allah(Jahweh) sudah selamatkan.
Jadi, kepada siapa Kemah Suci menunjuk? Dia menunjuk kepada Yesus Kristus. Dia menjelaskan kepada kita cara keselamatan yang melaluinya Yesus Kristus sudah menyelamatkan anda dan saya dari dosa-dosa kita. Di dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus yang sudah dibaptiskan dan mati di atas kayu Salib, dengan itu menghapuskan segala dosa kita, membasuhkan semuanya, dihukum untuk semua pelanggaran kita, dan menyelamatkan kita dari segala dosa kita sekaligus. 
Di Perjanjian Lama, adalah korban persembahan yang menyelamatkan orang-orang berdosa dengan menerima semua pelanggaran mereka ketika tangan mereka ditumpangkan ke atas kepala korban, dan dengan mencurahkan darahnya serta mati. Perjanjian Lama menjelaskan kematian korban persembahan yang menanggung atas dosa-dosa orang berdosa itu melalui penumpangan tangan dan mati menggantikan mereka sebagai kematian pendamaian. Tata cara korban pendamaian yang dinyatakan di dalam Perjanjian Lama, ketika disejajarkan kepada Perjanjian Baru, menunjuk kepada Yesus Kristus, yang menggenapi Injil air dan Roh yang datang dalam baptisan dan darah.
Siapa, kemudian, yang menetapkan hukum keselamatan ini? Allah(Jahweh) Juruselamat kita yang menetapkannya. Allah(Jahweh) membuat hukum keselamatan yang membebaskan orang berdosa dari dosa, dan Dia sudah memberikan hukum ini kepada kita. Di dalam Tabut Perjanjian ada dua loh batu Hukum, buli-buli berisi manna, dan tongkat Harun yang bertunas, dan semuanya itu menjelaskan kepada kita tentang sifat dan pelayanan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus. 
Tongkat Harun yang bertunas menjelaskan bahwa Allah(Jahweh) menyelamatkan kita ketika kita percaya kepada Yesus Kristus yang secara rohani menjadi Imam Besar di dalam Kerajaan Surga dan Gembala Agung kita. Buli-buli manna juga menjelaskan mengenai daging dan darah Yesus Kristus yang menjadi roti kehidupan bagi kita. Dua loh batu Hukum juga menjelaskan kepada kita bahwa Allah(Jahweh) adalah Pembuat Hukum. Hukum yang dibuat oleh Allah(Jahweh) adalah hukum dosa dan kematian serta hukum pengampunan dosa dan keselamatan. Sebagai Allah(Jahweh) kita, Yesus sudah menetapkan hukum kehidupan dan hukum penghukuman bagi kita.
Dengan demikian, Tabut Perjanjian dan semua yang di dalamnya berbicara kepada kita mengenai Yesus Kristus. Itu adalah dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita bahwa kita bisa dibasuhkan dari segala dosa kita dan menerima keselamatan kita. Tidak peduli betapa banyak kekurangan dan kelemahan kita, kalau kita menerima dan mengikuti kedua hukum yang sudah ditetapkan Yesus Kristus, kita kemudian bisa menjadi orang berdosa sekali, dan kemudian menjadi orang benar dengan menerima pengampunan atas segala dosa kita sekali lagi dan dengan itu menjadi umat Allah(Jahweh) sendiri. Apakah anda percaya?
Sekarang pada jaman ini, hampir semua orang Kristen di dunia ini cenderung untuk percaya kepada Yesus secara sia-sia, karena mereka tidak mengenal kebenaran yang dinyatakan di dalam Kemah Suci. Mereka percaya bahwa mereka bisa menerima pengampunan dosa hanya dengan percaya kepada darah Yesus di atas kayu Salib saja. Mereka percaya, dengan kata lain, bahwa Yesus sudah menyelamatkan mereka hanya dengan darah di atas kayu Salib. Tetapi apakah Yesus memang kenyataannya hanya mati di atas kayu Salib bagi keselamatan kita? Apakah itu saja yang dilakukan-Nya bagi penebusan kita? Tidakkah Dia, sebaliknya, menanggung segala dosa dunia sekaligus dengan dibaptiskan oleh Yohanes (Mattius 3:13-15, 1 Petrus 3:21,1 Yohanes 5:6)? 
Namun orang Kristen jaman ini hanya percaya kepada darah Yesus di atas kayu Salib, menerima pengampunan dosa hanya setengah saja. Jadi dengan ditebus dari dosa asal mereka melalui percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, mereka menaikkan doa-doa pertobatan setiap hari dalam usaha untuk membasuhkan dosa-dosa tindakan yang mereka lakukan atas diri mereka sendiri. Bukankah ini keselamatan yang sangat bertolak belakang? Ini seperti membasuh hanya setengah dari dosa-dosa mereka dengan iman, dan kemudian berusaha untuk dibasuhkan dari sisa dosa yang lain melalui upaya mereka sendiri. 
Kalau hal ini yang terjadi, bagaimana saya tidak bisa tidak melakukan yang lain kecuali meneruskan untuk berkhotbah dengan berulangkali memberitakan baptisan dan darah Yesus bersama? Sampai saat ini, banyak orang Kristen di dunia ini, selain orang-orang Kristen di masa Gereja Mula-Mula, sudah percaya kepada keselamatan yang isinya setengah ini. Bukankah ini sebabnya mengapa manusia jaman ini percaya kepada Kekristenan seolah-olah itu hanya sekedar agama dunia saja?
Tidak terlalu lama yang lalu, seorang wanita bernama Valeria Jones dari Amerika Serikat menerima pengampunan dosa setelah membaca volume pertama dari seri tentang Kemah Suci ini. Sebelum dia membaca buku ini, dia sudah membaca beberapa buku yang kami terbitkan. Meskipun Dia setuju dengan apa yang dikatakan di dalam buku-buku kami, tetapi dia masih belum bisa sepenuhnya yakin akan Injil air dan Roh. Dia mengatakan bahwa dia masih memiliki beberapa keraguan, dia bertanya-tanya, “Ini nampaknya memang benar, tetapi mengapa begitu banyak orang yang justru tidak mengajarkannya?” Tetapi dia mengakui bahwa ketika dia selesai membaca volume pertama dari seri buku tentang Kemah Suci, dia sampai kepada iman yang jelas akan keselamatan, percaya bahwa Injil air dan Roh itu benar, bahwa itulah yang dinyatakan di dalam Kemah Suci.
Seorang pembaca buku yang sama dari Benin juga menuliskan kepada kami, “Anda akan sangat terkejut kalau tahu bahwa setelah saya menerima pengampunan dosa dengan membaca buku anda, sekarang saya meninggalkan gereja saya. Mengapa saya meninggalkan gereja yang selama ini saya datangi? Karena mereka mengajarkan doktrin pengudusan bertahap, sesuatu yang tidak diajarkan di dalam Alkitab. Doktrin pengudusan bertahap ini sepenuhnya tidak Alkitabiah. Karena mereka terus mengajarkan bahwa saya harus dan bisa dikuduskan ketika pada kenyataannya daging saya tidak pernah dikuduskan, saya tidak bisa tahan lagi untuk duduk dan mendengar khotbah yang demikian. 
Itulah sebabnya saya keluar dari gereja ini dan memisahkan diri darinya. Karena saya sudah menerima pengampunan dosa saya melalui membaca buku anda, saya tidak memiliki pilihan lain kecuali meninggalkan gereja yang selama ini saya datangi dan memisahkan diri dari sana. Karena kita yang sudah melalui semuanya ini sekarang sudah menjadi manusia iman dan menyatukan diri kita dengan Gereja Allah(Jahweh), semua orang di dunia ini bisa diubahkan juga kalau saja mereka mengerti kebenaran, sebagaimana Firman mengatakan, “Kamu akan mengenal kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.””
Tabut Perjanjian di Kemah Suci juga menyatakan tentang Yesus Kristus. Tabut Perjanjian ini diletakkan di tempat yang paling dalam di dalam Kemah Suci. Orang bisa melihatnya hanya dengan menyingkap tirai-tirai Kemah Suci dan masuk ke dalamnya, dan kemudian menyingkap tabir Tempat Maha Kudus dan berjalan masuk ke sana. Dengan kata lain, pintu gerbang Kemah Suci letaknya di sebelah timur, dan Tabut Perjanjian ditempatkan di ujung sebelah barat Kemah Suci.
 
 
Kayu Pengusung Tidak Boleh Dilepaskan Dari Tabu
 
Keluaran 25:14-15 mengatakan, “Haruslah engkau memasukkan kayu pengusung itu ke dalam gelang yang ada pada rusuk tabut itu, supaya dengan itu tabut dapat diangkut. Kayu pengusung itu haruslah tetap tinggal dalam gelang itu, tidak boleh dicabut dari dalamnya.” Apa artinya ayat ini? Dengan ayat ini, Allah(Jahweh) menjelaskan kepada kita bahwa kita harus melayani Injil air dan Roh dengan menyerahkan diri kita kepada-Nya. Injil ini disebarkan hanya ketika kita menyerahkan diri kita kepada pekerjaan-Nya. Untuk melayani Tuhan dengan memberikan diri kita kepada Injil ini adalah mengikuti jalan Kayu Salib yang Tuhan sudah lewati di depan kita. Inilah sebabnya Dia mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Markus 8:34). 
Untuk memberitakan Injil yang sejati ke seluruh dunia ini, pengorbanan yang besar, usaha dan penderitaan dibutuhkan. Kita bisa menemukan hal ini dengan melihat bagaimana Rasul Paulus sudah menderita begitu rupa bagi Injil air dan Roh: “Apakah mereka pelayan Kristus? -- aku berkata seperti orang gila -- aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat” (2 Korintus 11:23-28). 
Namun, orang-orang yang lebih mengasihi diri sendiri daripada mengasihi Tuhan yang memberikan diri-Nya untuk membebaskan mereka dari semua penghukuman mereka tidak akan bisa mengorbakan diri mereka untuk Kerajaan Allah(Jahweh). Tidak ada jalan yang mudah untuk melayani Injil air dan Roh. Bagaimana mungkin seorang petani mengharapkan panenan yang bagus tanpa mengeluarkan keringat? 
Demikian juga, Tabut Perjanjian harus dibawa dengan korban kita. Raja Daud pernah berusaha untuk membawa Tabut itu dengan menggunakan kereta yang baru yang ditarik oleh lembu-lembu, dan bukannya membawanya menggunakan kayu pengusung dengan dipikul sebagaimana seharusnya mengusung tabut. Di jalan, lembu-lembu itu tergelincir, dan seorang yang bernama Uza mengulurkan tangannya kepada Tabut Allah(Jahweh) dan memegangnya. Murka Tuhan bangkit terhadap Uza, dan Allah(Jahweh) memukul dia sampai mati di sana karena kesalahan ini. Uza mati di sana di dekat Tabut-Nya (2 Samuel 6:1-7). Jadi Daud, yang merasa ngeri oleh hal itu dan takut kepada Tuhan pada hari itu, membawa Tabut itu berbelok ke rumah Obed-Edom orang Get. Itu adalah hanya dengan memikul Tabut itu di pundak para pengusung saja akhirnya tiga bulan kemudian bisa membawa tabut itu ke istananya. Dari peristiwa ini menggambarkan, kita harus membawa Tabut Perjanjian tepat sebagaimana yang dikatakan Allah(Jahweh), dengan keringat dan darah kita, dengan pengorbanan kita, dengan penyerahan kita yang tidak goyah kepada Injil-Nya.
Mereka yang sudah sungguh-sungguh menerima pengampunan dosa dengan ucapan syukur yang besar lebih berbahagia untuk mempersembahkan diri mereka kepada Tuhan yang sudah mempersembahkan diri-Nya bagi kita. Kita menaikkan syukur kita berulang-ulang kepada Tuhan, Juruselamat dan Allah(Jahweh) kita. Kita bersyukur kepada-Nya karena memungkinkan kita melayani Injil di atas bumi ini. 
Kita semua kagum dan sangat bersuka dengan kenyataan yang seperti mimpi ini, bahwa Tuhan sudah memilih kita untuk membuat kita melayani Injil kebenaran ini, untuk mengikuti Dia dan menghidupi jenis kehidupan yang berkenan kepada-Nya. Dengan mengijinkan kita untuk mengenal kebenaran keselamatan saja sudah cukup untuk melimpahi kita dengan sukacita, dan tetapi Tuhan juga mengijinkan kita untuk melayani Injil ini. Dengan diberi berkat yang demikian besar, bagaimana mungkin kita tidak bersyukur kepada-Nya? Kita memberikan semua syukur kita kepada Allah(Jahweh). Itulah sebabnya kita rela mengorbankan diri kita untuk menyebarkan Injil yang sejati ini, tidak menyayangkan waktu, usaha, atau milik kita untuk tugas suci penginjilan kepada dunia ini.
Bahwa kita sudah menerima pengampunan dosa, nyatanya, adalah sesuatu yang atasnya kita mengucapkan syukur tiada batasnya. Tetapu Allah(Jahweh) tidak berhenti di situ saja, tetapi Dia lebih lagi memampukan kita untuk bertemu dan menyebarkan Injil kebenaran ini, Injil air dan Roh—bukankah ini merupakan berkat yang sangat besar bagi kita? 
Siapa lagi yang berani melayani Injil air dan Roh ini? Tidak semua orang bisa melayani Injil ini. Bisakah para politikus melayaninya? Walikota? Presiden? Raja? Tidak peduli bagaimanapun tingginya posisi sosial seseorang, kalau mereka tidak mengenal dan tidak percaya kepada Injil air dan Roh, mereka tidak akan pernah bisa melayani Injil yang sejati. Tetapi Allah(Jahweh) sudah memberikan kepada kita kesempatan yang demikian yang kita sebenarnya tidak layak menerimanya dan kemudian memampukan kita untuk melayani Injil ini. Bukankah ini berkat yang sangat besar? 
Saya bersyukur kepada Allah(Jahweh) atas kasih karunia yang telah menyelamatkan kita. Saudara dan saudari, kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah(Jahweh) dan Juruselamat kita. Kita adalah umat Allah(Jahweh) yang makan daging Yesus dan minum darah-Nya melalui iman rohani kita. Alkitab mengatakan bahwa Yesus bukanlah Allah(Jahweh) atas mereka yang mati, tetapi atas yang hidup (Lukas 20:38), dan yang hidup di sini tidak lain orang-orang yang sudah menerima kehidupan kekal dengan percaya kepada Injil air dan Roh. Setiap orang yang tidak percaya kepada kebenaran Injil ini secara rohani mati, dan siapa saja yang percaya secara rohani hidup. Allah(Jahweh) memang adalah Allah(Jahweh) atas orang-orang yang percaya kepada Injil air dan Roh.
Saudara dan saudari, Yesus sendiri sudah memberikan kepada kita pengampunan dosa melalui daging dan darah-Nya sendiri. Anda harus memahami bahwa kalau anda tidak percaya kepada kebenaran ini, maka anda tidak akan mendapat bagian apapun di dalam Yesus. Yesus Kristus memberikan kepada anda berkat surgawi, kehidupan kekal, dan pengampunan dosa anda. Siapakah Dia yang sudah menjadi Gembala yang memberikan kepada anda dengan berkat-berkat kekal, yang memimpn memimpin dan memelihara anda? Dia adalah Yesus Kristus sang Penggenap Injil air dan Roh. Yesus adalah Allah(Jahweh) ini. Saya berharap dan berdoa agar setiap anda masing-masing akan percaya kepada Yesus sebagai Allah(Jahweh) anda.
Bagi saya, tidak hanya saya percaya kepada kebenaran ini dan melayani Allah(Jahweh) saat ini, tetapi saya akan senantiasa melakukannya juga di masa yang akan datang. Tetapi bagaimana dengan anda? Apakah anda percaya kepada Injil air dan Roh? Dan apakah anda percaya bahwa anda harus berdiam di dalam Gereja Allah(Jahweh) dan kasih Kristus oleh iman anda? Mari kita semua menghidupi kehidupan kita dengan percaya kepada Injil air dan Roh sampai datang harinya kita bertemu dengan Tuhan kita.