Search

خطبے

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 5-1] Pendahuluan Kepada Roma Pasal 5

 

Doktrin Pembenaran bukan kebenaran 


Paulus memberitakan dengan iman di dalam pasal ini bahwa hanya mereka yang percaya kepada kebenaran Allah “damai dengan Allah.” Alasannya adalah karena Allah sang Bapa sudah membuat Yesus dibaptiskan bagi kita dan bahkan mengatur agar Yesus mencurahkan darahNya di kayu Salib.
Namun, kita sering menyaksikan bahwa kebanyakan orang Kristen zaman ini tidak bisa berdamai dengan Allah karena mereka tidak memiliki sedikitpun pengetahuan akan kebenaran Allah. Ini adalah kenyataan yang ada di antara kekristenan zaman ini. Karena itu, Doktrin Pembenaran bukanlah kebenaran di hadapan Allah.
Mendapatkan kebenaran Allah dengan memiliki iman lebih tepat dibandingkan dengan percaya kepada Doktrin Pembenaran. Bapa Allah tidak mengatakan bahwa Ia akan menyebut orang-orang yang percaya kepada Yesus sebagai orang benar meskipun mereka memiliki dosa di dalam hati. Allah tidak akan menerima orang-orang berdosa menjadi anak-anakNya. Allah tidaklah mungkin demikian. Ia adalah Juruselamat yang tidak pernah mau menerima seseorang yang memiliki dosa di dalam hati sebagai salah satu umatNya. Allah yang kita percayai adalah Mahakuasa. Tidakkah Allah yang Mahakuasa dan Mahatahu sungguh-sungguh mengerti mengenai iman palsu seseorang dengan baik? Kita harus mengerti dan percaya bahwa Ia tidak akan memanggil seorang Kristen berdosa, yang memiliki iman yang palsu, sebagai salah satu umatNya.
Semua manusia haruslah jujur di hadapan Allah. Doktrin Pembenaran, yang secara salah dipecayai manusia, adalah sesuatu yang melecehkan Allah. Karena itu, kita harus percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat setelah dengan benar memahami kenyataan tentang kebenaran Allah. Bapa Allah tidak mengatakan tidak apa-apa bagi seseorang kalau ia memiliki dosa, entah orang itu percaya kepada Yesus atau tidak. Allah adalah Dia yang secara tepat akan menghakimi orang berdosa atas dosa-dosanya. 
Karena itu, supaya anda bisa menyelesaikan masalah dosa anda, anda harus tahu dan percaya kepada kebenaran Allah. Allah akan memandang iman kita di dalam baptisan dan darah Yesus di kayu Salib dan melenyapkan segala dosa kita. Karena kita percaya kepada kebenaran Allah, Allah menyebut kita umatNya merangkul kita dan bahkan memberkati kita. Bapa Allah mengakui bahwa iman kita kepada kebenaranNya adalah tepat.


Allah bukanlah seperti hakim dunia


Iman percaya kepada kebenaran Allah didasari oleh iman Abraham, yang dengan tulus percaya kepada firman Allah. Kebanyakan orang Kristen salah paham mengenai Doktrin Pembenaran, dan dengan demikian kita perlu memiliki pemahaman yang jelas akan hal ini. Anda pasti tahu bahwa tidak ada hal yang sepenuhnya benar atau penghakiman yang tepat yang bisa terjadi di dalam pengadilan dunia ini. Anda harus mengingat bahwa pengadilan dunia bisa selalu membuat kesalahan dalam keputusannya. 
Alasan untuk hal ini adalah karena semua hakim manusia memiliki kekurangan dan bahkan tidak mengenal kebenaran Allah, yang adalah patokan yang mutlak tentang kebaikan dan kejahatan. Kebanyakan orang Kristen memiliki kecenderungan untuk salah paham akan kebenaran Allah yang menyatakan kita, “Benar oleh iman” (Roma pasal 5), karena mereka berpikir bahwa penghakimanNya akan memakai logika yang sama seperti penghukuman yang dijatuhkan seorang hakim kepada orang yang bersalah. 
Doktrin Pembenaran adalah doktrin salah paham. Hal itu karena doktrin ini diciptakan dengan didasari oleh pemikiran manusia. Manusia memang pandai dalam membuat kesalahpahaman karena mereka tidak mahakuasa. Karena itu, dengan keliru mereka percaya kepada Allah, yang sudah sungguh-sungguh membuat mereka menjadi orang benar, dengan mendasarinya kepada pemikiran mereka sendiri yang didasari oleh Doktrin Pembenaran. Ini membuat mereka percaya bahwa Allah berkata kepada mereka, “Saya menganggap engkau orang tidak berdosa karena engkau percaya kepadaKu.” 
Namun, Allah tidak pernah melakukan hal seperti itu kepada kita. Banyak orang sering percaya bahwa meskipun mereka memiliki dosa, Allah tetap menganggap mereka sebagai umatNya karena dalam taraf tertentu mereka percaya kepada Yesus. Ini adalah pemahaman yang didasari oleh pemikiran mereka sendiri, dan tidak lebih dari sekedar iman yang salah, yang adalah akibat dari tipu daya roh jahat.
Karena itu, mereka harus membangun kembali bangunan iman mereka di dalam kebenaran Allah. Bagaimana mungkin Allah yang kudus dan Mahakuasa menghakimi orang yang memiliki dosa di dalam hatinya sebagai orang tidak berdosa? Apakah Allah memutuskan bahwa mereka yang memiliki dosa di dalam hati mereka sebagai orang tidak berdosa? Berpikir dan percaya kepada sesuatu yang seperti itu sebagai kebenaran adalah tidak lebih dari sekedar pemikiran manusia sendiri. Allah adalah Allah kebenaran dan tidak pernah melakukan kesalahan. Bagaimana mungkin Allah, yang adalah Kebenaran itu sendiri, membuat kesalahan dalam penghakimanNya seperti yang dilakukan manusia? Hal ini tidak akan pernah terjadi. Allah adalah Allah kebenaran yang menghakimi mereka yang percaya kepada kebenaranNya sebagai orang tidak berdosa, didasari oleh kebenaranNya.
Apakah anda mengerti tentang kebenaran Allah? Apakah anda mengenal dan percaya kepada kebenaranNya? Kebenaran ini bisa sepenuhnya ditemukan di dalam firman Injil air dan Roh. Untuk bisa menangkap kebenaran Allah yang dibicarakan di dalam surat Roma, anda harus memahami dan percaya kepada Injil air dan Roh. Anda tidak akan pernah bisa memahami kebenaran Allah tanpa melakukan hal itu. Semua manusia harus memahami kebenaran ini. Orang yang memahami kebenaran Allah adalah orang yang dengan benar memahami kebenaran yang membuatnya menjadi orang benar.
Kita semua harus percaya kepada kebenaran Allah yang dinyatakan di dalam Alkitab, kalau tidak demikian, iman anda akan menyimpang kepada pemahaman dan pemikiran manusia. Kalau anda memiliki iman yang keliru sampai sejauh ini, anda harus percaya sesuai dengan kebenaran Allah mulai saat ini. 
Kebanyakan orang Kristen sudah mengerti tentang Doktrin Pembenaran dari teologi dan sudah menganggapnya sebagai kebenaran sampai sekarang. Namun, anda harus kembali kepada iman yang benar dengan percaya kepada kebenaran Allah. Kebenaran Allah dengan jelas dinyatakan di dalam iman kepada baptisan Yesus yang diterima dari Yohanes dan darahNya di kayu Salib.
    

Ada tertulis bahwa kesengsaraan menghasilkan ketekunan

Ada tertulis di dalam Roma 5:3-4 bahwa, “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Semua orang Kristen yang sudah dilahirkan kembali memiliki pengharapan bahwa Allah pasti akan menyelamatkan mereka dari segala kesengsaraan. Pengharapan ini menimbulkan ketekunan, dan pengharapan menimbulkan tahan uji. Karena itu, orang-orang benar, yang percaya kepada kebenaran Allah, bersukacita meskipun berada di masa kesengsaraan.
Paulus menuliskan bahwa iman kepada kebenaran Allah mengharap akan Kerajaan Allah dan hal itu tidak akan menghilangkan harapan. Harapan yang bagaimana yang dimiliki oleh orang-orang benar? Mereka memiliki pengharapan yang dengannya mereka bisa masuk dan hidup di dalam Kerajaan Allah. Dari manakah iman yang demikian berasal? Hal itu berasal dari percaya kepada kebenaran Yesus Kristus melalui kasih Allah.


Tuhan mengatakan bahwa kita dahulu durhaka

“Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah” (Roma 5:6).
Sejak waktu sebelum kita berupa janin, atau ketika kita berada di dalam kandungan ibu kita, atau ketika kita lahir tetapi tidak mengenal Tuhan, kita tidak memiliki pilihan lain selain untuk melakukan dosa sepanjang kehidupan kita dan pada akhirnya nanti akan berakhir di neraka.
Ketika leluhur kita Adam dan Hawa berdosa, Allah berjanji untuk mengutus Juruselamat kepada kita dan berkata, “Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau (ular itu) akan meremukkan tumitnya” (Kejadian 3:15). Sesuai dengan janji ini, Yesus Kristus datang ke dunia ini, bahkan sebelum kita melakukan dosa, dan menyelamatkan kita dari segala dosa kita. Ia dibaptiskan oleh Yohanes untuk menanggung dosa dunia, dan menghapuskan semuanya dengan mencurahkan darahNya di kayu Salib. Ia menghapuskan dosa-dosa kita dengan kebangkitanNya dari kematian. Tuhan menanggung segala dosa manusia dan dosa-dosa orang-orang durhaka, seperti anda dan saya, melalui baptisanNya dan menyelamatkan orang-orang yang percaya dari segala dosa mereka dengan mati di kayu Salib.
Apakah kita saleh? Orang yang saleh adalah orang yang berdiri dengan penuh rasa hormat kepada Allah dan menjauhkan diri dari melakukan dosa. Kebenaran Allah yang sempurnalah yang membuat Yesus dibaptiskan bagi anda dan saya, orang-orang durhaka, dan disalibkan serta kemudian bangkit. Juga kasih Allahlah yang menyelamatkan kita ketika kita masih tidak berdaya. 
Sama seperti dosa orang Israel selama satu tahun ditanggungkan kepada korban penghapus dosa dengan penumpangan tangan Imam Besar di dalam Perjanjian Lama (Imamat 16:20, 21), Yesus Kristus tidak hanya menanggung segala dosa manusia sekaligus dengan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, tetapi Ia juga naik ke kayu Salib untuk disalibkan karena Ia menanggung dosa dunia Perjanjian Baru. Kebenaran Allah menunjuk kepada kenyataan bahwa Yesus Kristus menghapus dosa orang-orang benar dengan dibaptiskan dan mencurahkan darahNya.
Apakah anda dan saya saleh? Tidakkah Tuhan menyelamatkan kita orang-orang berdosa karena kita adalah orang-orang durhaka? Allah sangat mengerti bahwa kita semua durhaka. Kita durhaka karena kita tidak bisa tidak melakukan dosa sejak hari kita dilahirkan sampai hari kematian kita. Namun, dengan dibaptiskan oleh Yohanes dan mencurahkan darahNya di kayu Salib, Kristus mendemonstrasikan kasihNya kepada kita ketika kita masih orang-orang berdosa. 


Allah telah mengubah nasib kita

Kita harus berpikir mengenai nasib apa yang kita hadapi, sejak hari kelahiran kita. Apa nasib yang kita hadapi sejak kita baru dilahirkan? Kita ditentukan untuk masuk ke dalam neraka. Lalu bagaimana mungkin bagi anda dan saya untuk diselamatkan dari nasib kita untuk masuk neraka? Nasib kita berubah karena kita percaya kepada kebenaran Allah. Kebenaran yang mengubahkan nasib kita adalah Injil air dan Roh. Nasib kita menjadi diberkati karena kita percaya kepada Yesus Kristus, yang sudah menggenapkan kebenaran Allah.
Mungkin anda mengenal bait dari lagu rohani yang terkenal ini, “♪Sungguh besar! AnugerahNya, ♫Yang selamatkan aku! ♫Aku dulu hilang, sekarang ditemukan, ♫Buta, sekarang melihat.♪” Anugerah dan kebenaran Allah adalah kenyataan yang menyaksikan keselamatan kita. Setiap orang bisa mendapatkan pengampunan atas segala dosa yang ada di dalam hatinya dan menikmati damai sejahtera surgawi kalau ia mengenal dan percaya kepada kebenaran Allah. Sekarang semua manusia di dunia ini masih memiliki dosa-dosa di dalam hati mereka, meskipun mereka yang percaya kepada Yesus harus juga kembali kepada Injil air dan Roh untuk bisa mengenal kebenaran Allah.
Pada kenyataannya, orang-orang Kristen yang tidak mengenal Injil air dan Roh juga tidak menyadari bahwa dosa-dosa mereka sudah ditanggungkan kepada Yesus. Karena itu, mereka tidak bisa mendapatkan kebenaran Allah. Meskipun mereka percaya bahwa Yesus datang ke dunia ini dan menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka dengan mati di kayu Salib, mereka tidak yakin akan keselamatan mereka. Dengan demikian, mereka hanya merasakan kelegaan karena perkiraan yang semu bahwa Allah mungkin sudah memilih mereka sejak sebelum masa penciptaan dunia. Dengan kata lain, mereka percaya kepada kekristenan hanya seperti mereka percaya kepada agama lain di dunia ini.

Ayat 11 mengatakan, “Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.” Siapa yang memperdamaikan kita, orang-orang berdosa, dengan Allah? Yesus Kristus memperdamaikan kita dengan Bapa. Bagaimana? Dengan datang sendiri ke dunia ini, dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis pada usia 30 tahun, disalibkan, lalu bangkit dari kematian, dan dengan itu melengkapkan pekerjaan yang sudah menggenapkan segala kebenaran Allah. Yesus menjadi Juruselamat kita, bagi orang-orang yang percaya kepada kebenaran Allah, dengan datang ke dunia ini sebagai Imam Besar surgawi dan menanggung segala dosa umat manusia. Dengan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, Imam Besar dunia ini, mencurahkan darahNya di kayu Salib dan kemudian bangkit dari kematian, Kristus menjadi Juruselamat kita.
Karena Yesus Kristus sudah menghapuskan segala dosa kita, kita mampu memperoleh kebenaran Allah melalui iman kita. Siapa saja yang percaya bahwa Yesus sudah sepenuhnya menyelamatkan kita dari segala dosa kita akan bersukacita di dalam Allah. Setiap orang dengan sedikit saja dosa di dalam hatinya bukanlah anak-anak Allah. 
Anda saudara-saudara mungkin sudah tahu bahwa orang-orang di dunia ini berpikir bahwa Doktrin Pembenaran dan Doktrin Pengudusan adalah benar. Apakah benar kalau Allah menetapkan bahwa kita tidak berdosa hanya kalau kita berkata bahwa kita percaya kepada Yesus, kalau kita masih memiliki dosa di dalam hati kita? Atau lebih tepat untuk disebut sebagai umat Allah hanya karena kita menyebut diri kita sebagai orang-orang Kristen? 
Kita mengatakan, “Bapa kami, Yang ada di surga, Dikuduskanlah namaMu,” dalam Doa Bapa Kami. Perkataan ini menunjukkan bahwa mereka yang memiliki dosa di dalam hati tidak akan mungkin bisa menyebut Allah, “Bapa kami.” Haruskah kita percaya kepada Doktrin Pembenaran? Bisakah seseorang yang masih orang berdosa memanggil Tuhan sebagai Juruselamatnya? Ia mungkin saja menyebut nama Tuhan selama beberapa tahun, tetapi pada akhirnya akan meninggalkan Tuhan karena ia akan secara sadar merasa malu untuk menjadi orang Kristen. Karena itu, anda harus tahu bahwa Doktrin Pembenaran akan memisahkan anda dari kebenaran Allah.
Doktrin Pengudusan juga keliru. Doktrin ini mengatakan bahwa kita bisa secara bertahap melewati perubahan sampai kita menjadi sempurna kudus paling tidak sesaat sebelum kematian kita dan kemudian, kita bisa menghadap Allah sebagai orang yang kudus. Apakah anda berpikir anda bisa secara bertahap menjadi kudus karena diri anda sendiri mampu menghadap Allah tanpa dosa? Tidak mungkin. Kenyataannya menunjukkan bahwa seseorang hanya bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan mengenal dan percaya kepada kebenaran Allah. 


Meskipun melalui satu orang dosa masuk ke dalam dunia!

Mari kita membaca ayat 12. “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Melalui siapa dosa masuk ke dalam hati semua manusia dan dengan cara apa dosa masuk ke dalam dunia? Alkitab mengatakan, “Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang.” 
Dengan kata lain, dikatakan bahwa dosa bisa ada karena satu orang, Adam, dan kita semua adalah keturunannya. Lalu melalui siapakah dosa dunia dilenyapkan? Dapat dikatakan bahwa hal itu terjadi sama dengan cara dosa untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia ini.
Dosa-dosa manusia bisa ada karena seseorang tidak percaya kepada hukum yang ditetapkan Allah. Bahkan sekarang, seseorang yang tidak percaya kepada firman Allah akan tetap berada di dalam dosa dan akan masuk ke dalam neraka.
Karena itu, kita harus memahami yang berikut ini. Kita bukan berdosa karena dosa-dosa kita sendiri, tetapi karena leluhur kita yang memiliki dosa. Anda harus mengerti bahwa alasan manusia berdosa adalah karena mereka lemah dan memiliki dosa di dalam hati. Dosa-dosa yang dilakukan manusia disebut sebagai kejahatan. Alasan mereka berdosa adalah karena mereka memang dilahirkan ke dalam dunia ini dengan memiliki dosa. Karena semua manusia tidak sempurna dan lahir ke dunia ini dalam keadaan berdosa, ia tidak bisa tidak melakukan dosa. 
Kita pada awalnya memang orang berdosa, benih dosa, karena kita mewarisi semua dosa-dosa dari leluhur kita. Namun, anda harus tahu bahwa setiap orang bisa menjadi kudus dan benar sekaligus dengan percaya kepada kebenaran Allah.


Kapankah dosa mulai ada di dalam kehidupan manusia?

“Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat” (Roma 5:13). Apakah ada dosa sebelum kita mengenal hukum Allah? Sebelum kita mengenal hukum Allah, kita tidak mengetahui apa yang dikutuk sebagai tindakan dosa di hadapan Allah. Allah berkata kepada kita, “Jangan ada padamu ilah lain di hadapanKu, jangan membuat bagimu patung—yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau di bumi di bawah, atau di dalam air di bawah bumi; jangan sujud menyembah atau melayani dia, jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, ingat dan kuduskanlah hari Sabat.” Sebelum kita mengenal hukum Allah yang demikian dan 613 penjelasan perintah yang mengatakan kepada kita tentang apa yang ‘harus dan tidak boleh dilakukan,’ kita tidak sungguh-sungguh mengetahui dosa-dosa kita. 
Karena itu, “Sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.” Karena kita orang-orang bukan Yahudi tidak memiliki hukum Taurat dan dengan demikian tidak mengetahuinya, kita melakukan dosa tanpa menyadarinya. Kebanyakan orang Korea menyembah kepada batu, karena menyangka itu adalah Budha, tetapi masih saja mereka tidak menyadari bahwa mereka melayani patung pahatan. Mereka tidak tahu bahwa sujud kepada ilah lain adalah dosa di hadapan Allah.
Namun, sebelum hukum Taurat datang, dosa sudah ada di dunia. Allah memberikan hukum Taurat kepada kita sekitar 2,500 tahun setelah Ia menciptakan Adam. Meskipun Allah memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel melalui Musa sekitar 1,450 tahun sebelum masehi, dosa sudah masuk ke dalam dunia melalui satu orang, Adam, dan mulai ada di dalam hati semua manusia sejak awal, meskipun sebelum hukum Taurat diadakan. 
    

Allah adalah Juruselamat umatNya

Apakah Yesus Kristus menghilangkan segala dosa dunia sendirian saja? Ya. Di dalam ayat 14, dikatakan bahwa maut berkuasa dalam alam maut atas mereka yang tidak melakukan dosa atau melakukan pelanggaran seperti pelanggaran Adam. Karena itu, Adam adalah tipe dari Dia yang akan datang. Manusia menjadi orang berdosa melalui satu orang. Demikian juga, Yesus Kristus datang ke dunia ini dan menyelamatkan kita dari dosa melalui Injil air dan Roh.
Yesus menjadi Yesus Kristus yang menyelamatkan umatNya dari segala dosa mereka. Hanya ada satu Juruselamat yang menyelamatkan kita, keturunan Adam, dari dosa-dosa. “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12). Namanya adalah Yesus, Juruselamat kekal kita.
Kita harus mengerti bahwa kita secara otomatis menjadi orang-orang berdosa melalui satu orang, Adam. Apakah anda tahu bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat yang menghapus dosa dunia sekali untuk selamanya? Apakah anda percaya bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat yang menghapus dosa dunia melalui baptisan dan pencurahan darahNya di kayu Salib sekali untuk selamanya? Apakah anda percaya bahwa Yesus menjadi Juruselamat yang sejati dari semua umat manusia dengan melenyapkan dosa-dosa dunia, sama seperti Adam menjadi sumber segala dosa dengan melakukan satu pelanggaran? 
Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan semua yang sudah menjadi orang berdosa karena satu orang, Adam, dan menanggung segala dosa manusia dengan dibaptiskan oleh Yohanes, menerima penghukuman untuk dosa-dosa di kayu Salib dan mencurahkan darahNya, dan menggenapi semua kebenaran Allah, yang melenyapkan segala dosa kita. Ia dengan demikian menjadi Juruselamat yang sempurna bagi kita. 
Kita tidak mendapatkan keselamatan dengan percaya kepada Doktrin Pembenaran atau Doktrin Pengudusan setelah percaya kepada Yesus. Yesus memberikan kepada kita keselamatan kekal sekali untuk selamanya. Yesus mengatakan bahwa hanya mereka yang sudah dilahirkan kembali oleh air dan Roh bisa masuk dan melihat Kerajaan Allah. 
Apakah sebenarnya ide yang terpaku di dalam hati nurani manusia? Prinsip mengenai sebab akibat. Mereka berpikir jauh di lubuk hati mereka, bahwa usaha dan perbuatan dalam taraf tertentu akan menolong mereka mencapai keselamatan. Namun, semua manusia menerima keselamatan sejati dari dosa hanya dengan memiliki iman sekaligus ketika ia percaya kepada Injil air dan Roh. Juga, Yesus datang ke dunia ini dan disalibkan untuk menyelamatkan kita dari dosa. Ia menjadi Juruselamat semua manusia yang percaya kepada Injil yang sejati.
Bebaskan diri anda dari pemikiran yang tidak masuk akal bahwa seseorang bisa mencapai pengudusan dan kemudian menjadi orang benar melalui doa-doa pertobatan. Di dalam Alkitab, Satu Orang, Yesus Kristus, datang ke dunia ini, dibaptiskan untuk menanggung segala dosa kita dan menggenapi semua keselamatan kita melalui pendamaianNya atas dosa di kayu Salib.
 

Yesus memberikan kepada kita pengampunan dosa kekal yang tidak seperti pelanggaran kita

Ayat 15 mengatakan. “Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karuniaNya, yang dilimpahkanNya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.” 
Sudahkah dosa-dosa anda dan saya ditanggungkan kepada Yesus ketika Ia dibaptiskan? Sudah. Yesus naik ke atas kayu Salib dengan menanggung segala dosa dunia dan menerima penghukuman bagi dosa-dosa itu menggantikan kita.
Keselamatan Allah adalah anugerah yang cuma-cuma dan dikatakan tidaklah sama dengan pelanggaran.
Yesus sudah menyelamatkan kita, yang tidak bisa tidak melakukan dosa sepanjang kehidupan kita, melalui baptisan dan darahNya di kayu Salib selama 33 tahun kehidupanNya. Bahkan setelah kita mendapatkan keselamatan dengan percaya kepada pengampunan dosa yang digenapi sekaligus, daging kita mungkin tetap melakukan dosa karena memang daging lemah dan sangat rentan. Meskipun daging kita masih terus melakukan dosa, kita masih bisa mendapatkan kehidupan kekal kalau kita percaya kepada kenyataan bahwa Yesus menanggung segala dosa kita sekaligus dengan dibaptiskan dan bahwa Ia menggenapi semua kebenaran Allah dengan mencurahkan darahNya.
Karunia keselamatan pengampunan dosa tidak sama dengan pelanggaran Adam. Karunia pengampunan dosa dari Allah tidak dilakukan setiap hari, seperti dosa-dosa yang biasa dilakukan setiap hari. Kebenaran pengampunan dosa mengatakan bahwa Tuhan sudah menyelamatkan kita dari segala dosa sekaligus dengan dibaptiskan dan mencurahkan darahNya sekitar 2000 tahun yang lalu.
Karunia keselamatan Allah yang menyelamatkan kita dari dosa adalah kebenaran yang digenapi sekaligus dengan baptisan dan darah Yesus di kayu Salib. Pengampunan dosa yang kekal itu tidak sama dengan pengampunan harian melalui doa-doa pertobatan, yang biasa dilakukan kebanyakan orang Kristen zaman ini. Kebenaran ini mengatakan bahwa Tuhan sudah tahu bahwa kita akan melakukan dosa setiap hari dan karena itu menanggung segala dosa dunia ini sekaligus ketika Ia dibaptiskan. Karena itu, Bapa Allah menggenapi semua kebenaranNya dengan baptisan dan penyaliban AnakNya. Semua kebenaran Allah sudah digenapi karena Yesus dibaptiskan, mencurahkan darah di kayu Salib dan bangkit kembali.
Di zaman ini kebanyakan orang Kristen percaya bahwa dosa-dosa mereka akan dihapuskan kalau mereka menaikkan doa-doa pertobatan. Apakah itu benar? Tentu saja tidak. Seseorang yang berpikir bahwa dosa-dosanya dihapuskan setelah membunuh seseorang hanya karena ia menaikkan doa pertobatan adalah salah. Cara berpikir yang begini tidak lebih dari sekedar pemikiran manusia belaka. Untuk bisa menghapus dosa dalam pandangan Allah, harus ada seseorang yang membayar upah dosa. Dan untuk bisa melakukan hal itu, Allah mengutus AnakNya Yesus untuk dibaptiskan oleh Yohanes dan Ia menghapuskan segala dosa dengan mencurahkan darahNya di kayu Salib. Dosa-dosa manusia bisa dibasuh dan dilenyapkan dengan percaya kepada baptisan dan darah Yesus di kayu Salib; bukan dengan menaikkan doa pertobatan.
Karena itu, Alkitab mengatakan, “Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karuniaNya, yang dilimpahkanNya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.” Anugerah keselamatan Allah melimpah. Sama seperti air yang melimpah kalau keran dibuka sepanjang malam, tidak peduli apapun dosa yang sudah kita lakukan, keselamatanNya melimpah dan cukup untuk menyelamatkan kita dari segala dosa kita. 
Yesus sudah menanggung segala dosa dunia ini dengan dibaptiskan. Juga, karena keselamatan Allah jauh lebih besar daripada kejahatan yang kita lakukan, keselamatanNya berlimpah juga ketika kita sudah diselamatkan. Apakah ini jelas?


Melalui Satu Orang, Yesus Kristus 

Ayat 16 dan 17 mengatakan, “Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.”
Maut sudah berkuasa atas manusia melalui pelanggaran satu orang. Indikasi bahwa karena dosa seseorang, Adam, menyebabkan semua manusia menjadi orang berdosa dan karena dosa itu, semua manusia akan menghadap kutuk Allah. Setiap orang yang melakukan dosa harus mati dan masuk neraka. Dengan pemahaman yang sama, kebenaran Allah berkuasa di dalam kehidupan karena satu Orang, Yesus Kristus. Mereka yang sudah menerima pemberian yang berlimpah dan kebenaran adalah mereka yang sudah diberi anugerah keselamatan atas iman mereka kepada Injil air dan Roh. Mereka menerima anugerah yang lebih besar dari Allah, dan akan berkuasa di dalam kehidupan.
Ayat 18 mengatakan, “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.”
Di sini, kita perlu mengajukan satu pertanyaan dan menjawabnya: “Apakah benar untuk berpikir bahwa karena dosa satu orang, kita semua menjadi orang berdosa?” Apakah anda menjadi orang berdosa karena dosa-dosa anda sendiri, atau karena pelanggaran yang dilakukan oleh Adam, leluhur anda, terhadap Allah? Kalau kita semua menjadi orang berdosa karena pelanggaran Adam, maka mereka yang percaya kepada tindakan kebenaran yang dilakukan Yesus Kristus bagi kita untuk menyelamatkan kita dari dosa, menjadi benar. Kalau seseorang percaya kepada kebenaran Allah, apakah dosa-dosanya sungguh-sungguh dilenyapkan? –Ya.– Dia menjadi tidak berdosa.
“Oleh Satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.” Menerima anugerah yang cuma-cuma dari kebenaran Allah tidak berarti bahwa seseorang harus menaikkan doa-doa pertobatan setiap hari untuk mencapai pengudusan, setelah dalam taraf tertentu diselamatkan karena percaya kepada Yesus. Tidak! Tidak juga berarti bahwa sesuatu yang disebut sebagai doktrin Kristen tentang ‘mencapai pengudusan oleh iman,’ ketika Paulus menjelaskan mengenai kata ‘dibenarkan oleh iman.” 
Kebanyakan orang Kristen memiliki dosa di dalam hati mereka karena mereka hanya percaya kepada darah Yesus di kayu Salib. Karena itu, mereka menerima dan mendukung Doktrin Pembenaran untuk bisa menyembunyikan dosa-dosa di dalam hati mereka, sambil menghibur diri mereka sendiri, “Meskipun ada dosa di dalam hati kita, Ia menganggap kita tidak berdosa.” Namun, doktrin ini adalah salah besar dan harus ditinggalkan. 

Ayat 19 mengatakan, “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.” 
Di sini nampak satu orang yang tidak taat dan orang lain yang taat. Satunya adalah Adam, dan yang Satu lagi adalah Juruselamat manusia, Yesus Kristus. Ketidaktaatan Adam membuat semua manusia menjadi orang berdosa, dan karena itu Yesus mentaati kehendak BapaNya untuk memperdamaikan manusia dengan Allah dengan menerima baptisan dari Yohanes, mati di kayu Salib bagi dosa-dosa dunia, dan bangkit untuk menyelamatkan kita dari dosa kita. Allah sang Bapa menjadikan semua manusia yang percaya kepada Yesus sepenuhnya benar melalui kebenaranNya.

Ayat 20 mengatakan, “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.”
Dikatakan bahwa hukum Taurat ditambahkan untuk menambahkan kelemahan kita. Sebagai keturunan Adam, manusia pada dasarnya dilahirkan dengan dosa, tetapi mereka tidak mengenal dosa bahkan ketika mereka sedang melakukannya. Tanpa hukum Taurat, seseorang tidak menyadari suatu dosa sebagai dosa sama sekali, dan hanya melalui hukum Allah seseorang bisa melihat dosa-dosanya. Namun, ketika kita mengenal hukum Taurat, kita mulai semakin menyadari dosa-dosa kita. Meskipun manusia pada dasarnya penuh dengan dosa, mereka tidak tahu mengenai keberdosaan mereka sampai mereka secara perlahan-lahan menyadari perbuatan mereka yang penuh dosa setelah menerima hukum Taurat. Karena itu Alkitab mengatakan, “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak.”
“Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.” Ini berarti bahwa melalui hukum Allah, seseorang menyadari dosa-dosanya dan menjadi anakNya dengan percaya kepada kebenaran Allah. Manusia bisa menyadari anugerah Allah melalui Injil yang benar yang mengandung kebenaran Allah hanya kalau mereka menyadari kekurangan dan keberdosaan mereka melalui hukum Taurat. Mereka yang sangat menyadari akan dosa-dosanya di hadapan hukum Taurat mengakui bahwa mereka memang harus masuk neraka, dan karena itu, dengan ucapan syukur yang sangat besar, percaya kepada Yesus, yang sudah menyelamatkan mereka melalui baptisan dan kematianNya di kayu Salib. Semakin kita menyadari keberdosaan kita, semakin kita bersyukur atas ditetapkannya keselamatan yang dahsyat itu oleh kebenaran Allah. 

Ayat 21 mengatakan, “supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Dikatakan di dalam Alkitab bahwa dosa berkuasa dalam alam maut. Namun, anugerah Allah yang mengandung air dan darah Yesus adalah kebenaranNya. Karena kebenaranNya sudah secara sempurna menyelamatkan kita dari dosa kita, kita menjadi anak-anak Allah.
Doktrin Pengudusan dan Doktrin Pembenaran adalah hipotesis yang tidak masuk akal yang dibuat oleh pemahaman manusia dan diciptakan oleh mereka yang tidak mengenal firman Allah. Tidak berlebihan kalau mengatakan bahwa doktrin semacam itu adalah hikmat dari para filsuf-teolog, yang tidak akan bisa diuraikan. Kebenaran Allah senantiasa jelas dan kokoh.
Kita diselamatkan dari dosa dunia dengan percaya kepada kenyataan bahwa Yesus, yang adalah Allah dalam rupa manusia, sudah menyelamatkan kita dari segala dosa kita. Mereka yang memiliki iman kepadaNya akan diselamatkan. Apakah anda percaya kepada hal ini? –Ya.–

Kalau anda percaya kepada kebenaran Allah, anda diselamatkan. Anda sepenuhnya dibebaskan dan diselamatkan dari segala dosa anda. Kalau anda tetap merasa bahwa menaikkan doa pertobatan dengan tidak hentinya dan menghidupi kehidupan yang tidak bercacat untuk mencapai kekudusan bisa menyelamatkan anda, maka anda sedang dengan keras kepala berpendirian bahwa anda bisa diselamatkan tanpa Yesus. Yesus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan, tidak peduli bagaimanapun dusta yang diajarkan oleh Doktrin Pengudusan mengenai diselamatkan oleh perbuatan dan usahanya sendiri, tanpa memandang kebenaran. 
Tidak memiliki kemampuan untuk melakukan bahkan 0.1% dari hukum Taurat sama artinya dengan tidak mampu melakukannya 100%. Allah berkata bahwa kita tidak akan mungkin bisa melakukan 0.1% saja dari hukumNya. Mereka yang merasa bahwa kemungkinan mereka bisa melakukan 5% dari hukum Taurat dan merencanakan untuk menaikkan sampai 10% sejalan dengan berlalunya waktu adalah orang yang sungguh-sungguh tidak mengenal kemampuan mereka sendiri, dan berdiri menentang kebenaran Allah. Jangan berusaha untuk memahami kebenaran Allah dengan konsep dan logika anda sendiri. KebenaranNya sudah menyelamatkan kita dari dosa dan menunggu kita untuk percaya kepadanya sehingga kita bisa menjadi anak-anakNya.

Allah adalah maha kuasa dan maha pengasih, sehingga Ia menyelamatkan kita dengan kebenaranNya sekaligus. Kita bersyukur kepada Allah atas baptisan dan darah Yesus di kayu Salib, yang secara sempurna menyelamatkan kita dari segala dosa kita.