Search

佈道

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 5-2] Melalui Satu Orang (Roma 5:14)

(Roma 5:14)
“Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.”


Orang berdosa harus memiliki pengetahuan akan dosa terlebih dahulu


Hari ini, saya mau berbicara mengenai asal mula dosa. Jangan pernah berpikir, “Anda berbicara mengenai hal yang sama setiap hari. Coba jelaskan mengenai hal-hal lain.” Saya ingin agar anda mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Injil adalah hal yang paling berharga. Kalau orang kudus yang dosa-dosanya sudah dihapuskan tidak berulang kali mendengar Injil untuk mengingatkannya akan hal itu setiap hari, ia akan mati. Bagaimana ia bisa hidup tanpa mendengar Injil air dan Roh? Satu-satunya cara bagi dia untuk bisa hidup adalah dengan mendengar Injil. Mari kita membuka Alkitab untuk membagikan arti yang sesungguhnya di dalamnya.
Saya berpikir, “Apakah yang paling dibutuhkan oleh orang-orang berdosa yang dosa-dosanya belum diampuni?” Kemudian saya sampai kepada pemahaman tentang dosa sesuai dengan firman Allah karena mereka hanya bisa menerima pengampunan dosa kalau mereka mengerti mengenai dosa. Saya percaya bahwa yang dibutuhkan oleh orang-orang berdosa adalah pemahaman mengenai dosa.
Seseorang melakukan dosa berulang kali sejak ia dilahirkan baik ia mau atau tidak melakukannya. Ia tidak sungguh-sungguh berpikir secara mendalam mengenai dosa yang berdiam di dalam dirinya meskipun ia adalah orang berdosa di hadapan Allah karena ia melakukan dosa berulang kali dalam pertumbuhannya. Berdosa itu wajar seperti pohon apel yang bertumbuh, berbunga dan menghasilkan apel pada waktunya. Namun, kita harus mengerti bahwa upah dosa adalah maut sesuai dengan hukum Allah.
Kalau seseorang berpikir dan sungguh-sungguh mengerti akibat dosa, ia bisa dibebaskan dari dosa dan penghukuman Allah, dan menerima semua berkat rohaniNya. Karena itu yang paling dibutuhkan oleh orang berdosa adalah pemahaman mengenai dosa dan akibatnya, dan untuk memahami kebenaran pengampunan dosa, yang diberikan Allah.


Bagaimana dosa masuk ke dalam dunia?


Mengapa seseorang bisa berdosa? Mengapa saya berdosa? Alkitab berbicara mengenai hal ini di dalam Roma 5:12, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Apa yang kemudian masuk ke dunia melalui dosa? Maut. Manusia cenderung berpikir bahwa kematian hanyalah sekedar terjadi kepada tubuh. Namun, kematian di sini mengimplikasikan makna keterpisahan rohani dari Allah. Itu juga mengimplikasikan neraka dan penghukuman Allah, selain juga kematian daging. Roma 5:12 menunjukkan kepada kita bagaimana manusia bisa menjadi orang-orang berdosa.
Alkitab mengatakan, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Firman Allah adalah kebenaran. Melalui satu orang dosa masuk ke dalam dunia, dan oleh dosa itu juga maut.
Kita dilahirkan sebagai keturunan Adam. Lalu apakah kita tidak memiliki dosa sebagai keturunan Adam? –Ya kita memiliki dosa.– Apakah kita dilahirkan dalam keadaan berdosa? –Ya, karena kita semua adalah keturunan Adam, bapa leluhur kita.–
Adam memperanakkan semua manusia, namun, Adam dan Hawa sudah berdosa terhadap Allah di bawah tipu daya Iblis ketika mereka masih berada di Taman Eden. Allah mengatakan agar mereka tidak makan buah pengetahuan baik dan buruk, tetapi justru untuk mendapatkan kehidupan kekal dengan makan buah dari pohon kehidupan. 
Tetapi mereka diperdaya oleh Iblis dan meninggalkan firman Allah dan memakan dari buah pengetahuan akan baik dan buruk. Adam dan Hawa berdosa dengan meninggalkan firman Allah, yang adalah firman kehidupan kekal. Setelah Adam dan Hawa berdosa, Adam tidur dengan Hawa, dan semua manusia diperanakan melalui Adam dan Hawa. Kita adalah keturunan mereka. Kita tidak hanya mewarisi penampilan luar mereka, tetapi juga hakekat keberdosaan mereka.
Karena itu, Alkitab mengatakan bahwa manusia adalah benih dosa. Semua manusia di dunia ini sudah mewarisi dosa dari Adam dan Hawa. Alkitab mengatakan, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” Jadi semua manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa.
Namun, banyak orang yang tidak tahu bahwa mereka lahir sebagai orang berdosa. Sebuah pohon mulai bertunas dan tumbuh serta menghasilkan buah, tetapi banyak orang merasa aneh kalau diberitahu bahwa mereka berdosa karena mereka tidak tahu bahwa mereka lahir sebagai benih dosa. Ini adalah sama prinsipnya dengan sebuah pohon apel yang berpikir, “Aneh sekali. Mengapa saya harus berbuah apel?”
Jadi, memang sangat wajar bagi manusia untuk melakukan dosa. Pemikiran bahwa manusia bisa menghindar dari dosa adalah pemikiran yang sama sekali keliru. Sangat wajar bagi manusia yang mewarisi dosa untuk melakukan dosa sepanjang hidupnya dan menghasilkan buah dosa, tetapi ia tidak berpikir secara mendalam mengenai keberadaan sebagai orang berdosa. Apa yang Allah katakan? “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.” 
Kita melakukan dosa sepanjang kehidupan kita karena kita memang dilahirkan sebagai orang berdosa. Karena itu, kita layak menerima hukuman dari Allah. Mungkin anda berpikir, ‘Bukankah tidak adil kalau Allah menghukum kita sementara kita tidak memiliki pilihan lain selain untuk melakukan dosa?’ Namun, setelah menerima pengampunan dosa, anda akan mengetahui bahwa Allah merencanakan hal itu untuk menjadikan kita sebagai anak-anakNya.


Kita semua adalah keturunan satu orang, Adam


Lalu, bagaimana bisa seorang manusia, yang adalah keturunan satu orang, Adam, memiliki warna kulit yang berbeda-beda? Apakah itu karena benihnya berlainan? Mengapa ada orang-orang kulit putih, kuning dan hitam? Beberapa orang berpikir bahwa ketika Allah menciptakan manusia dari debu tanah dan membakarnya, Allah menjadikan manusia kulit putih karena terlalu cepat mengangkatnya dari perapian, kulit kuning karena mengangkat pada saat yang tepat, dan kulit hitam karena terlalu lama mengangkatnya.
Mungkin anda juga pernah berpikir mengapa ada orang-orang kulit hitam, putih dan kuning, meskipun manusia menjadi berdosa karena melalui satu orang. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Allah menciptakan Adam pada awalnya, ketika Ia menciptakan langit dan bumi. “Adam” berarti manusia. Allah menciptakan manusia. Mengapa ada ras yang berbeda di dunia ini kalau Allah menciptakan satu manusia saja, Adam, dan semua manusia di dunia ini dilahirkan melalui dia? Mungkin kita bertanya alasannya, dan inilah jawabannya.
Para ilmuwan mengatakan bahwa suatu pigmen di kulit yang bernama melanin keluar dari kulit untuk melindungi dari sengatan matahari. Ketika bumi beredar mengelilingi matahari, mereka yang tinggal di daerah yang paling banyak tertimpa sinar matahari kulitnya menjadi hitam, mereka yang tinggal di daerah yang kurang tertimpa sinar matahari kulitnya akan menjadi putih, dan mereka yang tinggal di daerah yang sinar mataharinya dalam ukuran sedang menjadi kuning. Namun, leluhur kita tetaplah satu orang, Adam.
Para ilmuwan mengatakan bahwa melanin secara otomatis keluar dari kulit dan melindunginya dari sengatan matahari. Karena itu, saya bisa memahami sejak saat itu. Saya tahu bahwa manusia adalah keturunan Adam, tetapi saya tidak tahu sama sekali mengenai melanin. Kita tidak hanya mewarisi daging, tetapi juga dosa karena kita semua adalah keturunan satu orang, Adam. 
Apakah anda mengenal dosa? Mari kita menyelidiki apakah manusia berdosa atau tidak ketika mereka dilahirkan ke dalam dunia ini. “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik” (Matius 7:17-18). Allah mengatakan bahwa nabi-nabi palsu menghasilkan buah yang tidak baik dan tidak pernah menghasilkan buah yang baik. Kita pada dasarnya adalah pohon yang jahat karena kita dilahirkan dalam keadaan berdosa, karena itu kita tidak bisa tidak menghasilkan buah yang tidak baik karena kita dilahirkan sebagai pohon yang tidak baik.
Kita mewarisi dosa melalui satu orang. Kita adalah pohon yang tidak baik jika dibandingkan dengan pohon-pohon. Seorang manusia, yang dilahirkan sebagai orang berdosa, tidak bisa tidak melakukan dosa meskipun ia ingin menjalani kehidupan yang baik dan berusaha untuk tidak melakukan dosa, sama seperti pohon yang tidak baik tidak bisa menghasilkan buah yang baik. Apakah anda mengerti? Manusia sungguh-sungguh ingin hidup dengan lemah lembut, ramah dan kehidupan yang baik. Namun, seseorang yang tidak menerima pengampunan dosa dan dilahirkan sebagai orang berdosa tidak bisa menghidupi kehidupan rohani. Ia tidak bisa menjadi baik, meskipun dengan usaha yang tiada hentinya. Beberapa pecandu alkohol berusaha untuk tidak minum, tetapi pada akhirnya, mereka menderita karena kecanduan alkohol itu dan keluarga mereka meninggalkan mereka di rumah sakit.
Suatu hari, saya menyaksikan sebuah program yang berjudul, “Saya ingin tahu hal itu” di TV. Seseorang dirawat di rumah sakit jiwa selama 13 tahun. Ketika seorang wartawan menanyakan kepadanya mengenai keluarganya, ia berkata bahwa mereka tidak pernah menemuinya lagi untuk membawanya pulang meskipun ia sudah sungguh-sungguh sembuh dari kecanduan alkoholnya dan dokternya menjamin kesembuhannya. Ia baru tahu dari wartawan itu bahwa justru keluarganya yang menahan agar ia tidak usah dikeluarkan dari rumah sakit jiwa dengan menyuap para dokter di sana. Ia begitu marah. Keluarganya meninggalkan dia karena sudah bosan mengurusnya. Wartawan itu mengatakan bahwa para pasien di rumah sakit jiwa itu tidak bisa tidak minum bagaimanapun keinginan mereka yang sebenarnya dan mereka minum-minuman keras dalam jumlah yang banyak sehingga seringkali orang lain tidak bisa lagi berhubungan dengan mereka.
Mengapa seseorang tidak bisa mengendalikan minumnya? Ia tahu bahwa hal itu tidak baik untuk kesehatannya dan berusaha untuk berhenti, tetapi berulang kali ia minum kembali. Alasannya adalah karena ia seorang alkoholik, tetapi alasan dasarnya adalah karena pikirannya selalu kosong. Ia minum karena merasakan kekosongan di dalam hatinya. Orang itu selalu merasa sakit dan tidak bisa melakukan kebaikan karena ia berdosa. Karena itu, ia menjadi pesimis dan kemudian minum lagi. Mungkin ia berkata, “Aku tidak tahu mengapa aku melakukan hal ini. Aku seharusnya tidak melakukan hal ini.” Dan semakin ia merasa dikhianati oleh dirinya sendiri, semakin banyak ia minum sebagai upaya melupakan diri sendiri.
Orang tidak bisa berhenti minum minuman keras betapapun kerasnya ia berusaha. Karena itu, ia merasa kecewa dan akhirnya lebih banyak minum, lalu ia akan masuk ke dalam rumah sakit. Perkataan dan perbuatan manusia hanyalah ekspresi dari keberadaan dasarnya. Manusia dilahirkan sebagai orang berdosa dan karena itu tidak bisa tidak melakukan dosa, bagaimanapun kehendaknya, sepanjang kehidupannya hanyalah seperti sebatang pohon apel, berbunga dan berbuah apel karena memang ia mengandung gen pohon apel. Manusia ingin menjadi baik, tetapi mereka yang tidak menerima pengampunan dosa tidak bisa menjadi baik karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk berbuat baik. Mereka berpikir bahwa dosa-dosa mereka tidak parah, sehingga mereka menyembunyikan diri mereka, dan akan menjadi serius kalau dosa-dosa itu dinyatakan.
Sangat wajar, pantas dan cocok bagi orang berdosa untuk melakukan dosa karena ia dilahirkan sebagai segumpal dosa dan mewarisinya secara sangat alamiah. Sangat wajar bagi manusia untuk melakukan dosa karena ia dilahirkan dengan genetik dosa, sama seperti wajarnya lada merah untuk berbuah lada merah dan buah lain menghasilkan buah yang lain. Manusia tidak bisa menghindar dari melakukan dosa karena memang ia dilahirkan sebagai orang berdosa. Bagaimana mungkin manusia bisa hidup tanpa melakukan dosa kalau ia dilahirkan dengan dosa?


Manusia dilahirkan dengan dua belas macam pikiran jahat

Yesus berkata di dalam Markus pasal 7 bahwa manusia dilahirkan dengan dua belas macam kejahatan, yaitu, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Kita dilahirkan dengan keinginan untuk mencuri. Pikiran mengenai pencurian termasuk dalam keturunan dosa. Kalau ia tidak mencuri, itu karena ada orang-orang yang mengawasi di sekitar mereka. Namun, ketika tidak ada orang di sekitar mereka dan ada benda yang menggoda di dekatnya, dosa pencurian muncul dan ia melakukan dosa dengan mencuri benda itu. 
Karena itu manusia membuat etika dan peraturan yang harus ditaati. Manusia membuat peraturan mereka sendiri mengindikasikan bahwa sebenarnya tidak benar untuk melukai orang lain. Peraturan dibutuhkan ketika banyak orang hidup bersama di dalam masyarakat. Kita harus hidup sesuai dengan norma sosial. Namun, kita mencuri ketika kita sendirian, lepas dari pandangan orang lain.
Tidak ada seorangpun yang tidak mencuri. Semua orang mencuri. Beberapa waktu yang lalu, saya bertanya kepada orang-orang yang ada di Kebaktian Kebangunan Rohani untuk mengangkat tangan mereka kalau mereka tidak pernah melakukan dosa di dalam kehidupan mereka. Seorang nenek mengangkat tangannya dan berkata, “Saya tidak pernah mencuri apapun.” Karena itu saya bertanya kepadanya apakah ia pernah mengambil sesuatu dalam perjalanan pulang ke rumah. Ia tersipu-sipu karena pertanyaan yang tidak terduga itu dan menjawab, “Saya pernah melihat sebuah labu muda di tepi jalan. Saya pikir labu itu enak sekali dan melihat sekeliling dan saya rasa tidak ada orang di sekitar saya. Saya memetiknya, menyembunyikan di balik pakaian saya, memasaknya dengan kacang buncis dan memakannya.” Ia tidak tahu bahwa ia pernah melakukan dosa mencuri.
Namun, Allah mengatakan bahwa berdosa kalau mengambil milik seseorang tanpa permisi. Allah berkata, “Jangan mencuri” di dalam Hukum Musa. Semua orang memiliki pengalaman mencuri sesuatu. Manusia sangat pandai membunuh dan mencuri kalau ia mendapat kesempatan. Ia mencuri ternak, seperti kelinci dan ayam dari rumah orang lain. Ini dikatakan sebagai pencurian. Ia sendiri bahkan tidak memiliki kesadaran akan dosa meskipun ia membunuh dan mencuri. Sangat wajar bagi dia untuk melakukannya karena ia mewarisi dosa sejak ia dilahirkan.


Manusia mewarisi dosa

Manusia juga mewarisi dosa percabulan dari orang tuanya. Ia dilahirkan dengan nafsu untuk melakukan percabulan. Mereka pasti akan melakukan percabulan kalau tidak ada orang lain di sekitar mereka. Manusia suka tempat-tempat yang gelap seperti cafe dan tempat minuman keras. Tempat-tempat seperti itu sangat populer untuk orang-orang berdosa. Mengapa? Tempat-tempat itu menjadi tempat yang sangat cocok untuk menunjukan warisan dosa. 
Bahkan orang-orang terhormat suka dengan tempat-tempat seperti itu. Ada ayah-ayah yang baik di rumah dan pria-pria dengan kedudukan sosial yang tinggi, tetapi mereka pergi ke tempat-tempat yang gelap yang penuh dengan dosa. Mereka pergi ke tempat-tempat dimana mereka bisa menunjukkan hakekat dosa mereka dan membuahkan buah-buah dosa. Mereka bertemu bersama dalam tempat-tempat itu dan kemudian menjadi seperti sahabat lama setelah minum segelas minuman beralkohol. Mereka menjadi dekat begitu mereka bertemu karena mereka memiliki atribut dosa sama seperti orang lain. “Apakah anda memiliki ini? Saya memilikinya.” “Saya juga. Kalau begitu anda teman saya.” “Berapa usia anda?” “Usia bukan masalah.” “Senang bertemu dengan anda.”
Manusia saling menunjukkan warisan dosa mereka setiap kali mereka bertemu orang berdosa lain karena mereka dilahirkan dengan atribut dosa di dalam dunia ini. Sangat wajar bagi mereka untuk melakukan dosa. Mengapa? Karena mereka memiliki dosa di dalam hati mereka dan diciptakan demikian pada dasarnya. Justru sangat tidak wajar kalau mereka tidak melakukan dosa. Namun, mereka menjaga diri mereka untuk tidak melakukan dosa kalau mereka berada di tengah masyarakat karena masing-masing masyarakat memiliki norma sosialnya sendiri. Karena itu mereka berperan munafik dan menampakkan topeng yang lain, bertindak sesuai dengan norma sosial yang ditetapkan masyarakat dimana mereka berada. Manusia hidup dengan cara ini dan menganggap mereka yang tidak melakukannya sebagai bodoh dan jahat. Manusia memang tidak terelakkan dilahirkan sebagai orang berdosa, seperti yang dikatakan Alkitab, “Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang” (Roma 5:12).
Itu benar. Seseorang mungkin saja mengatakan, “Aku bukan orang yang bernafsu tinggi. Aku tidak terpengaruh kalau ada wanita yang memakai rok mini.” Benarkah ia tidak terpengaruh? Ia berpura-pura tidak terpengaruh kalau ada banyak orang di sekitarnya, tetapi tidak bisa menahan diri melakukan dosa dengan hawa nafsunya kalau tidak ada orang di sekitarnya.
Pohon yang buruk akan menghasilkan buah kejahatan sama seperti pohon yang baik tidak bisa menghasilkan buah yang buruk, dan sebaliknya. Manusia harus mengetahui bahwa ia adalah orang berdosa. Kalau ia tahu bahwa dirinya berdosa, ia bisa diselamatkan dari dosa melalui Yesus. Namun, Ia akan dihukum oleh Allah dan masuk neraka kalau ia berpura-pura tidak berdosa dan berusaha untuk menyembunyikan dosa-dosanya tanpa menyadari dosa-dosanya. Manusia dilahirkan sebagai orang berdosa. Karena itu, mereka adalah pohon yang cemar yang akan menghasilkan buah dosa sejak masa kelahiran mereka.
Karena itu, mereka yang mengembangkan hakekat dosa mereka sendiri sejak masa kanak-kanak mereka mulai membuahkan dosa di masa-masa dewasa kehidupan mereka. Pernah ada seorang hamba Allah wanita di Kota Taegu, Korea. Ketika ia menjadi Kristen saat masih muda, ia berjanji untuk tetap membujang seumur hidupnya supaya bisa melayani Tuhan sebagai hamba Tuhan wanita. Namun, ia melanggar janjinya dan menikah dengan seorang duda ketika ia berusia 60 tahun. Ia agak lambat menunjukkan hakekat dosanya. Ia menunjukan warisan dosanya di masa akhir kehidupannya. 
Kebanyakan orang biasanya mengembangkan hakekat dosanya sejak masa kanak-kanak mereka. Di zaman ini, manusia cenderung mengembangkan hakekat dosa mereka sejak masa kanak-kanak mereka. Mereka merasa ada kesenjangan generasi antara mereka dengan generasi yang lebih tua. Mereka dikatakan sebagai generasi X. Namun, kita sudah mempelajari dari firman Allah bahwa kita dilahirkan sebagai orang berdosa dan bahwa kita adalah makhluk yang tidak bisa berhenti melakukan dosa sepanjang kehidupan kita. Apakah anda mengakuinya?


Hukum mengenai kusta

Yang kedua, Allah mengatakan, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” (Roma 5:12). Dosa menyebabkan manusia dihukum oleh Allah. Karena itu orang berdosa harus mengenali dirinya dan menerima pengampunan dosa. Bagaimana seseorang bisa mengenali dirinya sendiri? Bagaimana segala dosa seseorang bisa diampuni di hadapan Allah? 
Allah mengajarkan kepada Musa dan Harun untuk menguji orang kusta di dalam Imamat pasal 13. Saya tidak terlalu tahu mengenai penyakit kusta, tetapi saya pernah melihat banyak orang berpenyakit kusta ketika saya masih muda. Salah seorang teman saya sendiri juga terkena penyakit kusta. 
Allah memerintahkan kepada Musa dan harun untuk menguji orang kusta dan mengisolasikannya dari perkemahan Israel. Allah mengajarkan kepada mereka bagaimana caranya untuk menguji orang kusta. “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, imam-imam itu” (Imamat 13:2). Ketika imam merasa bahwa orang itu memiliki penyakit kulit setelah mengujinya, imam mengisolasikannya selama tujuh hari. Lalu, imam menguji kulit itu sekali lagi setelah tujuh hari. Kalau bercak itu tidak menyebar ke seluruh tubuh, imam akan menyatakan orang itu tahir, dan berkata, “Engkau tahir. Engkau boleh tinggal di perkemahan ini.”
Kalau bercak di kulit itu menyebar putih, dan membuat rambut menjadi putih, lalu ada tanda-tanda kemerah-merahan dari luka di bercak itu, itu berarti kusta, dan imam harus menyatakan orang itu tidak tahir. Imamat 13:9-11 mengatakan, “Apabila seseorang kena kusta, ia harus dibawa kepada imam. Kalau menurut pemeriksaan imam pada kulitnya ada bengkak yang putih, yang mengubah bulunya menjadi putih, dan ada daging liar timbul pada bengkak itu, maka kusta idapanlah yang ada pada kulitnya. Imam harus menyatakan dia najis dengan tidak usah mengurung dia, karena orang itu memang sudah najis.” Imam itu kemudian mengisolasikan dia dari perkemahan Israel. 
Hal itu sama saja dengan di negara kami. Ada sebuah desa yang terisolir untuk para penderita kusta seperti Desa Bunga atau Pulau Sorok. Beberapa tahun yang lalu, istri saya mengajak menengok “Desa Bunga” ketika secara kebetulan ia melihat tandanya di tepi jalan. Saya berpikir, ‘Engkau tidak tahu apa ‘Desa Bunga’ itu.’ Lalu saya berkata kepadanya, ‘Sayang, apa maksudnya kita mengunjungi ‘desa itu’?’ Istri saya menjawab, ‘Ya.’ Tetapi, ia sangat terkejut setelah tahu bahwa ‘Desa Bunga’ adalah tempat tinggal orang kusta dan ia tidak pernah mengajak saya mengunjungi Desa Bunga lagi. Orang-orang berpenyakit kusta diisolasikan dari masyarakat dalam sebuah desa yang terisolasi. 
Di sini, yang akan kita perhatikan adalah bahwa imam menyatakan seseorang tahir kalau memang semua kusta itu sudah menutupi seluruh tubuh orang itu. Apakah anda rasa hal ini masuk akal? Imam mengisolasi seseorang kalau kusta yang dideritanya hanya menutupi sebagian tubuhnya, dan kemudian imam menyuruh seseorang kembali tinggal di perkemahan Israel kalau kusta itu sudah menutupi seluruh tubuhnya, dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. 
Allah menjelaskan kepada imam bagaimana menggolongkan kusta. “Jikalau kusta itu timbul di mana-mana pada kulit, sehingga menutupi seluruh kulit orang sakit itu, dari kepala sampai kakinya, seberapa dapat dilihat oleh imam” (Imamat 13:12). Beginilah cara yang diberitahukan oleh Allah kepada imam untuk menggolongkan kusta. 


Apa arti hukum mengenai kusta bagi kita . . . 

Artinya adalah demikian. Manusia dilahirkan sebagai orang-orang berdosa dengan atribut dosa di seluruh kehidupan mereka, tetapi beberapa orang memang hanya menunjukkan sedikit saja dari dosa-dosa mereka. Mereka melakukan dosa dengan tangan di satu waktu dan kemudian dengan kakinya dan selanjutnya dengan kaki mereka lalu juga dengan pikiran mereka setelah ada rentang waktu, sehingga mereka tidak secara nyata menunjukkan dosa-dosa mereka. Siapa yang berkata bahwa sangat berbahaya kalau kusta itu hanya berupa bercak di sana-sini? Tidak ada orang lain yang tahu mengenai penyakit kustanya. 
Manusia dilahirkan sebagai orang berdosa karena warisan dosa. Tetapi ia tidak tahu bahwa ia orang berdosa sampai ia melakukan dosa yang dalam waktu yang tidak terhitung lagi, meskipun Allah sudah menyebutnya sebagai orang berdosa. Ia pada akhirnya akan tahu bahwa ia adalah orang berdosa di dalam dunia.
Namun, seseorang yang berpikir bahwa ia adalah orang baik, menahan godaan dengan tabah dan hanya melakukan sedikit saja dosa tidak mengerti bahwa ia adalah orang berdosa. Allah mengatakan kepada imam untuk menganggap mereka yang kustanya hanya berupa bercak yang menyebar sedikit sebagai orang yang tidak tahir dan kemudian mengisolasikannya. Orang-orang berdosa terpisah dari Allah. Apakah anda mengerti hal ini? Allah adalah kudus. Seseorang yang berpikir bahwa ia memiliki dosa yang sangat sedikit tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Siapa yang bisa hidup di dalam Kerajaan Surga? Hanya mereka yang dosa-dosanya sudah menutupi seluruh tubuhnya dan menyadari bahwa memang mereka tidak bisa menyangkal keberdosaan mereka bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga. Segala dosa mereka diampuni oleh iman kepada Yesus, dan mereka akan masuk ke dalam Kerajaan Surga untuk memerintah bersama dengan Allah.
Alkitab mengatakan bahwa Allah menganggap seseorang yang dosanya hanya menyebar sedikit sebagai orang yang tidak tahir. Allah memanggil orang-orang yang berulang kali melakukan dosa, meskipun ia tidak menghendaki melakukan dosa, dan mengakui bahwa ia memang sepenuhnya berdosa. Yesus mengatakan, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Matius 9:13). Allah memanggil orang-orang berdosa dan menghapus dosa mereka. Allah sudah mengampuni segala dosa mereka. Allah sudah menghapus segala dosa mereka sekali untuk seterusnya. Yesus menanggung segala dosa melalui baptisanNya, dihukum di kayu Salib bagi mereka dan membuat mereka menjadi orang-orang benar melalui kebangkitanNya untuk membawa mereka ke dalam Kerajaan Surga.


Kita harus mengenali diri sendiri

Kita harus tahu apakah kita orang yang sepenuhnya berdosa atau hanya berdosa sebagian. Allah menganggap seseorang tahir kalau kustanya sudah menutupi seluruh tubuhnya. Allah membuat hukum mengenai kusta seperti itu. Seseorang yang tahu bahwa ia adalah orang yang penuh dengan dosa tidak akan tidak percaya kepada Injil air dan Roh dan menerima pengampunan dosa ketika Yesus datang kepadanya, dan mengatakan bahwa Ia menghapus segala dosa melalui baptisan dan salibNya. Namun, orang yang berdosa sebagian yang berpikir bahwa ia tidak penuh dengan dosa berarti mengejek dan melecehkan Injil. 
Apakah masih ada dosa setelah Yesus membasuh semuanya? Tidak. Kita bisa menerima pengampunan dosa sekali untuk selamanya. Karena itu, orang berdosa harus mengenali dirinya. Segala dosa-dosanya bisa dihapuskan ketika ia mengenali dirinya sendiri. Manusia cenderung untuk mengakui hanya sedikit berdosa di hadapan Allah. “Tuhan, aku sudah melakukan dosa. Aku tidak ingin melakukannya, tetapi dia membuat saya melakukannya. Ampuni aku untuk kali ini saja, dan aku tidak akan melakukan dosa lagi.” Mereka hanya merasa sedikit berdosa di hadapan Allah. Lalu Allah berkata, “Engkau tidak tahir.” 
Manusia tidak memiliki kebenaran di hadapan Allah. “Sebagaimana adanya aku terserah kepadaMu, Allah. Lakukan sesuai dengan kehendakMu, tetapi Allah, berikan belas kasihanMu dan selamatkanlah aku. Selamatkanlah aku karena Engkaulah Allah. Kemudian aku akan percaya kepadaMu dan hidup seturut kehendakMu.” Allah menyelamatkan seseorang yang mengakui bahwa ia penuh dengan dosa.


Manusia mewarisi dosa yang memiliki 12 jenis pikiran jahat

Mari kita membaca Markus 7:20-23. “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” Dari dalam, keluar dari hati kita, pemikiran jahat. Manusia pada dasarnya memang mewarisi pikiran jahat. Apakah anda mengerti hal ini? Seseorang memiliki pemikiran jahat sepanjang kehidupannya. Tidak ada cara baginya untuk dibebaskan kalau dosa-dosanya tidak diampuni sekali untuk selamanya. 
Manusia dilahirkan dengan 12 macam pikiran jahat: percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Karena itu, ia tidak bisa tidak melanjutkan berbuat dosa sepanjang kehidupannya. Seseorang yang dosa-dosanya tidak diampuni hidup penuh dosa meskipun ia sendiri tidak ingin hidup seperti itu. Segala sesuatu dari manusia, seperti pemikiran dan tingkah lakunya adalah berdosa di hadapan Allah. 
Sangat munafik bagi orang berdosa untuk menjadi baik. Ia hanya berpura-pura untuk menjadi orang baik. Itu mendustai Allah. Seseorang yang dilahirkan dalam keadaan berdosa harus mengenali diri sendiri supaya bisa diselamatkan. Namun kalau seseorang tidak mengenal dirinya sendiri sebagai orang berdosa, ia akan merasa tertekan setiap kali melakukan dosa dan kemudian berkata, “Akh, mengapa aku melakukan hal ini?” Ia sudah tertipu oleh dirinya sendiri.
Manusia memiliki pikiran jahat. Manusia mungkin berpikir, “Mengapa aku berpikiran buruk? Tidak, aku tidak boleh memiliki pikiran semacam itu. Mengapa aku berpikir tentang hal-hal yang najis? Guruku mengajari aku untuk melakukan apa yang baik.” Ia berpikir seperti itu karena ia tidak tahu mengapa ia melakukan suatu tindakan tertentu. Ia merasa tertekan karena pencurian dan percabulan yang dilakukannya karena ia tidak tahu bahwa memang ia mewarisi dosa. Pembunuhan, percabulan, perzinahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan dan kebebalan mengalir dari kehidupannya senantiasa bergantian. Karena itu, ia membenci dirinya sendiri dan kemudian menjadi malu tanpa mengetahui apa sebabnya. 
Kita adalah gumpalan dosa dan mengandung 12 macam buah jahat sepanjang kehidupan kita karena kita memang dilahirkan sebagai orang berdosa, yang mewarisi dosa dari nenek moyang kita bersama Adam. Berbahagialah mereka yang mengetahui bahwa diri mereka berdosa.
Manusia mencari Yesus, Juruselamat yang menyelamatkannya dari dosa, ketika dia tahu bahwa dirinya adalah orang berdosa yang tidak bisa diandalkan. Itulah satu-satunya cara untuk diberkati oleh Allah. Namun, manusia tidak mencari Juruselamat kalau mereka tidak mengenal dirinya sendiri. Seseorang yang mengenal dirinya sendiri dengan baik akan menyangkal dirinya, menanggalkan usahanya, berhenti bersandar kepada manusia, mencari Yesus Kristus yang adalah Allah, Juruselamat dan Nabi, dan diampuni karena anugerah Yesus Kristus. 
Orang-orang berdosa perlu mengenal diri mereka sendiri karena mereka yang mengenal diri sendiri akan diberkati di hadapan Allah. Seseorang yang tidak mengenal dirinya sendiri tidak akan bisa diberkati. Karena itu, orang-orang berdosa harus mengenal siapa sebenarnya diri mereka. Apakah anda mengerti hal ini? Pernahkan anda melakukan kejahatan sebelum anda menerima pengampunan dosa? Kalau pernah, apakah anda tahu alasannya? Anda melakukan kejahatan tanpa anda kehendaki adalah karena anda mewarisi dosa.


Sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut

Maut tidak bisa dihindarkan dari kehidupan manusia karena manusia memiliki dosa. Manusia seharusnya mencari Yesus dan bertemu dengan Dia untuk dibebaskan dari dosa sehingga dosa-dosanya bisa dihapuskan. Kemudian ia akan menerima kehidupan kekal. Apakah anda ingin dibebaskan dari segala dosa anda?
“Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karuniaNya, yang dilimpahkanNya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Roma 5:14-21).
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa” (Roma 5:12). Di sini, siapakah yang dimaksud sebagai satu orang? Adam. Hawa juga berasal dari satu orang, Adam. Karena itu Alkitab mengatakan, ‘Oleh satu orang.’ Allah menciptakan manusia pada awalnya dan melalui satu orang dosa masuk ke dalam dunia. Ada dua manusia di Taman Eden dalam pandangan kita, tetapi sebenarnya, hanya ada satu orang dalam pandangan Allah. Semua umat manusia berasal dari satu orang saja, Adam.
Firman, “dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang,” berarti bahwa semua keturunan Adam menjadi orang-orang berdosa karena Adam sudah melakukan dosa. Maut disebarkan kepada semua manusia, karena semua manusia sudah berdosa. Maut dijatuhkan kepada semua manusia karena adanya dosa. Allah tidak akan mau membiarkan seseorang yang memiliki dosa.
Allah adalah mahakuasa tetapi tidak bisa melakukan dua hal: Ia tidak bisa berdusta dan juga tidak bisa membiarkan orang-orang berdosa masuk ke dalam Kerajaan Surga. Ia menggenapi semua janji yang dijanjikanNya. Allah pasti menghukum seseorang yang memiliki dosa karena Allah tidak bisa berdusta dan mengabaikan hukum yang ditetapkanNya sendiri. Semua manusia menjadi berdosa karena satu orang, Adam, yang jatuh dan berdosa di hadapan Allah. Penghukuman Allah dan maut disebarkan kepada semua manusia karena mereka semua menjadi orang-orang berdosa dan dilahirkan sebagai keturunan dari satu orang, Adam. Maut kemudian menyebar kepada semua manusia dengan cara demikian. 
Ketika Allah menciptakan manusia pada awalnya, tidak ada maut. Yang ada di sana bukan hanya pohon pengetahuan apa yang jahat dan yang baik, tetapi juga ada pohon kehidupan. Allah memerintahkan Adam untuk memakan pohon kehidupan dan menghidupi kehidupan kekal. Namun, Adam terkena dusta Iblis dan memakan buah dari pohon pengetahuan apa yang jahat dan yang baik yang dilarang Allah untuk dimakan dan menantang Allah dengan melanggar firmanNya, karena itu maut kemudian menyebar kepada semua manusia di dunia ini karena dosa. Maut masuk ke dalam dunia ini karena satu orang, Adam. 


Mengapa Allah memberikan hukum Taurat kepada manusia?

Kalau dosa tidak masuk ke dalam dunia ini melalui Adam, maut tidak akan menyebar ke seluruh manusia. Mengapa manusia mati? Manusia mati karena dosa. Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan karena itu maut menyebar ke semua manusia. Sebelum ada hukum Taurat, dosa sudah ada di dalam dunia, tetapi manusia tidak memiliki pengenalan akan dosa sampai kemudian ada hukum Taurat. 
Hukum Allah turun kepada manusia melalui Musa. Bahkan di zaman Adam dan Nuh, sudah ada dosa, tetapi Allah belum menetapkan hukum sampai kepada Musa. Namun, Alkitab mengatakan bahwa ada dosa yang ada di dalam hati orang-orang yang hidup pada zaman itu. 
Mari kita melihat kepada Roma 5:13. “Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.” Sudah ada dosa ketika belum ada hukum Taurat di dunia. Karena itu, semua manusia harus mati karena mereka berdosa di hadapan Allah. Allah memberikan kepada mereka hukum Taurat yang berisi 613 jenis perintah, yang harus ditaati di hadapan Allah dan di antara manusia, untuk memberikan kepada mereka pemahaman akan dosa. Apa yang kemudian dipahami oleh manusia melalui hukum Taurat Allah? Mereka merasa bahwa mereka berdosa di hadapan Allah dan kemudian mengetahui bahwa mereka berdosa. Manusia menyadari bahwa mereka tidak bisa mentaati hukum Allah.
Karena itu, mereka bisa mengenal akan dosa-dosa mereka. Keturunan Adam dan Hawa tahu bahwa mereka berdosa dan bahwa hanya Allah yang bisa mengampuni dosa-dosa mereka. Tetapi sejalan dengan berlalunya waktu manusia lupa bahwa mereka adalah orang-orang berdosa dan mewarisi dosa dari nenek moyang mereka Adam. Pada saat itu, mereka bisa mengerti bahwa mereka berdosa kalau mereka melakukan dosa, tetapi mereka tidak mengerti kalau mereka berdosa kalau mereka tidak sedang melakukan dosa. Tetapi mereka salah. Di zaman ini, banyak orang masih berpikir bahwa mereka menjadi orang berdosa kalau mereka melakukan dosa, dan bahwa mereka tidak menjadi orang berdosa kalau mereka tidak melakukan dosa. Kenyataannya, semua manusia adalah orang-orang berdosa baik mereka melakukan dosa atau tidak karena mereka mewarisi dosa sejak mereka baru dilahirkan.
Manusia tidak bisa mengelak dari keberadaan sebagai orang berdosa sebelum mereka dibebaskan dari dosa-dosa mereka. Karena itu Allah memberikan kepada mereka hukumNya supaya mereka mengenal dosa. Seseorang yang mengenal kebenaran Allah melalui hukumNya dan mengakui hukum itu mengetahui bahwa dia adalah seorang yang berdosa. Manusia menjadi orang berdosa yang serius saat ia mengenal sepenuhnya hukum Allah.


Maut berkembang kepada semua manusia melalui satu orang 

Roma 5:13-14 mengatakan, “Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.”
Allah mengatakan bahwa semua manusia menjadi berdosa oleh satu orang dan maut menyebar kepada semuanya oleh satu orang. Maut menyebar kepada mereka semua karena dosa. Hal itu adalah karena satu orang. Siapakah satu orang itu? Adam. Kita semua mengetahui hal ini. Tetapi, banyak orang lain yang tidak tahu. Bahkan, banyak orang Kristen yang juga tidak mengetahuinya. Mereka membagi dosa menjadi dosa asal dan dosa tindakan dan mereka berpikir bahwa dosa tindakan bisa diampuni setiap hari melalui doa-doa pertobatan. Mereka tidak tahu bahwa alasan mereka dihukum dan masuk ke dalam neraka adalah karena Adam.
Keturunan Adam tidak memiliki hubungan dengan Allah karena dosa-dosa mereka tidak peduli bagaimanapun kerasnya mereka berusaha menjadi baik. Allah menghukum mereka semua karena mereka adalah keturunan Adam, betapapun kerasnya mereka berusaha menjalani kehidupan yang baik. Mereka akan dibuang ke dalam api yang kekal karena nenek moyang mereka semua yaitu Adam. 


Adam adalah gambaran akan Dia yang akan datang

Ada tertulis bahwa Adam adalah gambaran akan Dia yang akan datang. Semua manusia menjadi orang berdosa dan mati karena satu orang. Namun semua manusia menjadi orang benar juga karena satu Orang, Yesus Kristus sama seperti semua manusia menjadi orang berdosa karena satu orang, Adam. Inilah hukum Allah. 
Manusia menciptakan agama karena mereka tidak mengenal hukum Allah. Mereka berkata bahwa mereka harus melakukan perbuatan baik untuk diselamatkan sementara mereka percaya kepada Yesus. Betapa hal itu tersebar luas ke seluruh dunia dan betapa seringnya mereka mengucapkan dusta. Mereka mengajar orang lain, dan berkata, “Engkau harus menjadi orang baik sebagai orang-orang Kristen.” Dosa-dosa kita tidak pernah dihapuskan karena perbuatan kita. 
“Adam yang adalah gambaran dari Dia yang akan datang.” Siapakah Manusia yang akan datang untuk keselamatan kita dari dosa-dosa? Ia adalah Yesus Kristus. Yesus diutus ke dalam dunia dan secara sah menanggung segala dosa dunia sekali untuk selamanya untuk menjadikan kita orang-orang benar dan disalibkan untuk menyelamatkan kita dari penghukuman. 
Dosa masuk ke dalam dunia karena Iblis mendustai Adam, salah satu ciptaan. Dosa masuk ke dalam dunia melalui Adam. Namun Yesus Kristus, sang Juruselamat, sang Pencipta, dan Raja di atas segala raja yang mahakuasa, diutus ke dalam dunia dalam rupa manusia untuk menyelamatkan manusia sekali untuk selamanya. Ia menghapuskan dosa dunia sekali untuk selamanya. Ia menanggung dosa dunia ke atas diriNya melalui baptisanNya sekali untuk selamanya dan membayar upah dosa dengan disalibkan.
Manusia menerima kehidupan yang baru dan penebusan kalau ia percaya bahwa Yesus diutus ke dalam dunia ini untuk melenyapkan segala dosa, betapapun besarnya dosa itu. Allah merencanakan dan memutuskan untuk menciptakan langit dan bumi untuk menjadikan kita sebagai anak-anakNya. Ia datang ke dalam dunia ini dan dengan sempurna menggenapi janjiNya. Jadi kita tidak lagi memiliki dosa. Allah tidak pernah membuat kesalahan. Adam adalah gambaran dari Dia yang akan datang. Saya tidak tahu mengapa banyak orang bersandar kepada pekerjaan mereka sendiri. Keselamatan kita sepenuhnya tergantung kepada Yesus. Manusia menjadi berdosa oleh satu orang, Adam dan ditebuskan oleh satu Orang, Yesus.
Satu-satunya hal yang perlu kita percayai adalah keselamatan pengampunan dosa. Itulah satu-satunya hal yang harus kita lakukan. Kita tidak memiliki apa-apa selain hanya bisa bersukacita atas kenyataan bahwa Yesus sudah melenyapkan segala dosa kita. Ngomong-ngomong, mengapa anda mendorong orang lain untuk dengan penuh semangat melakukan kebaikan? Bisakah manusia dibebaskan dari dosa-dosa mereka melalui pekerjaan mereka? Tidak. Keselamatan bergantung hanya kepada iman akan pengampunan dosa.


Karunia tidaklah sama dengan pelanggaran 

Roma 5:14-16 mengatakan, “Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karuniaNya, yang dilimpahkanNya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.” 
Apa arti bagian itu? Alkitab mengatakan, “karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran.” Karunia itu menunjuk kepada keselamatan Allah. Itu berarti bahwa semua manusia yang mewarisi dosa dari Adam ditentukan untuk masuk neraka, tetapi dosa-dosa mereka bisa diampuni tanpa kecuali melalui iman kepada Yesus, yang menanggung segala dosa mereka. Itu juga berarti bahwa Yesus sudah menghapus segala dosa masa depan kita.
Manusia yang dilahirkan sebagai keturunan Adam adalah orang berdosa meskipun ia tidak melakukan dosa. Karena itu, ia tidak bisa menghindar dari neraka meskipun ia tidak melakukan dosa. Yesus datang ke dunia ini dan menjadi Juruselamat kita. Karunia ini adalah bahwa Yesus memberikan kepada kita penebusan yang sempurna untuk segala dosa yang terus dilakukan oleh manusia sampai kepada akhir zaman. 
Karena itu, karunia dari satu Orang itu lebih besar dari pelanggaran manusia. Kalau seseorang melakukan dosa melawan Allah, maka dosa itu cukup serius untuk membuatnya dihakimi oleh Allah dan masuk neraka. Namun, karunia Tuhan, yang sudah menanggung segala dosa dan pelanggaran kita, lebih besar daripada pelanggaran manusia.
Itu berarti bahwa kasih Yesus dan anugerah pengampunan dosa lebih besar daripada pelanggaran yang dilakukan semua manusia. Tuhan secara penuh menanggung segala dosa dunia ini. Kasih Yesus, yang menyelamatkan kita, dan karunia keselamatan begitu berlimpah dan lebih besar dibandingkan pelanggaran seseorang. Tuhan sudah menanggung segala dosa melawan Allah meskipun kita memang melawan Dia dengan kedagingan kita. Sekarang Tuhan ingin agar kita percaya bahwa Dia sudah menanggung segala dosa sekali untuk selamanya. Itulah sebabnya Ia menyelamatkan orang-orang berdosa dari segala dosa mereka sebagai Anak Domba Allah, yang menanggung dosa dunia.
Teori, yang mengatakan bahwa dosa-dosa kita dihapus ketika kita percaya kepada Allah, dan tidak dihapus ketika kita tidak percaya kepada Allah, adalah tidak benar. Allah menghapus dosa orang-orang yang tidak percaya juga karena Ia mengasihi semua manusia di dunia ini, tetapi manusia tidak mau menerima kasih Allah. Tidak seorangpun yang terlepas dari kasih dan keselamatan Allah. Keselamatan Allah datang kepada mereka yang percaya kepada kebenaran Injil, yang menyatakan bahwa Yesus sudah menghapus dosa kita.
Kita adalah makhluk-makhluk yang lemah. Allah memperhitungkan mereka yang percaya bahwa Yesus menanggung segala dosa menjadi tidak berdosa. Kita masih memiliki banyak kelemahan di dalam kedagingan kita bahkan setelah dosa-dosa kita diampuni. Banyak kali, kita berperang melawan Allah dan bahkan berusaha untuk membuang kebenaranNya ketika kita tidak setuju dengan kehendakNya. Tetapi Allah berkata, “Aku mengasihi engkau dan aku menyelamatkan engkau. Aku menghapus dosa yang telah engkau lakukan sampai sekarang ini.” “Oh! Apakah itu benar, Tuhan?” “Ya, aku sudah menghapus segala dosamu.” Terima kasih, Tuhan. Aku memuji Engkau. Aku tidak bisa berhenti memuji Engkau karena Engkau begitu mengasihi aku sehingga Engkau menghapus juga dosa yang aku lakukan menyangkal Engkau.”
Mereka yang menjadi orang-orang berdosa dijadikan benar dan menjadi hamba kasih. Mereka sangat berserah kepada kasihNya. Mereka tidak bisa tidak percaya kepada Yesus karena Tuhan menghapus dosa penyangkalan akan Dia, meskipun mereka menyangkal Dia karena kelemahan mereka, seperti yang dilakukan oleh Petrus. Itu membuat mereka memuji Tuhan. Karena itu Rasul Paulus mengatakan bahwa keselamatan Allah lebih besar daripada pelanggaran manusia. 
Yesus menanggung segala dosa; dosa-dosa asal yang diwariskan dan dosa tindakan yang kita lakukan dengan perbuatan kita sampai kepada akhir zaman. Karena itu, betapa besarnya kasih Allah! Karena itu, Alkitab mengatakan dengan penuh arti, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!” (Yohanes 1:29). 


Orang benar akan berkuasa di dalam kehidupan melalui Dia, Yesus Kristus 

Dosa-dosa dunia tidak bisa diampuni melalui doa pertobatan. Orang-orang percaya menjadi tidak berdosa dan menerima keselamatan dari dosa karena Tuhan sudah menghapus bahkan dosa-dosa yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Roma 5:17 mengatakan, “Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.”
Kita diberkati dengan anugerah. Siapakah mereka yang menerima anugerah yang berlimpah dan karunia kebenaran? Mereka yang percaya kepada Tuhan dan yang dosa-dosanya sudah diampuni dengan memiliki iman kepadaNya. Kita memuji Tuhan karena kita menerima kelimpahan anugerah pengampunan dosa. “Mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu.” Kita adalah raja-raja yang berkuasa di dalam kehidupan.
Hanya para raja yang berkuasa. Kita berkuasa sekarang ini. Siapa yang bisa berperang melawan para raja? Kita, yang menerima kelimpahan anugerah dan karunia kebenaran, berkuasa setiap hari. Kita berkuasa sekarang dan akan berkuasa esok. Siapa saja yang menunjukkan kebaikan kepada kita para raja akan diberkati dan bisa menjadi raja bersama-sama dengan kita. namun, siapa saja yang tidak percaya kepada kebenaran yang diberitakan oleh para raja akan masuk neraka. 
Ada banyak raja yang diselamatkan di dalam dunia ini dan ada banyak orang yang masuk neraka karena mereka melawan para raja. Mereka harusnya baik kepada raja, tetapi tidak demikian. Mereka bisa saja menjadi para raja kalau mata hati mereka tertuju kepada kebenaran.
Apakah anda berkuasa? Kita bermegah dengan keyakinan akan keberadaan kita sebagai para raja di dunia ini. Kita menyatakan bahwa orang yang tidak percaya akan masuk neraka kalau mereka berperang melawan kita. Hanya para raja yang bisa melakukan hal itu. Apakah ada di antara anda yang tidak berkuasa di antara orang-orang benar? Sangat tidak masuk akal kalau bagi mereka untuk tidak berkuasa sebagai para raja. Seorang raja harus berkuasa sebagai raja. “Engkau memiliki pemikiran yang salah. Engkau akan masuk neraka kalau engkau tidak menerima kebenaran.” Seorang raja harus berlaku seperti seorang raja. Seorang raja harus memiliki kehormatan dan memberikan perintah untuk percaya akan kebenaran kepada orang-orang berdosa.
Seorang raja bisa dan harus menghakimi, memerintah dan menghukum orang yang tidak percaya ke neraka karena mereka melawan kebenaran Allah, berapapun mudanya raja itu. Ia memiliki kuasa untuk menghukum orang yang tidak percaya ke neraka di hadapan Allah, tetapi itu tidak berarti bahwa raja bisa menyalahgunakan kuasanya secara sewenang-wenang. Tuhan memerintahkan agar kita berkuasa di dunia. Karena itu, marilah kita berkuasa dan masuk ke dalam Kerajaan Surga. 
Namun, beberapa orang benar terlalu lembut untuk menggunakan kuasa mereka. Tuhan akan menegur mereka kalau Ia datang kembali. “Engkau meninggalkan imanmu. Mengapa engkau berlaku seperti budak? Aku sudah menjadikan engkau sebagai raja.” Ada beberapa orang yang bertindak seperti budak di dalam dunia. Apakah masuk akal bagi seorang raja untuk memanggil ‘tuan’ kepada orang-orang yang seperti itu? Namun, beberapa orang benar berbicara seperti itu bahkan meskipun hal itu sangat tidak masuk akal. Mereka memohon ampun sambil berlutut kepada dunia meskipun Allah sudah membebaskan mereka dari dosa. Seorang raja harus menunjukan diri sebagai raja.
Saya memproklamasikan kebebasan sebagai raja atas dunia segera setelah saya menjadi raja. Saya percaya bahwa saya menjadi raja dan berlaku seperti seorang raja, meskipun saya masih muda.


Karena ketaatan satu Orang, Yesus Kristus 

Roma 5:18-19 mengatakan, “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.”
“Sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman.” Di sini, penghukuman berarti kutuk. Seseorang yang dilahirkan sebagai keturunan Adam dan yang tidak dilahirkan kembali oleh air dan Roh, meskipun ia percaya kepada Yesus, akan dihukum. “Demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.” 
Semua manusia menjadi orang benar karena tindakan ketaatan Yesus, yang dilahirkan dari anak dara Maria dan yang dibaptiskan di sungai Yordan untuk menanggung segala dosa dunia. Ia mengorbankan kehidupanNya dengan disalibkan menggantikan kedudukan mereka untuk menjadikan mereka sebagai orang-orang benar. Karena ketaatan satu Orang kepada kehendak Allah sang Bapa, banyak orang menjadi orang-orang benar. 
Secara pasti, apakah semua manusia di dunia orang-orang berdosa, atau apakah mereka orang-orang benar kalau kita perhatikan dari sudut pandang iman? Semua manusia adalah benar. Beberapa orang menjadi marah dan melawan saya kalau saya mengatakan hal itu oleh iman. Pada kenyataannya, tidak ada manusia yang memiliki dosa dalam pandangan Allah. Allah mengutus Anak TunggalNya ke dunia dan menanggungkan segala dosa ke atas diriNya dan menjadikan Ia dihukum sebagai wakil dari semua manusia.


Orang-orang masuk ke dalam Kerajaan Surga atau neraka sesuai dengan iman mereka

Allah tidak menghukum dunia lagi karena Ia sudah menghukum Yesus sebagai ganti semua manusia. Namun, beberapa orang percaya kepada hal ini dan beberapa orang tidak, meskipun Anak Allah menanggung segala dosa dan melenyapkan semuanya dengan ketaatanNya kepada kehendak Allah. Orang-orang percaya masuk ke dalam Kerajaan Surga dengan percaya kepada kebenaran Allah. Allah memperhitungkan mereka sebagai orang-orang benar dan berkata, “Engkau adalah orang benar. Engkau percaya bahwa aku sudah menghapus dosamu. Mari. Aku sudah mempersiapkan Kerajaan Surga untukmu.” Mereka masuk ke dalam Kerajaan Surga dengan kelegaan.
Tetapi beberapa orang tidak percaya kepadaNya dan menolak Injil, sambil berkata, “Allah, apakah itu benar? Aku tidak bisa percaya. Apakah ini benar? Aku tidak bisa sungguh-sungguh mengerti.” Allah akan berkata, “Mengapa engkau membuat aku murka? Percayalah kepadaKu kalau engkau mau percaya, tetapi jangan percaya kalau tidak mau percaya.” “Apakah Injil air dan Roh itu benar, Tuhan?” “Aku menyelamatkan engkau.” “Aku tidak bisa percaya kepada hal itu. Aku bisa percaya sebanyak 90%, tetapi aku meragukan yang 10%.” 
Lalu Allah berkata kepada mereka, “Engkau tidak percaya meskipun aku sudah menyelamatkan Engkau. Lakukan sesuai dengan imanmu. Aku memutuskan untuk mengirim mereka yang memiliki dosa sebagai keturunan Adam ke neraka. Aku sudah menciptakan Kerajaan Surga juga. Masuklah ke dalam Kerajaan Surga kalau engkau mau, dan masuklah ke neraka kalau engkau mau dibuang ke dalam api neraka.” Hal itu bergantung kepada iman mereka apakah mereka akan masuk Kerajaan Surga atau neraka.
Apakah anda percaya bahwa Yesus menyelamatkan anda dari segala dosa melalui baptisan dan darah yang dicurahkanNya di kayu Salib? Itu tergantung kepada iman anda. Tidak ada titik tengah diantara Kerajaan Surga dan neraka. Yang ada hanya “Ya.” Allah tidak pernah mengijinkan kita untuk berkata “Tidak.” Allah menjanjikan segala sesuatu dan menggenapi semuanya. Ia menghapus segala dosa orang-orang berdosa. 


Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah 

Mari kita memperhatikan Roma 5:20-21. “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” Mengapa hukum Taurat diadakan? Untuk membuat pelanggaran menjadi banyak. Sebagai keturunan Adam secara lahiriah manusia tidak bisa mengelak untuk berbuat dosa. Tetapi mereka tidak mengerti hakekat dosa mereka, dan karena itu Allah memberikan hukum Taurat kepada manusia untuk memberikan pengetahuan akan dosa kepada mereka karena hukum Taurat memberitahu kepada mereka apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, dan menjadi dosa kalau tidak mentaati hukum Taurat dengan pemikiran dan perbuatan mereka.
Hukum Taurat diadakan supaya pelanggaran menjadi jelas. Allah memberikan hukum Taurat kepada kita untuk membuat kita menyadari bahwa kita adalah orang-orang berdosa besar dan hanyalah segumpal dosa. Namun, dimana dosa bertambah, kasih karunia semakin berlimpah. Ini berarti bahwa seseorang yang dilahirkan dengan dosa sebagai keturunan Adam, tetapi merasa bahwa ia hanya melakukan dosa-dosa yang kecil tidak ada hubungannya dengan kenyataan bahwa Yesus sudah menyelamatkan dia.
Namun, seseorang yang berpikir bahwa ia memiliki banyak kelemahan dan tidak bisa hidup sesuai dengan firman Allah dengan daging akan memberikan syukur kepada Tuhan yang menyelamatkannya. Injil mengatakan bahwa Tuhan menanggung segala dosa dunia sekali untuk selamanya adalah karunia yang sangat besar kepada orang-orang yang demikian. “Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.” Karunia berlimpah, sehingga orang-orang yang berdosa besar dijadikan benar secara sempurna. Orang-orang yang merasa dosanya kecil yang berpikir bahwa mereka tidak penuh dengan dosa akan masuk neraka. Hanya orang-orang yang merasa bahwa dosanya amat besar yang akan menjadi benar secara sempurna.
Jadi seseorang yang menyadari bahwa ia adalah orang berdosa yang berat akan sungguh-sungguh bersyukur kepada keselamatan dari Yesus. Ada beberapa pengkhotbah yang baik di antara para pekabar Injil di dunia ini. “Di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.” Ini tidak berarti bahwa kita boleh melakukan dosa secara sengaja supaya anugerah juga semakin berlimpah. 
Rasul Paulus berkata di dalam Roma 6:1, “Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?” Maksud Paulus, “Kita diselamatkan kalau kita percaya saja kepada kebenaran Allah. Tuhan sudah menghapuskan dosa kita dan secara berlimpah menyelamatkan orang-orang berdosa dari dosa-dosa mereka. Kita menjadi orang-orang benar melalui percaya dengan hati kita. Kita bisa diselamatkan kalau kita percaya kepada apa yang dilakukan Tuhan. Tidak peduli betapapun jahatnya kita atau berapapun banyaknya kita melakukan dosa, kita menjadi orang-orang benar tanpa bekerja dengan memiliki iman kepada kebenaran.”
Kita menjadi orang benar oleh iman. Bagaimana jahatnya perbuatan kita? Berapa kali kita melakukan dosa? Berapa banyak kekurangan kita kalau Allah, yang tidak berdosa, memandang kepada perbuatan kita? Saya tidak bisa tidak memuji Tuhan. Roma 5:20-21 mengatakan, “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Allah memberikan kepada kita kehidupan kekal melalui Yesus Kristus. Kebenaran Tuhan menjadikan kita memerintah bersama dengan Dia. Saya memuji Tuhan, yang dengan berlimpah menyelamatkan orang-orang berdosa dari dosa-dosa mereka. Terima kasih, Tuhan.