(Keluaran 34:1-8)
“Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan. Bersiaplah menjelang pagi dan naiklah pada waktu pagi ke atas gunung Sinai; berdirilah di sana menghadap Aku di puncak gunung itu. Tetapi janganlah ada seorang pun yang naik bersama-sama dengan engkau dan juga seorang pun tidak boleh kelihatan di seluruh gunung itu, bahkan kambing domba dan lembu sapi pun tidak boleh makan rumput di sekitar gunung itu.” Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya. Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN. Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasihNya dan setiaNya, yang meneguhkan kasih setiaNya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.” Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah.”
Kita Perlu Mengetahui Siapa Sesungguhnya Allah yang Kita Percayai
Mari kita memulai dengan membuka Keluaran 3:13-16: “Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang namaNya? -- apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firmanNya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah namaKu untuk selama-lamanya dan itulah sebutanKu turun-temurun. Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir.”
Siapakah Jahweh Itu?
Nama Tuhan di dalam bahasa Ibrani adalah Yahweh atau Yhwh, yang biasa disebut Jehovah, dan Yahweh berarti Dia yang ada dari DiriNya sendiri. Jahweh, dengan kata lain, bukanlah ciptaan, tetapi Dia yang ada karena DiriNya sendiri, Pencipta yang menjadikan alam semesta dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Mari kita lihat di Keluaran 6:1-6: “Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan namaKu TUHAN Aku belum menyatakan diri. Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjianKu dengan mereka untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tempat mereka tinggal sebagai orang asing, tetapi Aku sudah mendengar juga erang orang Israel yang telah diperbudak oleh orang Mesir, dan Aku ingat kepada perjanjian-Ku. Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan dengan hukuman-hukuman yang berat. Aku akan mengangkat kamu menjadi umatKu dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir.”
Dalam ayat 2 di atas disebutkan, “Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan namaKu TUHAN Aku belum menyatakan diri.” Dalam Alkitab versi King James Version, ayat “dengan namaKu TUHAN” dituliskan sebagai “dengan namaKu JEHOVAH.” Kata JEHOVAH dalam bahasa Ibrani berarti “Dia yang ada” atau “nama yang tepat untuk Allah yang tunggal.” Allah belum membuat namaNya Jehovah dikenal oleh manusia sebelumnya. Karena itu manusia pada masa itu hanya memanggil Dia sebagai Allah. Tetapi sekarang, untuk menyelamatkan bangsa Israel, Allah menghendaki untuk membiarkan namaNya Jehovah dikenal oleh semua manusia di dunia ini. “Akulah Jehovah. Akulah Jahweh. Aku adalah Aku, Yang ada karena DiriKu.” Allah dengan itu menghendaki agar DiriNya dikenal.
Allah adalah Dia yang ada dari DiriNya sendiri, “Allah Abraham, Ishak, dan Yakub.” Ia sudah ada sebelum masa yang paling dahulu, bahkan sebelum ada awal dari segala sesuatu. Allah, dengan kata lain, hidup dan sudah ada dalam kekekalan. Allah sudah mengijinkan bangsa Israel, keturunan Abraham, untuk menjadi budak di Mesir selama 430 tahun, dan Ia berjanji akan membebaskan mereka dari perbudakan mereka dan membawa mereka ke tanah Kanaan. Sama seperti yang dijanjikanNya, Allah Jehovah menyatakan diri setelah 430 tahun, dan memerintahkan kepada Musa supaya ia membebaskan bangsa Israel dari penganiayaan Firaun. “Akulah Jehovah. Aku adalah Aku, Allahmu. Biarkanlah umatKu pergi.” Bagi kepentingan umatNya, ia menyatakan DiriNya di hadapan Musa, dan memerintahkan supaya Firaun membiarkan umatNya pergi, karena Allah Jehovah mengetahui penderitaan bangsa Israel. Karena Ia mengetahui bahwa umatNya mengeluh di bawah penderitaan mereka, Allah mengatakan bahwa Ia akan membebaskan mereka dari perbudakan.
Setelah 430 tahun sejak Ia membuat perjanjian dengan Abraham, Allah datang kepada bangsa Israel dan menyatakan DiriNya kepada mereka. “Akulah Jehovah. Akulah Allah. Aku datang untuk menggenapi perjanjian yang Aku buat dengan Abraham, bapa leluhurmu, bahwa Aku akan membawa keturunannya keluar dari tanah Mesir menuju ke Kanaan. Dan Aku juga mengetahui semua penderitaanmu. Sekarang pergilah kepada Firaun dan katakan hal itu kepadanya.” Inilah yang dikatakan oleh Allah Jehovah.
Kita harus mengerti bahwa Allah memang Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Allah juga Allah kita sendiri, yaitu Allah anda dan saya. Apa, kemudian, namaNya? NamaNya adalah Jahweh, yang artinya Dia yang ada dari DiriNya sendiri. Allah sudah ada bahkan sebelum penciptaan alam semesta, yang ada bukan karena sesuatu yang lain, tetapi dari DiriNya sendiri.
Kita Harus Memahami Arti Nama Jahweh
Teramat sangat penting bagi kita untuk mengerti dan percaya bahwa Jahweh adalah sungguh-sungguh Dia
yang ada dari DiriNya sendiri, Dia yang menciptakan kita, yang menguasai kita, dan yang membebaskan kita dari segala dosa kita. Kita harus percaya kepada Allah Jahweh sebagai Allah kita yang mutlak, karena Allah Jahweh inilah yang sebenarnya sudah menciptakan seluruh alam semesta, dan yang tetap ada sampai sekarang.
Seperti bangsa Israel, anda dan saya juga percaya kepada Allah, dan juga sudah menerima perintah-perintah di hadapan Nya. Sama seperti bangsa Israel gagal untuk menaati seluruh isi hukum Taurat, kita, juga, sudah gagal untuk hidup sesuai dengan hukum Taurat. Dengan demikian, karena dosa-dosa kita di hadapan Allah, kita juga termasuk makhluk yang tidak bisa menghindar dan harus takluk kepada penghukuman atas dosa yang mengerikan. Karena dosa-dosa kita, dengan kata lain, kita sungguh-sungguh tidak memiliki harapan untuk lepas dari penghukuman dariNya atas dosa-dosa kita.
Inilah sebabnya mengapa setiap orang dari kita harus membayar tebusan kepada Allah untuk memperdamaikan dosa-dosa kita. Untuk diselamatkan dari dosa kita, kita harus memberikan kepada Allah Bapa upah pendamaian yang setara dengan kehidupan kita, dengan iman kita. Kita harus sungguh-sungguh memberikan korban persembahan yang setara dengan hidup kita untuk bisa memuaskan penghakimanNya dan untuk menyatakan kasih karunia Allah. Hanya dengan memberikan pendamaian yang nyata bagi hidup kita untuk dosa-dosa kita saja maka perdamaian akan dipulihkan antara Allah dengan kita sebagai manusia. Hanya melalui iman sajalah kita bisa diselamatkan dari dosa-dosa dan penghukuman kita.
Karena memang demikianlah yang terjadi, setiap kali kita menghadap Allah, kita harus mengakui, karena dosa-dosa yang sudah kita lakukan kepadaNya, bahwa kita tidak bisa tidak menghadapi penghakiman dan dihukum atas dosa-dosa itu. Ketika kita percaya kepada Allah sebagai Juruselamat kita, kita harus sebenar-benarnya mengerti dan mengakui bahwa diri kita ditentukan untuk masuk neraka karena dosa-dosa kita, dan percaya kepada Mesias, yang sudah membayar upah dosa kita dan membebaskan kita dari penghukuman dosa, sebagai Juruselamat kita. Ketika kita menghadap Allah, kita harus percaya kepada baptisan dan darah Yesus, korban persembahan bagi dosa-dosa kita, percaya kepada Dia sebagai Mesias, dan menerima Dia demikian. Kita harus mengakui bahwa kita sudah menjadi orang berdosa di hadapan Allah karena kegagalan kita mentaati perintahNya, dan kita harus percaya bahwa Yesus Kristus sang Mesias yang sudah membebaskan kita dari segala dosa kita.
Kita harus mengakui bahwa kita tidak bisa menghindar dari penghukuman Allah atas dosa. Dengan mengakui keberdosaan kita, kita memenuhi syarat untuk menerima berkat pengampunan dosa yang diberikan Allah kepada kita, dan kita bisa membangun iman kita yang bisa mengumpulkan belas kasihan Allah dan menerima pengampunan dosa dariNya.
Untuk menjadikan kita sebagai anak-anakNya, Allah menjadikan kita seturut dengan gambarNya, tetapi Ia membiarkan kita lahir di dalam kelemahan. Sebagai keturunan Adam, kita semua dilahirkan sebagai orang berdosa, tetapi inilah penyediaan Allah yang sangat nyata untuk menjadikan kita sebagai anak-anakNya.
Kita adalah makhluk yang tidak bisa menghindar dari penghukuman atas dosa-dosa kita, tetapi untuk menggenapi kehendakNya, Allah mengutus AnakNya bagi kita, dan mengampuni kita dari segala dosa kita. Yesus, Anak Allah, menerima baptisan dan mati di kayu Salib dalam ketaatan kepada rencana Allah. Tuhan Allah kemudian memberikan kehidupan yang baru kepada kita yang percaya bahwa segala dosa dunia sudah ditanggungkan kepada AnakNya dengan baptisanNya dari Yohanes, bahwa Ia menyelamatkan kita dari segala dosa kita dengan darahNya di kayu Salib, dan bahwa Ia dengan itu menanggung semua penghukuman atas dosa-dosa kita.
Baptisan Yesus dan darahNya adalah korban persembahan yang lebih dari cukup untuk kita yang memampukan kita, ketika kita percaya, untuk menerima kehidupan baru, untuk diselamatkan dari dosa kita, dan menjadi anak-anak Allah. Kita harus diselamatkan dari dosa kita dengan percaya, dan dengan iman kepada kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, kita harus memiliki jenis iman yang memampukan kita untuk menjadi umat Allah. Inilah kebenaran yang mutlak, yang hanya melalui iman ini saja seseorang bisa menjadi umat pillihan Allah sendiri.
Semua Ilah Agama di Dunia Ini Adalah Hanya Makhluk Buatan Manusia Sendiri
Selain Tuhan Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus, semua ilah yang lain hanyalah ilah dunia yang dibuat oleh manusia sendiri. Kecuali Allah Jahweh, tidak ada sesuatupun di dunia ini yang ada karena dirinya sendiri. Inilah sebabnya Allah Jahweh mengatakan, “Aku adalah Aku.”
Apakah ada, sebenarnya, seseorang yang ada karena dirinya sendiri? Buddha dilahirkan dari rahim ibunya, dan karena itu ia juga hanyalah makhluk ciptaan Allah. Begitu juga Konfusius, dan begitu juga Muhammad, karena mereka semua dilahirkan dari orang tua mereka, dan dengan itu mereka hanyalah makhluk yang diciptakan oleh Allah. Patung-patung Buddha yang dipahat atau dibuat oleh para pengikutnya juga hanyalah ciptaan manusia belaka, yang dibuat dari batu atau logam yang diciptakan oleh Allah sendiri. Semuanya, dari matahari, bulan, air, udara dan galaksi-galaksi di alam semesta, semuanya diciptakan oleh Allah. Tidak ada sesuatupun di dunia ini yang tidak diciptakan oleh Allah. Bahkan malaikat-malaikat, makhluk-makhluk roh, juga diciptakan oleh Allah.
Hanya Allah Abraham, Ihak, dan Yakub, yang kepadaNya kita percaya, adalah Allah Jahweh, Dia yang ada dari DiriNya sendiri. Allah Jahweh tidak diciptakan oleh siapapun. Hanya Dia yang ada dari DiriNya sendiri, hanya Dia Sang Pencipta alam semesta, dan hanya Dia saja yang menciptakan anda dan saya. Hanya Allah Jahweh ini yang sudah merencanakan di dalam kehendakNya untuk menyelamatkan kita dari segala dosa kita dan menjadikan kita sebagai umatNya sendiri.
Karena Allah yang merencanakan agar kita dilahirkan ke dalam dunia ini dalam keadaan menangis dan kemudian kembali dengan tangan kosong, dan karena rencanaNya yang membiarkan kita untuk menderita di dalam dunia ini, sehingga kita tidak bisa tidak mencari Allah dan berusaha menemui Dia.
Ketika kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Allah, kita harus sungguh-sungguh mengakui bahwa kita adalah makhluk yang, karena dosa-dosa kita dan kegagalan kita mentaati perintah Allah, tidak bisa menghindar dari hukuman kematian, neraka, dan penderitaan yang mengerikan di hadapan Allah. Sebelum kita percaya kepada Yesus Kristus sang Mesias sebagai Juruselamat kita, kita harus terlebih dahulu mengakui diri kita sebagai orang berdosa yang tidak bisa tidak menghadapi penghukuman atas dosa yang mengerikan dan dibuang masuk neraka.
Allah Jahweh adalah Mahatahu dan Mahakuasa
Hanya Allah Jahweh saja adalah Allah yang mahatahu dan mahakuasa yang sungguh-sungguh menciptakan kita dan menguasai seluruh isi dunia. Setelah menyadari hal ini, kemudian kita harus mengakui di hadapan Allah betapa kita sungguh-sungguh manusia yang berdosa—yaitu, kita harus mengakui bahwa karena dosa-dosa kita, kita tidak bisa menghindar untuk tunduk kepada murka Allah yang mengerikan. Dan kita harus percaya kepada kebenaran bahwa dengan percaya kepada Anak Domba Allah yang datang untuk membebaskan kita dari segala dosa kita, dan dengan menanggungkan segala dosa kita ke atas korban persembahan dengan cara penumpangan tangan kita ke atas kepalaNya, semua masalah dosa kita diselesaikan. Kitalah yang sesungguhnya harus dihukum dan mati bagi dosa-dosa kita, tetapi karena korban persembahan ini mengambil segala dosa kita melalui baptisanNya, dosa-dosa kita bisa dihapuskan. Kita harus percaya kepada kebenaran ini. Kita harus mengakui bahwa melalui korban persembahan ini, Allah Yang Mahakuasa, yang bagiNya tidak ada sesuatupun yang mustahil, sudah sungguh-sungguh menyelamatkan kita, yang sebenarnya tidak bisa menghindar dari hukuman neraka, dari segala dosa kita. Orang-orang yang percaya kepada hal itu adalah orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus sang Mesias.
Sebenarnya, kenyataannya, salah untuk percaya kepada Mesias sekehendak hati saja. Ketika kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Allah, iman kita harus didirikan di atas dasar pemahaman yang sungguh-sungguh Alkitabiah. Dan kita harus meletakkan dasar iman yang pertama yang kuat kepada kebenaran FirmanNya, yang mengatakan, “Aku adalah Aku. Aku adalah Jehovah.”
Bangsa Israel tidak berhasil menaati hukum Taurat yang Allah perintahkan agar mereka turuti. Perintah-perintah yang diberikan Allah kepada bangsa Israel juga diberikan kepada orang-orang yang masih hidup di jaman kita sekarang ini. Kalau anda sungguh-sungguh ingin percaya kepada Allah, dan kalau anda sungguh-sungguh ingin menjadi anak-anak Abraham dengan iman anda, anda harus mengakui bahwa Allah sudah memberikan 613 perintah bukan hanya kepada bangsa Israel, tetapi juga kepada kita, kepada semua manusia di dunia ini, dan kepada seluruh alam semesta. Dan kita harus sungguh-sungguh mengerti bahwa kita juga tidak berhasil menaati perintah itu, sama seperti bangsa Israel, dan dengan demikian kita juga ditentukan untuk mati, karena, “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23).
Kita harus percaya bahwa Allah sudah mengampuni dosa kita dengan kebenaran kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. Untuk itu, kita harus berusaha untuk mencari kebenaran tentang keselamatan, yang dengannya Tuhan kita sudah menyelamatkan kita dari dosa dan penghukuman atas dosa-dosa kita itu.
Kalau kita sudah gagal untuk menaati perintah-perintah Allah yang sangat kuat, kalau kita tidak menyadari bahwa kita adalah orang-orang berdosa yang sangat menjijikan, dan kalau kita tidak mengakui bahwa kita memang ditentukan untuk dihukum atas dosa-dosa kita, maka kita tidak akan bisa percaya kepada Mesias. Kalau manusia mau percaya bahwa mereka akan bisa masuk Surga meskipun mereka masih memiliki dosa, ketika, pada kenyataannya, Allah sudah mencatat dosa-dosa mereka di dalam Kitab Penghakiman, mereka justru sedang mengubahkan hukum Taurat Allah sesuai dengan kehendak mereka sendiri, melakukan dosa menyebut nama Allah secara sembarangan. Orang-orang yang demikian tidak akan pernah bisa diselamatkan dari dosa mereka. Mereka akan selama-lamanya dihukum dengan penghukuman neraka, karena biarpun mereka percaya kepada Allah atau tidak, mereka sebenarnya tidak mengenal Allah. Orang-orang itu harus bertobat saat itu juga dan berbalik dari ketidakpercayaan mereka.
Bahkan pada saat ini juga, Allah ada di dalam hati kita, dan ada dari DiriNya sendiri di segala tempat. Dan Ia tahu segala sesuatu tentang diri kita.
Meskipun Allah itu hidup, ada orang-orang yang tidak percaya kepadaNya, bahkan ada yang sampai menghujat Dia. Tetapi kita semua sebenarnya membutuhkan korban persembahan bagi dosa-dosa kita. Inilah sebabnya Allah membuat bangsa Israel memberikan korban pendamaian dengan korban persembahan mereka di mezbah korban bakaran di Kemah Suci, yang sejalan dengan cara keselamatan yang sudah ditetapkan Allah.
Allah memang Dia yang ada dari DiriNya sendiri. Dia adalah Yang sudah ada, dan yang sekarang ada. Ia adalah Allah yang hidup, menyatakan diri, dan berbicara kepada bapa-bapa iman kita di jaman dahulu, Dia yang hidup, menyatakan diri, dan berbicara kepada kita sekarang, Ia yang bekerja di antara kita, memimpin kita, dan memerintah atas seluruh kehidupan kita.
Kebenaran Yang Tidak Boleh Kita Lupakan
Meskipun kita sudah diselamatkan, ada satu hal yang tidak boleh kita lupakan. Kebenaran itu adalah bahwa meskipun kita tidak bisa menghindar dari penghukuman kekal, dengan baptisanNya dan curahan darahNya di kayu Salib, Tuhan kita sudah membebaskan kita dari semua penghukuman atas dosa-dosa kita. Sampai hari dimana kita menghadap Allah, sebenarnya, kita tidak boleh lupa akan kebenaran ini dan senantiasa mempercayainya di dalam hati kita. Kita harus tetap mempercayainya bahkan pada saat kita berada di dalam Kerajaan Surga memuji Allah. Kita harus beryukur kepada Allah yang memungkinkan kita, orang-orang yang tidak bisa menghindar dari kutukan kekal dan penghukuman atas dosa-dosa kita, untuk percaya kepada Tuhan kita sebagai Juruselamat kita, dan karena Ia memberikan kepada kita kehidupan yang kekal.
Kita harus mengenal Injil air dan Roh sampai selamanya. Apa yang akan terjadi kalau kita tidak mengakui bahwa kita memang ditentukan untuk menjalani penghukuman kekal karena dosa-dosa kita? Itu membuat tidak ada alasan bagi kita untuk memuji Allah. Allah sudah sungguh-sungguh menyelamatkan kita, makhluk fana yang tidak bisa menghindar dari penghukuman kekal karena dosa-dosa kita. Inilah sebabnya kita harus percaya dan memuji Tuhan—karena Tuhan kita sudah menerima baptisanNya dan mencurahkan darahNya bagi kita. Inilah sebabnya anda, juga, harus percaya, dan inilah sebabnya kita harus memberitakan Injil air dan Roh. Orang-orang yang percaya kepada baptisan yang diterima Allah dan darah yang dicurahkanNya bagi dosa-dosa mereka memiliki hati yang memuji Allah. Karena Tuhan sudah menyelamatkan mereka dari segala dosa mereka dan kematian, mereka memuji Dia setiap hari dengan iman mereka.
Masalahnya adalah karena beberapa orang sudah salah paham tentang Yesus. Pengetahuan mereka tentang Dia hanyalah sepihak dan setengah kosong. Mereka adalah orang-orang yang hati nuraninya sudah dicemarkan, yang tidak pernah menyadari bahwa mereka melakukan dosa ketika mereka, sebenarnya, sedang tenggelam di dalam berbagai macam dosa. Orang-orang yang melakukan dosa tetapi tidak pernah menyadari tentang dosa-dosanya—mereka tidak lain adalah orang-orang berdosa.
Meskipun kita sebenarnya makhluk yang lemah yang tidak bisa tidak melakukan dosa, kita harus mengakui dosa-dosa kita setiap kali kita melakukannya, dan kemudian kita harus memastikan baptisan Tuhan dan darahNya di kayu Salib—yaitu, Injil air dan Roh. Dengan demikian kita sebenarnya sedang mengakui bahwa kita tidak lain hanyalah orang berdosa di hadapan Allah. Dan dengan sungguh-sungguh percaya kepada Injil air dan Roh, kita bisa bernapas lega. Memang, dengan percaya kepada Injil air dan Roh, kita sudah mendapatkan kedamaian di dalam jiwa kita.
Ketika saya berbicara mengenai keadaan tidak berdosa, tidak berarti bahwa kita tidak mau mengakui kalau kita sebenarnya melakukan dosa itu. Itu tidak berarti bahwa orang-orang yang percaya kepada Injil air dan Roh tidak perlu mengakui dosa sebagai dosa. Meskipun kita memang sebenarnya sudah dilepaskan dari segala dosa kita, kita masih mengakui bahwa dosa-dosa yang kita lakukan—memang dosa-dosa kita. Yang tidak boleh kita lupakan adalah bahwa meskipun kita tidak bisa menghindar dan harus menjalani penghukuman kekal karena dosa-dosa kita, Tuhan kita sudah menyelamatkan kita dari dosa kita dan penghukuman atas dosa dengan baptisanNya, darahNya di kayu Salib, dan kebangkitanNya. Kita jangan sampai pernah, satu kalipun untuk lupa bahwa Tuhan sudah menyelamatkan kita dengan kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, tetapi justru harus senantiasa percaya kepada hal itu dan memuji Dia. Kita harus ingat bagaimana keadaan kita sebelumnya. Ingatlah bahwa dahulu kita makhluk yang malang yang tidak bisa menghindar dari penghukuman kekal atas dosa-dosa kita. Dan kita harus memuji keselamatan pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah, dan bersyukur kepadaNya setiap hari karena anugerah keselamatanNya yang sangat besar. Tidak lain dari hal ini sajalah iman orang-orang yang percaya kepada Injil air dan Roh.
Allah Jahweh Hidup Sampai Saat Ini
Sama seperti Jahweh adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, Ia saat ini adalah Allah anda dan saya. “Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera” (1 Korintus 14:33). Ia bukanlah Allah dari orang-orang Kristen yang memiliki perbuatan yang berpura-pura penuh kebaikan, tetapi Ia adalah Allah bagi orang-orang yang percaya kepada Injil air dan Roh. Kita memiliki iman yang percaya kepada firman Allah dan percaya kepadaNya dengan “ya.” Allah adalah Allah kita. Ketika Ia mengatakan kepada kita, “Engkau ditentukan masuk neraka,” kita mengatakan, “Ya, Engkau benar.” Ketika Ia mengatakan, “Engkau akan terus melakukan dosa sampai mati,” maka kita akan mengatakan, “Ya, Engkau benar.” Dan ketika Ia mengatakan kepada kita, “Tetapi Aku sungguh-sungguh sudah menyelamatkan engkau dengan kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi dariKu,” kita juga, hanya bisa mengatakan, “Ya, Engkau sangat benar.” Kita kemudian menjadi umat Allah yang senantiasa mengatakan kepadaNya dengan “ya.” Saya bersyukur kepada Allah atas anugerahNya yang sudah menyelamatkan kita dengan Injil air dan Roh.
Kita harus percaya dan mengakui di dalam hati kita bahwa Tuhan kita memang sudah menyelamatkan kita dari dosa melalui air, darah, dan Roh, dan dengan itu Ia menjadikan kita umat bagi Kerajaan Allah. Ucapan syukur kepada Tuhan dengan percaya kepada Injil air dan Roh adalah hadiah keselamatan yang Allah sudah berikan kepada anda.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah untuk selamanya dengan iman yang memberi keselamatan kekal kepada saya, yang sebenarnya tidak bisa menghindar dari hukuman neraka karena dosa-dosa saya, dengan Injil air dan Roh. Ingatlah bahwa kita semua sebenarnya perunggu—yaitu kita tidak bisa lepas dari penghukuman Allah—dan karena itu kita tidak bisa tidak memuji Allah karena Ia telah melepaskan kita dari dosa-dosa, karena menyelamatkan kita dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Dan kita harus mengucap syukur kepadaNya dengan percaya kepada kebenaran Injil yang tersembunyi di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya itu.
Hanya Allah Jahweh adalah Allah atas seluruh umat manusia. Dan Ia menjadi Allah Juruselamat bagi seluruh umat manusia. Kita semua harus percaya kepada Allah Jahweh sebagai Allah kita.