Search

ስብከቶች፤

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 3-2] Keselamatan Dari Dosa Hanya Oleh Iman (Roma 3:1-31)

(Roma 3:1-31)
“Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah. Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah? Sekali-kali tidak! Sebaliknya: Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: “Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firmanMu, dan menang, jika Engkau dihakimi.” Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah -- aku berkata sebagai manusia -- jika Ia menampakkan murkaNya? Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia? Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaanNya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: “Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya.” Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman. Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga,
lidah mereka merayu-rayu,
bibir mereka mengandung bisa.
Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
dan jalan damai tidak mereka kenal;
rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.”
Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya. MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman. Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.”


Ketidaksetiaan manusia tidak bisa membatalkan kesetiaan Allah


Rasul Paulus mengatakan bahwa penggenapan hukum dan penebusan anugerah Allah tidak diberikan kepada kita berdasarkan perbuatan kita, tetapi melalui iman. Kita diselamatkan dari dosa kita dan menjadi orang benar karena keselamatan Allah. “Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah. Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah? Sekali-kali tidak!” (Roma 3:1-4).
Keuntungan menjadi orang-orang Yahudi adalah karena firman Allah diberikan kepada mereka. Mereka hidup sambil mendengarkan firmanNya dari nenek moyang mereka. Karena Allah memberikan firmanNya kepada mereka dan itu diturunkan kepada mereka, mereka berpikir bahwa mereka lebih baik daripada orang-orang bukan Yahudi. Namun, Alkitab mengatakan bahwa Allah meninggalkan orang-orang Yahudi karena mereka tidak percaya kepada Yesus yang sudah membebaskan mereka dari dosa-dosa mereka.
Paulus mengatakan, “Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah? Sekali-kali tidak!” Ketidaksetiaan manusia tidak bisa membatalkan kesetiaan Allah. “Kesetiaan Allah” berarti “kebaikan Allah.” Yang dimaksudkannya adalah bahwa kebaikan Allah tidak bisa batal bahkan meskipun orang-orang Yahudi tidak percaya kepada hal itu. Firman perjanjian Allah bahwa Ia akan menyelamatkan siapa saja yang percaya tidak akan batal meskipun seandainya mereka tidak percaya. 
Orang-orang bukan Yahudi akan percaya kalau orang-orang Yahudi tidak percaya. Allah berkata bahwa siapa saja yang percaya akan diselamatkan dari dosa. Karena itu, Allah meninggalkan orang-orang Yahudi karena mereka tidak percaya kepada firman kebenaran yang digenapi sesuai dengan janji Allah, meskipun Allah mempercayakan firmanNya kepada mereka.
Penegasan Rasul Paulus adalah sebagai berikut: Allah memberikan anugerah keselamatan kepada semua manusia. Allah mengatakan bahwa Ia berjanji di dalam Perjanjian Lama dan menggenapinya dengan mengutus Yesus Kristus, Anak TunggalNya, ke dunia ini. Beberapa orang percaya kepada Injil Allah, beberapa lagi tidak. Jadi, siapa saja yang percaya diberkati menjadi anak-anak Allah, seperti yang dijanjikanNya. Dan berkat-berkat Allah tidak bisa dibatalkan seberapapun banyaknya orang yang tidak percaya.


Siapa saja yang percaya kepada kebenaran bisa menerima kasihNya yang besar


Siapa saja yang mendengar firman kebenaran dan percaya kepadanya bisa menerima kasih Allah yang besar, tetapi orang-orang yang tidak percaya menuduh Allah sebagai pendusta. Sebenarnya, Allah menggenapi janjiNya, tetapi orang-orang yang tidak percaya tidak berada didalam keselamatan Allah karena mereka tidak percaya kepada anugerah pengampunan dosa.
Paulus mengatakan, “Dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah? Sekali-kali tidak!” Allah berjanji satu kali dan dengan setia memberikan anugerah keselamatan dan kemuliaanNya kepada semua manusia.
Apakah yang dikatakan Alkitab mengenai anugerah Allah itu? Alkitab mengatakan bahwa Allah, sang Bapa, mengutus AnakNya yang Tunggal dan memberikan anugerah untuk menjadi anak-anakNya kepada mereka yang percaya kepada pengampunan dosa melalui AnakNya. Bahkan sebelum dasar dunia diletakkan, Ia merancangkan bahwa Ia akan memberikan kepada semua manusia kemuliaan menjadi anak-anakNya dan keselamatan dari dosa melalui kebenaranNya. Dan Ia menggenapi semuanya dengan setia. Karena itu, orang-orang percaya diberkati sesuai dengan firman Allah, tetapi orang-orang tidak percaya dihukum karena hal itu.
Sangat layak bagi orang-orang tidak percaya untuk masuk neraka. Allah menetapkan hukum sehingga kita bisa diselamatkan oleh iman kepada firmanNya. Ia juga mengatakan bahwa kesetiaan Allah tidak akan pernah dibatalkan, bahkan meskipun manusia tidak percaya. Kita diberkati dengan menerima kesetiaan keselamatan Allah. Allah berkata, “Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: “Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firmanMu, dan menang, jika Engkau dihakimi’” (Roma 3:4).

Semua manusia adalah pembohong. Allah adalah benar. Mengapa? Karena Allah mengatakan, “Seperti ada tertulis: “Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firmanMu, dan menang, jika Engkau dihakimi.” Allah mengatakan bahwa Ia sudah berjanji dan memberkati mereka yang mau diberkati dan mengutuk mereka yang mau dikutuk. Sangat adil bagi Allah untuk memberkati orang percaya dan mengutuk orang yang tidak percaya. “Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong.”
“Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firmanMu, dan menang, jika Engkau dihakimi.” Ia mengatakan bahwa Ia akan menyelamatkan manusia sesuai dengan firmanNya. Firman itu sudah menjadi manusia, berdiam di antara kita dan menyelamatkan kita. Karena itu, Tuhan adalah benar sesuai firmanNya.
Tuhan mengalahkan Iblis dengan firman Allah yang tertulis. Tuhan itu adil dan tulus di hadapan diriNya sendiri, Iblis dan semua makhluk rohani karena Ia menggenapi apa yang dijanjikanNya. Namun, manusia tidak tulus. Tingkah laku mereka akan cepat berubah kalau mereka merasa tidak menguntungkan. Sebaliknya, Allah tidak pernah melanggar janji-janjiNya. Karena itu Rasul Paulus mengatakan bahwa iman kita harus didasarkan kepada firman Allah.


Ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah 

Roma 3:5 menegaskan, “Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah -- aku berkata sebagai manusia -- jika Ia menampakkan murkaNya” Semua manusia tidak benar, tetapi apa yang akan kita katakan kalau ketidakbenaran mereka menunjukkan kebenaran keselamatan Allah? Apa yang akan kita katakan kalau dosa-dosa kita menunjukkan kebenaran Allah?
Kebenaran Allah semakin dinyatakan karena dosa-dosa dan ketidakbenaran kita. Allah sungguh-sungguh tulus. Ia adalah Tuhan keselamatan, Juruselamat dan Allah sejati yang berjanji menyelamatkan kita dengan firmanNya dan menggenapi apa yang dijanjikanNya. Apa yang akan kita katakan kalau kebenaran Allah dinyatakan karena kelemahan kita? Kekurangan kita semakin menyatakan kebenaran Allah karena kita melakukan dosa sampai kita mati. 
Bagaimana kita tahu bahwa Allah adalah Tuhan penuh kasih? Kita bisa mengetahuinya dari kekurangan kita. Kasih Allah dinyatakan melalui kita karena kita melakukan dosa sampai hari terakhir di dalam kehidupan kita. Tuhan mengatakan bahwa Ia menanggung dosa dunia sekali untuk seterusnya. Kasih Allah akan menjadi tidak sempurna kalau Ia hanya mengasihi orang-orang yang baik yang tidak melakukan dosa. Karena kasihNya yang sejati Allah menerima dan berhubungan dengan kita orang-orang berdosa yang tidak pernah bisa dikasihi.
Kita umat manusia tidak benar dan mengkhianati Allah. Kita tidak percaya kepadaNya dan tidak memiliki apapun yang layak dikasihi Allah. Orang-orang berdosa adalah orang-orang yang hanya melakukan kejahatan, tetapi Yesus, yang menyelamatkan kita dari segala dosa dan kelemahan kita, sudah menggenapi kasih Allah kepada kita.
Allah mengatakan bahwa melalui kebenaran dan kasihNya Ia mengutus AnakNya yang Tunggal kepada kita untuk menyelamatkan kita dari kegelapan dan kutuk Iblis, ketika manusia berdosa dan ditentukan masuk ke neraka karena tipu daya Iblis. Itulah kasih dan anugerah Allah. 
“Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan?” kata Rasul Paulus. Pemahaman mengenai orang percaya dan orang yang tidak percaya dipisahkan dalam bagian ini. Orang yang tidak percaya berusaha untuk menjadi baik untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga dan diberkati oleh Allah. Tetapi Paulus membuat pernyataan yang sebaliknya, yang mengatakan, “Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan?” Paulus mengatakan bahwa kita manusia tidak bisa melakukan kebenaran Allah tetapi hanya bisa melakukan dosa dihadapanNya, dan bahwa kejahatan kita menunjukkan kasih Allah yang sejati. Ya. Itu benar. Semua manusia jahat dan tidak bisa menjadi orang benar, tetapi Tuhan menyelamatkan mereka dari segala dosa mereka.


Kita diselamatkan oleh kebenaran Allah

Rasul Paulus mengatakan bahwa manusia tidak bisa menjadi orang benar dan terjebak dalam jerat dosa. Tuhan menyelamatkan orang-orang berdosa yang demikian dari dosa-dosa mereka dan mengasihi mereka. Kita membutuhkan kesempurnaan kasihNya karena kita tidak bisa menghindari dari dosa setiap hari. Kita diselamatkan hanya oleh kasih Yesus yang mutlak, anugerah yang cuma-cuma, dan anugerah keselamatan melalui Yesus Kristus. 
Rasul Paulus mengatakan bahwa keselamatannya adalah karena kebenaran Allah. Apa yang dilakukan Allah untuk menyelamatkan semua orang berdosa menunjukkan kebenaranNya. Paulus mengatakan bahwa kepercayaannya kepada Injil menyelamatkannya. Kebenaran Allah dinyatakan di dalam Injil air dan Roh. Keselamatan kita tergantung kepada tindakan kebenaran yang dilakukan Allah untuk kita. Karena itu, orang berdosa diselamatkan dari dosa mereka oleh iman. Mereka yang tidak dilahirkan kembali berpikir bahwa mereka perlu melakukan kebaikan supaya mereka bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Paulus tidak bermaksud bahwa kita boleh dengan sengaja melakukan kejahatan, tetapi banyak manusia yang akhirnya berakhir di neraka karena mereka berusaha melakukan perbuatan baik tanpa menerima kebenaran Allah. Mereka harus menyesali dosa untuk bertobat dan percaya kepada keselamatan yang diberikan Allah kepada mereka untuk bisa lepas dari neraka. 
Siapa yang bisa melakukan kebaikan di hadapan Allah? Tidak ada. Lalu bagaimana orang berdosa bisa dibebaskan dari dosa-dosanya? Ia harus mengubah pemikirannya. Rasul Paulus mengatakan bahwa ia diselamatkan oleh iman. Tetapi apa yang dipikirkan manusia? Mereka berpikir bahwa mereka bisa diselamatkan melalui perbuatan baik. Itulah sebabnya mereka tidak bisa dibebaskan. Mereka yang diselamatkan dari dosa dengan percaya kepada Yesus dan memiliki pengampunan dosa yang sempurna, hanya memegahkan kebenaran Allah dan membiarkan hal itu ditinggikan.
Namun, mereka yang belum dilahirkan kembali, meskipun mereka percaya kepada Yesus, berpikir bahwa mereka bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga melalui perbuatan baik, dan akan masuk neraka kalau tidak melakukan perbuatan baik. Iman mereka salah. Iman Rasul Paulus sama dengan iman mereka yang sudah dilahirkan kembali. Mereka yang belum dilahirkan kembali, meskipun mereka berpikir bahwa mereka percaya kepada Yesus, memiliki iman yang salah karena mereka berusaha menambahkan perbuatan baik kepada iman mereka. Kita tidak diselamatkan karena menambahkan perbuatan baik kepada iman kita, tetapi dengan percaya kepada kebenaran Allah: baptisan Yesus dan kematianNya di kayu Salib.


Orang benar tidak bisa sengaja melakukan dosa 

“Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan?” Alkitab mengatakan bahwa ketidakbenaran kita menunjukkan kebenaran dan kasih Allah. Alkitab mengatakan, “Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaanNya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: “Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya.” Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman” (Roma 3:7-8). Nama orang-orang yang tidak percaya dituliskan di dalam Kitab Penghakiman dan mereka akan dilemparkan ke dalam lautan api. Karena itu, mereka harus menyesali dosa untuk bertobat dan percaya kepada keselamatan yang digenapkan di dalam air dan darah.
Rasul Paulus mengatakan, “Tidak adilkah Allah -- aku berkata sebagai manusia -- jika Ia menampakkan murkaNya? Sekali-kali tidak!” Manusia menolak, dan berkata, “Bukankah tidak adil kalau Allah menampakkan murkaNya kepada orang yang tidak percaya dan membuang mereka ke neraka hanya karena mereka tidak percaya bahwa Yesus sudah menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka?” Tetapi Paulus berkata, “Tidak adilkah Allah kalau Ia menampakkan murkaNya? Sangat adil kalau orang yang tidak percaya masuk neraka karena mereka tidak percaya kepada kebenaran. Allah bukannya tidak adil.”

Roma 3:7 mengatakan, “Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaanNya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” Banyak orang mungkin akan berkata, “Apa? Apakah engkau akan sengaja melakukan dosa karena engkau sudah menerima pengampunan dosa? Engkau semakin banyak berdusta karena engkau diselamatkan oleh kebenaran Allah. Apakah engkau akan semakin banyak sengaja melakukan dosa?” Tetapi Alkitab mengatakan bahwa mereka melakukan hal itu karena hati yang jahat, dan tidak mengenal keselamatan Allah dan juga tidak percaya kepada kasihNya. 
Karena itu, Paulus mengatakan bahwa kebenaran Allah sudah berlimpah dalam kemuliaanNya, karena keberdosaan dan dusta kita. Tetapi manusia bingung oleh pernyataan Paulus dan dengan pemikiran sendiri berpikir, “Engkau mungkin melakukan semakin banyak dosa kalau engkau percaya bahwa engkau diselamatkan oleh iman tanpa perbuatan.” Tidak benar bahwa manusia melakukan dosa hanya karena keinginan untuk melakukan dosa. Mereka memang tidak bisa menghindar dari melakukan dosa karena mereka dilahirkan sebagai orang berdosa. Sangat wajar bagi pohon apel untuk berbuah apel. Alkitab mengatakan bahwa sangat wajar bagi manusia yang dilahirkan dalam keadaan berdosa untuk terus melakukan dosa. Tuhan menyelamatkan orang berdosa yang demikian dengan kebenaranNya, dan mereka bisa dibebaskan hanya dengan menerima keselamatan dari Tuhan.

“Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: “Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya.” Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman” (Roma 3:8). Mereka yang berada di bawah tipu daya guru palsu saat menganggap bahwa mereka percaya kepada Yesus dengan cara ini. Surat kepada jemaat Roma ditulis oleh Rasul Paulus sekitar 2.000 tahun yang lalu. Banyak orang yang pada saat itu berpikir demikian, sama seperti orang yang tidak percaya pada masa sekarang. Orang percaya palsu berpikir sama dengan orang yang tidak percaya pada masa Paulus, yang berkata, ‘Apakah engkau akan semakin banyak berbuat dosa dengan sengaja kalau engkau memiliki pengampunan dosa, tidak berdosa, dan mengetahui bahwa dosa-dosa masa depanmu sudah diampuni?’ 
Orang yang tidak percaya bertindak berdasarkan pemikiran kedagingan yang tidak beriman. Mereka tidak bisa masuk ke dalam kebenaran keselamatan Allah karena pemikiran kedagingan mereka yang palsu. Tentu saja, meskipun orang benar masih melakukan dosa setelah mereka menerima pengampunan dosa, tetapi ada batasnya. Alkitab mengatakan bahwa orang berdosa terus melakukan dosa karena mereka tidak menyadarinya dan tidak tahu bahwa hal itu dosa sebelum mereka dilahirkan kembali oleh air dan Roh. Namun, Alkitab mengatakan bahwa orang benar tidak bisa sembarangan melakukan dosa karena mereka berada di bawah pengendalian Allah.
Beberapa orang berkata kepada Rasul Paulus, “Tidakkah engkau melakukan kejahatan supaya yang baik datang karena Allah menyelamatkan engkau dari dosa-dosamu? Lebih baik engkau melakukan semakin banyak dosa supaya kebenaran Allah semakin dinyatakan.” Paulus mengatakan bahwa kebinasaan bagi mereka adalah sesuatu yang adil. Maksudnya adalah bahwa sangat tepat kalau mereka dihukum dan masuk neraka. Mengapa? Karena mereka tidak bersandar kepada iman, tetapi kepada perbuatan mereka sendiri.


Kesetiaan Allah tidak pernah dibatalkan

Rasul Paulus mengatakan, “Jadi bagaimana, jika di antara mereka ada yang tidak setia, dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?” Apakah ketidaksetiaan mereka membuat keselamatan Allah dibatalkan hanya karena mereka tidak percaya kepada keselamatan Allah itu? Manusia akan diselamatkan kalau mereka percaya, tetapi mereka kehilangan anugerah pengampunan dosa kalau mereka tidak percaya. Kebenaran Allah akan berdiri kokoh. Apakah anda mengerti? Mereka yang masuk neraka masuk neraka dengan sukarela karena mereka memilih untuk tidak percaya. Pekerjaan Allah dan anugerah keselamatan dari dosa tidak pernah dibatalkan. Semuanya itu berdiri kokoh.
Keselamatan dari Tuhan tidak ada hubungannya dengan usaha manusia, tidak didasarkan kepada perbuatan hukum Taurat. Hubungannya hanya dengan orang percaya. Orang percaya diselamatkan sesuai dengan kebenaran Allah, tetapi orang yang tidak percaya akan masuk neraka karena mereka tidak diselamatkan dengan menolak kebenaranNya. Allah meletakkan, “batu sandungan dan batu sentuhan” (Yesaya 8:14). Siapa saja yang percaya kepada Yesus menjadi orang benar dan memiliki kehidupan kekal, betapapun jahatnya dia. Siapa saja yang tidak percaya kepada Yesus akan masuk neraka karena upah dosa, betapapun baiknya dia. Yesus adalah batu sandungan dan batu sentuhan bagi mereka yang tidak percaya kepada pengampunan dosa.


Tidak ada orang benar yang memiliki dosa

Rasul Paulus berbicara mengenai iman kepada keselamatan kepada mereka yang berpura-pura baik, sehingga orang bisa melihat bahwa surat Roma adalah firman Allah yang berbicara mengenai iman. Beberapa orang heran mengenai orang-orang yang mengidentifikasikan dirinya sebagai orang benar. Sebenarnya, mereka yang dosa-dosanya diampuni oleh Yesus adalah orang benar karena segala dosa mereka sudah diampuni. “Yesus setia” berarti “Ia dengan setia menyelamatkan orang berdosa dari dosa-dosa mereka.” Beberapa orang mengatakan bahwa mereka adalah orang berdosa yang ‘dibebaskan,’ tetapi tidak ada orang-orang yang demikian di hadapan Allah. Bagaimana seseorang bisa tetap menjadi orang berdosa setelah ia dibebaskan dari dosa? Kita diselamatkan kalau Yesus menyelamatkan kita dan kita orang berdosa kalau Yesus tidak menyelamatkan kita. Tidak ada ‘jalan tengah’ di dalam keselamatan. 
Apakah ada orang benar yang memiliki dosa? Tidak ada orang benar yang memiliki dosa. Seseorang adalah orang berdosa kalau ia memiliki dosa, tetapi orang benar yang tidak berdosa kalau ia percaya kepada Yesus. Bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah dosa-dosa harian dan masa depan kita? Banyak orang berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak bisa terhindar dari keadaan menjadi orang berdosa karena mereka melakukan dosa setiap hari dan akan terus melakukan dosa sampai mereka mati. Namun, kita menjadi orang benar dengan percaya kepada Injil yang mengatakan bahwa Yesus menanggung dosa dunia, termasuk dosa masa depan, di sungai Yordan dan disalibkan. 
“Orang benar yang memiliki dosa” sama sekali tidak masuk akal. Apakah masuk akal mengatakan seseorang masih memiliki hutang setelah ia membayar hutang-hutangnya? Mari kita bayangkan ada seseorang yang punya banyak uang, tetapi anaknya memiliki kebiasaan buruk membeli semua permen yang ada di semua toko di kota itu setiap hari. Namun, karena ayahnya yang kaya sudah membayar uang yang cukup yang melebihi hutang anak itu seumur hidupnya kepada semua toko yang ada, anak itu tidak pernah menjadi orang yang memiliki hutang walaupun ia tetap bisa memakan permen setiap hari tanpa membayarnya sampai hari kematiannya. 
Tuhan menyelamatkan kita dengan kebenaran menanggungkan segala dosa kita kepadaNya satu kali untuk selamanya di sungai Yordan. Ia secara sempurna menyelamatkan kita semua. Karena itu, kita tidak pernah menjadi orang berdosa lagi, betapapun kita lemah. Allah mengatakan bahwa kita menjadi orang benar kalau kita tidak menyangkal apa yang dilakukanNya.
 

Manusia tidak bisa percaya kepada Injil dan tidak bisa dilahirkan kembali dengan pikiran duniawi

Orang-orang Kristen yang menyebut dirinya orang berdosa yang “dibebaskan” berpikir menggunakan pikiran duniawi. Untuk memiliki pikiran yang rohani berarti percaya kepada firman Allah. Pikiran duniawi adalah pikiran manusia. Itu adalah hikmat manusia. Daging tidak bisa tidak melakukan dosa, tetapi kita bisa menjadi orang benar dengan percaya kepada baptisan dan salib Yesus. Alkitab mengatakan bahwa kita tidak akan pernah bisa menjadi orang benar dan dikuduskan dengan berusaha untuk tidak melakukan dosa. 
Bisakah seseorang masuk ke dalam Kerajaan Surga dengan menjadi orang kudus yang tidak pernah melakukan dosa setelah ia percaya kepada Yesus? Atau mungkinkah hal itu hanya terjadi dengan keselamatan yang sekali untuk selamanya? Apakah orang berdosa sungguh-sungguh menjadi orang benar melalui anugerah pengampunan dosa? Sangat tidak mungkin bagi anda untuk menjadi orang benar dengan pikiran duniawi anda. Daging tidak pernah bisa menjadi benar. Daging selalu menginginkan makanan kalau ia merasa lapar. 
Tidak mungkin bagi daging untuk dikuduskan karena daging memiliki nafsu dan keinginan. Karena itu, kita menjadi orang benar hanya dengan percaya kepada air dan darah Yesus. Bisakah kita masuk ke dalam Kerajaan Surga dengan tidak melakukan dosa lagi dan membasuh diri kita menjadi seputih salju? Sangat sombong untuk memikirkan bahwa manusia, yang memiliki nafsu dan keinginan daging, bisa menjadi kudus dengan menghindari dosa. Sangat tidak mungkin.
Manusia tidak bisa percaya kepada Injil dan tidak bisa dilahirkan kembali kalau mereka berpikir mengenai iman dengan pikiran duniawi. Yesus mengatakan, “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (Yohanes 3:6).
Sangat tidak mungkin menjadi orang benar dengan pikiran duniawi. Mungkin anda juga berpikir bahwa hal itu tidak mungkin karena anda akan melakukan dosa lagi besok, meskipun anda sungguh-sungguh menyesali dosa dan percaya kepada Yesus hari ini. Mungkin anda berpikir, ‘Bagaimana saya bisa berkata kalau saya tidak berdosa kalau saya terus menerus melakukan dosa sampai sekarang ini? Mungkinkah anda menjadi orang benar kalau anda berpikir secara duniawi, seperti yang dilakukan daging? Tidak mungkin untuk menjadi kudus karena daging.


Namun, Allah bisa membuat kita menjadi orang benar 

Namun, Allah bisa dengan sempurna menyelamatkan kita meskipun kalau manusia tidak bisa. Allah bisa membersihkan hati nurani kita dan membuat kita mengakui bahwa kita orang benar dan bahwa Ia adalah Bapa dan Juruselamat kita. Anda harus mengenal bahwa iman dimulai dari percaya kepada firman yang benar di dalam hati anda. Hal itu dimulai dengan percaya kepada firman kebenaran. Kita menjadi orang benar dengan percaya kepada firman kebenaran di dalam hati kita. Kita tidak akan pernah menjadi orang benar dengan perbuatan daging kita. 
Namun, mereka yang tidak dilahirkan kembali tidak bisa membebaskan diri mereka dari pemikiran mereka sendiri karena mereka terjebak oleh pemikiran mereka sendiri. Mereka tidak pernah bisa mengatakan bahwa mereka orang benar karena mereka berpikir dengan pikiran duniawi. Sebaliknya, iman yang dengannya kita bisa mengatakan bahwa kita orang benar dimulai dengan mengenali kebenaran firman Allah. Kalau anda sungguh-sungguh ingin untuk dilahirkan kembali, anda bisa sungguh-sungguh dilahirkan kembali hanya dengan mendengar kepada firman kebenaran melalui seseorang yang sungguh-sungguh sudah dilahirkan kembali karena Roh yang ada di dalam orang kudus senang bekerja dengan kebenaran dan “sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah” (1 Korintus 2:10). Manusia bisa dilahirkan kembali kalau mereka mendengar firman Allah melalui orang-orang benar karena Roh Kudus berdiam di dalam diri orang benar, yang sudah dilahirkan kembali. Saya ingin anda mengingat hal ini di dalam hati anda. Anda harus bertemu dengan orang benar, kalau anda ingin menerima anugerah dilahirkan kembali. 
Abraham memperanakan Ismail dan Ishak. Ismail dilahirkan dari seorang perempuan budak. Ismail sudah berusia 14 tahun ketika Ishak lahir. Ismail menganiaya Ishak, yang lahir dari perempuan merdeka. Siapa yang sesungguhnya memiliki hak pewarisan? Ishak, yang dilahirkan dari perempuan merdeka, Sarah, yang memiliki hak pewarisan.
Ishak memiliki hak pewarisan dan disetujui meskipun Ismail lebih tua dan lebih kuat tubuhnya dibandingkan dengan Ishak. Mengapa? Ishak dilahirkan karena firman Allah. Iman yang ditetapkan berdasarkan pemikiran manusia adalah seperti benteng pasir. Manusia bisa dilahirkan kembali hanya kalau mereka mengenal kebenaran firman Allah dan percaya kepada hal itu.
“Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak”” (Roma 3:9-10). Apa arti bagian ini? Apakah bagian ini mengindikasikan mengenai kehidupan manusia sesudah dilahirkan kembali atau sebelum dilahirkan kembali? Kita semua adalah orang berdosa sebelum kita dilahirkan kembali. “Tidak ada yang benar” adalah keadaan manusia sebelum Yesus menanggung segala dosa dunia. Seseorang tidak akan pernah bisa dikuduskan tanpa percaya kepada Yesus.
Kata “pengudusan bertahap” datang dari penyembah berhala agama kafir. Alkitab mengatakan, “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.” Bagaimana mungkin seseorang bisa menjadi kudus dengan melatih dirinya sendiri? Manusia tidak bisa menjadi orang benar karena dirinya sendiri. Tidak ada seorangpun yang akan menjadi orang benar atau yang sudah menjadi orang benar karena usaha dirinya sendiri. Hal itu hanya bisa terjadi oleh iman kepada firman Allah. Alkitab mengatakan, “Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah” (Roma 3:11).


Semua telah menyeleweng

“Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna” (Roma 3:12). Apakah manusia berguna di hadapan Allah? Manusia tidak ada gunanya di hadapan Allah. Semua mereka yang belum dilahirkan kembali tidak berguna di hadapan Allah. Bukankah mereka menunjuk jari mereka ke langit ketika mereka melawan dan mengutuki Allah, merasa marah kepadaNya karena tidak mengirimkan hujan meskipun mereka semua juga diciptakan olehNya?
“Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna,” kata Allah. Bagaimana seseorang yang masih memiliki dosa di dalam hatinya mempermuliakan Allah? Bagaimana seseorang yang berdosa, yang tidak bisa menyelesaikan masalah dosa, memuji Tuhan? Orang berdosa tidak bisa memberikan kemuliaan kepada Allah. 
Pelayanan pujian banyak kita temui sekarang ini. Orang-orang berdosa biasa menuliskan syair untuk lagu pujian, dengan mengutip Alkitab dari kitab Wahyu. “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” (Wahyu 5:13). Tentu saja Tuhan layak dipuji, tetapi hanya orang-orang benar yang bisa memuji Allah. Apakah anda berpikir bahwa Allah akan menerima pujian dari orang-orang berdosa dengan sukacita? pujian orang-orang berdosa adalah sama dengan persembahan Kain. Pujian mereka sia-sia dan dinaikkan ke langit yang kosong, meskipun mereka berpikir bahwa mereka memuji Tuhan. Mengapa? Karena Allah tidak bersukacita atas pujian itu. Allah tidak pernah mendengar doa-doa orang berdosa (Yesaya 59:1-2).
Alkitab mengatakan bahwa mereka sudah menyeleweng dan menjadi tidak berguna. Kata “semua sudah menyeleweng” berarti bahwa mereka percaya kepada pemikiran mereka sendiri, menolak firman Allah. Penghakiman yang benar dibuat oleh firman Allah. Hanya Allah yang layak menghakimi. Manusia tidak bisa melakukannya. Kata “semua telah menyeleweng” berarti bahwa mereka berpaling kepada pemikiran mereka sendiri. Mereka selalu mengatakan hal-hal seperti, “Saya berpikir seperti ini dan percaya seperti ini.” Mereka yang tidak menanggalkan pemahaman sendiri sedang menyerah kepada pemikiran sendiri, dan karena itu mereka tidak kembali kepada firman Allah.
Mereka yang belum dilahirkan kembali berpikir bahwa mereka adalah hakim atas diri mereka sendiri. Bagi mereka tidak penting apa yang tertulis di dalam firman Allah. Mereka berpegang kepada pemikiran mereka sendiri dan menghakimi apa yang mereka setujui sebagai benar atau salah, dan berkata, “Saya berpikir seperti ini dan percaya seperti ini.” Bagaimana mereka bisa menemukan kebenaran? Allah mengatakan bahwa semua manusia sudah menyeleweng kepada pemikiran mereka sendiri. Kita harus mengesampingkan pemikiran pribadi kita sendiri. Kita justru harus kembali kepada Tuhan. Kita harus diselamatkan dengan cara yang demikian. Kita harus dihakimi di hadapan firman kebenaran. Kemudian, apakah kebenaran itu?


Kita harus dilahirkan kembali oleh firman Allah

Kebenaran adalah firman Allah, yang adalah kebenaran. Firman Allah adalah kanon, yang menunjuk kelapa ‘tongkat pengukur.’ Kita harus tahu bahwa firman Allah adalah ukuran atau patokan. “Pada mulanya adalah Firman” (Yohanes 1:1). Siapakah yang bersama dengan Allah, sang Bapa dan Roh Kudus? Ia adalah Allah, sang Firman. Firman itu adalah Allah. Yesus Kristus, Juruselamat kita dan Raja di atas segala raja, adalah Firman, Allah kita.
Ada tertulis bahwa Firman itu bersama-sama dengan Allah pada mulanya. Siapakah yang bersama-sama dengan Allah? Firman. Jadi Firman itu adalah Yesus, Juruselamat dan Allah kita. Firman adalah Allah. Wakil yang paling tepat untuk hakekatNya adalah sang Firman. Karena itu firman Allah berbeda dengan pemikiran kita karena Firman itu adalah Allah. Sangat bodoh bagi manusia untuk berusaha memahami firman Allah dengan pemikiran duniawinya. 
Karena itu, Allah akan memakai orang-orang yang berdiri teguh di dalam firmanNya dan di dalam iman. Orang yang berdiri teguh dalam firman Allah adalah setia dan berguna di hadapan Allah, dan Allah memberkati orang yang demikian.
Bisakah seseorang melakukan apa yang baik? Firman, yang adalah Allah mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang berbuat baik, tidak, tidak seorangpun. Namun, ada orang-orang yang berpikir, ‘Kelihatannya ada seseorang yang melakukan kebaikan.’ Pada kenyataannya manusia bersikap munafik di hadapan Allah. Kita harus mengetahui bahwa kita tidak memiliki sisi kebenaran sebelum kita dilahirkan kembali.
Semua manusia memberontak kepada Allah. Mereka saling mendustai dan bahkan mendustai Allah sambil berpura-pura suci, baik dan penuh belas kasihan. Ketika mereka berpura-pura baik, itu berarti mereka menantang Allah. Hanya Allah yang baik. Hal itu berarti menantang Allah dan memberontak terhadap kebenaranNya yaitu ketika berpura-pura untuk menjadi baik tanpa dilahirkan kembali dan percaya kepada kasih dan kebenaranNya. 
Apakah anda berpikir hanya dosa-dosa yang serius yang dihukum Allah? Siapa saja yang belum dilahirkan kembali, meskipun ia orang Kristen, tidak bisa menghindar dari murka Allah. Karena itu, buanglah semua cara kehidupan yang munafik dan dengarkanlah firman Allah. Hendaklah anda dilahirkan kembali. Sesudah itu anda bisa lepas dari penghukuman Allah.
Pernahkah anda melihat orang jahat yang tidak penuh dengan keinginan untuk menjadi baik di antara mereka yang belum dilahirkan kembali? Manusia penuh dengan keinginan untuk menjadi baik. Siapa yang mengajarkan hal itu? Iblis. Manusia sebenarnya tidak akan pernah bisa menjadi baik. Manusia bisa menjalani kehidupan yang baik ketika dosa-dosanya sudah dihapuskan di hadapan Allah. Lalu, apakah Allah memerintahkan agar kita dengan sengaja melakukan kejahatan? Tidak. Allah memerintahkan agar kita menerima pengampunan dosa karena kita memang sudah dicemari oleh dosa sejak sebelum kita lahir dan ditentukan untuk masuk ke dalam neraka. Allah ingin agar kita menerima firman kebenaranNya sehingga kita bisa diselamatkan.


Iblis selalu mengucapkan dusta melalui orang yang tidak percaya 

“Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka melakukan dusta, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu” (Roma 3:13-18).
“Lidah mereka melakukan dusta.” Semua manusia sangat pandai berdusta. Allah berbicara mengenai Iblis, “Kalau ia berdusta, ia berdusta dari dirinya sendiri” (Yohanes 8:44). Semua yang belum dilahirkan kembali mengatakan, “Saya sungguh-sungguh mengatakan kebenaran. Ini kebenaran,” tetapi perkataan mereka semuanya kebohongan.
Mereka yang menekankan bahwa perkataan mereka itu benar sebenarnya adalah pembohong. Pernahkah anda mendengar seorang penipu berkata, “Saya pembohong dan penipu,” kalau mereka sedang berusaha mendustai orang lain? Mereka berkata bahwa semua yang mereka katakan adalah kebenaran. Mereka bisa dengan sangat meyakinkan berkata, “Saya mau mengatakan sesuatu kepadamu. Kalau engkau menginvestasikan uangmu dalam hal ini, engkau akan mendapatkan uang sangat banyak. Kalau engkau menginvestasikan satu juta dolar, itu akan kembali modal dan engkau akan mendapatkan sepuluh juta dolar dalam beberapa tahun saja. Ini adalah investasi yang luar biasa. Apakah engkau mau menginvestasi?” Mereka yang belum dilahirkan kembali selalu melakukan dusta dengan lidah mereka.
Ketika Iblis mengucapkan dusta, ia berdusta dari dirinya sendiri. Seorang pengkhotbah yang belum dilahirkan kembali selalu mengatakan dusta. Ia menyatakan bahwa seseorang bisa kaya kalau memberikan perpuluhan dalam jumlah besar. Apakah ada di dalam Alkitab yang mengatakan bahwa seseorang bisa menjadi kaya kalau ia menjadi penatua? Lalu mengapa orang-orang berusaha untuk menjadi penatua? Mereka berusaha untuk menjadi penatua karena mereka didorong untuk percaya bahwa kalau mereka menjadi penatua, Allah akan memberikan kepada mereka berkat-berkat duniawi. Mereka terkena tipu daya karena mereka percaya bahwa mereka bisa memiliki anugerah kekayaan kalau mereka menjadi penatua. Mereka terjebak dalam jerat tipu daya. 
Pernahkah anda menjadi penatua karena terjebak tipu daya itu? Banyak orang yang hidup seperti pengemis setelah menjadi penatua. Saya mengenal beberapa di antara mereka di sekitar saya. Nabi-nabi palsu yang tidak dilahirkan kembali menunjuk orang-orang kaya menjadi penatua gereja mereka. Mengapa? Karena mereka ingin agar penatua itu memberikan sumbangan yang besar kepada gereja mereka. Kadangkala mereka menunjuk orang-orang yang tidak memiliki uang sebagai penatua karena mereka ingin menjadikan mereka pengikut yang buta. 
Yang dikatakan banyak orang, “Seseorang akan diberkati dengan kekayaan kalau ia menjadi penatua,” adalah dusta. Tidak ada disebutkan tentang hal itu di dalam Alkitab. Alkitab mengatakan bahwa hamba Allah justru akan dianiaya dan bukannya mendapatkan anugerah kekayaan. Tuhan mengatakan, “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, dan semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). 
“Bibir mereka mengandung bisa,” kata Alkitab. Manusia memang sungguh-sungguh memiliki bisa. Apa yang dikatakan oleh mereka yang belum dilahirkan kembali kepada orang percaya? Mereka mengutuki orang percaya dan perkataan mereka seperti bisa. Alkitab mengatakan, “kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.” 


Apakah tujuan hukum Taurat?

Perkataan, “Seperti ada tertulis,” berarti bahwa hal itu adalah kutipan dari Perjanjian Lama. Rasul Paulus mengutip dari Perjanjian Lama beberapa kali. Ia mengatakan, “kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.” Saya merasa kasihan dengan mereka yang akan masuk neraka tanpa mengetahui cara untuk dilahirkan kembali. 
Roma 3:19 mengatakan, “Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah.” Allah menyatakan murkaNya sesuai dengan hukum Taurat. Alasan Paulus mengatakan, “segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat” adalah karena Allah memberikan hukum Taurat kepada mereka yang tidak dilahirkan kembali, yang tidak mengenal apa itu dosa dan yang tidak menganggap dosa sebagai dosa, untuk memberikan penerangan kepada orang-orang berdosa, yang tidak bisa mentaati hukum Taurat, dalam keberadaan mereka yang sesungguhnya. Allah tidak memberikan hukum Taurat kepada kita supaya kita mentaatinya. Ia memberikan hukum Taurat kepada kita melalui Musa untuk memberikan pengetahuan kepada kita mengenai dosa-dosa kita. Ia tidak memberikannya kepada kita supaya kita mentaatinya. Hukum Allah memiliki fungsi mengajarkan kepada kita betapa berdosanya kita.


Tidak ada seorangpun dibenarkan karena perbuatan hukum Taurat 

Roma 3:20 mengatakan, “Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.” Orang Kristen yang dilahirkan kembali tahu bahwa tidak ada manusia yang akan dibenarkan karena perbuatan hukum Taurat. Rasul Paulus dan semua hamba Allah mengatakan, “Tidak ada orang yang akan dibenarkan karena hukum Taurat.” Tidak ada seorangpun yang mentaati hukum Taurat dan yang akan tetap mentaatinya di masa yang akan datang. Karena itu, kita harus mengakui bahwa kita tidak akan pernah bisa dibenarkan karena perbuatan hukum Taurat. Perbuatan kita tidak akan bisa menjadikan kita orang benar.
Rasul Paulus mengetahui dan percaya kepada hal ini. Bisakah kita dibenarkan karena melakukan hukum Taurat? Dapatkan hukum Taurat membenarkan kita? Kalau anda membaca Alkitab, apakah anda pikir benar untuk percaya bahwa daging kita berubah untuk menjadi benar dan masuk ke dalam Kerajaan Surga dengan melakukan perbuatan baik setelah percaya kepada Yesus? Tidak, itu tidak benar. Itu dusta. Kenyataan yang mengatakan bahwa seseorang bisa masuk Kerajaan Allah dengan cara bertahap menjadi orang benar adalah dusta. Semua manusia yang tidak dilahirkan kembali berada di bawah hukum Taurat karena mereka merasa harus mentaati firman Allah dengan perbuatan mereka. Hal itu membuat mereka berusaha untuk mentaati hukum Taurat dan berdoa meminta pengampunan setiap hari. Itu karena mereka memang sejak awal salah paham. Hukum Taurat memberikan kepada kita pengenalan akan dosa. Usaha orang-orang berdosa untuk mentaati hukum Taurat adalah karena ketidaktahuan mereka dan karena pemikiran mereka sendiri, yang bertentangan dengan keselamatan kebenaran dan berasal dari daging mereka sendiri. Itu adalah iman yang salah arah.
Doktrin Pengudusan, yang mengatakan bahwa kita secara bertahap diubahkan untuk menjadi orang benar, juga bisa ditemukan dalam agama sekuler lainnya di dunia. Agama Budha memiliki doktrin yang mirip, doktrin Nirwana sama seperti doktrin Kristen tentang pengudusan bertahap. Banyak orang mengatakan bahwa daging mereka bisa menjadi semakin kudus dan mereka suatu saat nanti bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga. Tetapi yang benar adalah bahwa Tuhan menguduskan roh kita sekali untuk selamanya. 
Bahkan orang-orang benar tidak bisa dikuduskan oleh daging. Mereka yang tidak memiliki Roh Kudus tidak bisa menjadi kudus. Semakin mereka berusaha untuk melakukan kebaikan, semakin mereka menjadi orang berdosa. Hal itu karena mereka memiliki dosa di dalam hati mereka. Sesuatu yang kotor seringkali keluar dari diri mereka dan membuat diri mereka kotor, betapapun kerasnya mereka berusaha untuk membersihkan diri mereka dari luarnya, karena mereka memang penuh dengan dosa di dalam batin mereka. Inilah keberadaan yang sesungguhnya dari orang berdosa. 
Keberadaan yang demikian bertentangan dengan mereka yang sudah menerima pengampunan dosa. Mereka bisa menjalani kehidupan yang bersih meskipun mereka tidak bisa tidak melakukan dosa dengan daging mereka. Orang-orang berdosa yang lahir dalam keadaan tercemar oleh dosa menyebarkan dosa sepanjang kehidupan mereka karena dosa keluar dari kehidupan mereka tanpa mereka kehendaki. Mereka tidak memiliki pilihan selain harus mendapat suntikan penyembuh yang bisa menghapuskan dosa mereka sekali untuk selamanya. Suntikan itu adalah Injil kebenaran Allah. Mereka bisa dibebaskan dari dosa-dosa mereka dengan mendengarkan firman pengampunan dosa. Saya ingin anda mendengar firman kelahiran kembali dan menerima pengampunan dosa.
Siapa yang bisa sepenuhnya hidup oleh hukum Taurat? Siapa yang bisa dengan sempurna hidup menurut hukum Taurat meskipun ia sudah dilahirkan kembali? Tidak ada. Dalam surat Roma, ada tertulis, “Justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.” Begitu sederhana. Adam dan Hawa terkena tipu daya Iblis ketika mereka belum berdosa dan kemudian terjual kepada dosa. Dosa itu kemudian diturunkan kepada anak cucu mereka yang tidak mengenal firman Allah. Mereka tidak tahu bahwa mereka dilahirkan sebagai orang berdosa meskipun mereka mewarisi dosa.
Setelah zaman Abraham dan Yakub, bangsa Israel lupa mengenai iman dan keberadaan dosa mereka meskipun nenek leluhur Abraham dibenarkan karena iman. Karena itu Allah memberikan hukum Taurat kepada mereka supaya mereka bisa memiliki pengetahuan akan dosa dan Ia ingin agar mereka menerima pengampunan dosa dengan percaya kepada janjiNya. Apakah anda percaya kepada hal ini?


Tetapi sekarang kebenaran Allah tanpa hukum Taurat dinyatakan

Roma 3:21 mengatakan, “Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi.” Rasul Paulus mengatakan bahwa kebenaran Allah, tanpa hukum Taurat, telah dinyatakan. “Seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,” menunjuk kepada Perjanjian Lama. Injil air dan Roh adalah kebenaran Allah, yang dinyatakan melalui sistem korban. Injil menyatakan kebenaran yang membawa kita untuk menerima pengampunan dosa melalui korban penghapus dosa. 
Roma 3:22 mengatakan, “yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.” Iman kita adalah di dalam hati kita. Yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan adalah Yesus Kristus. Ibrani 12:2 mengatakan, “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.” Yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan adalah Yesus dan kita percaya kepada firman yang sejati, yang adalah Allah. Kita harus mengenal dan percaya kepada firman kebenaran Alkitab dari hamba-hamba Tuhan yang dilahirkan kembali untuk bisa diselamatkan dari dosa dan hidup oleh iman. Kita harus percaya kepada Yesus dengan hati kita. 
Allah mengatakan, “Yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.” Karena itu, kita menjadi orang-orang benar dengan percaya kepada firman yang sejati dengan hati kita dan memiliki peneguhan keselamatan yang sempurna dengan mengakuinya dengan mulut kita. Kita tidak bisa diselamatkan dengan perbuatan kita sendiri, tetapi oleh iman. Kita bersyukur hanya kepada Tuhan dan gereja Allah.
Apakah anda sekarang sedang terikat oleh perbuatan anda meskipun segala dosa anda sudah dihapuskan? Anda adalah orang-orang benar meski daging anda lemah kalau anda percaya kepada Allah dengan hati anda. Roh Kudus menyaksikan firman Allah di dalam hati anda dan berkata, “Engkau orang benar,” karena Ia membawa kita untuk mengerti firman yang sejati ketika kita mendengar firman itu. Apakah anda diselamatkan oleh iman setelah anda mendengar firman Allah?
“Yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.” Siapa saja yang mengenal dan percaya kepada firman Allah, yang adalah kebenaran, bisa diselamatkan dari segala dosanya.


Yesus menghapus segala dosa dari permulaan sampai akhir dunia 

Roma 3:23-25 mengatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya.”
Alkitab mengatakan bahwa semua sudah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Kita menerima pengampunan dosa dan menjadi orang benar secara cuma-cuma karena anugerah dan kasihNya sementara orang-orang berdosa akan masuk neraka. Kita mencapai kemuliaan Allah dan kemudian dibenarkan. Allah menentukan Yesus untuk menjadi pendamaian dengan darahNya melalui iman. 
Ayat 25 dan 26 mengatakan, “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya. MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.” Di sini, perkataan, “ditentukan,” artinya bahwa Allah mengutus AnakNya Yesus untuk menjadi pendamaian untuk pengampunan dosa bagi seluruh alam semesta. 

Yesus menanggung dosa dunia ini melalui baptisanNya. Yesus adalah Alfa dan Omega. Mari kita berpikir mengenai awal dan akhir dunia ini. Allah membebaskan kita dengan iman yang menghapus dosa kita sejak awal sampai akhir zaman. Allah menjadikan Yesus sebagai pendamai melalui iman kepada kebenaran. Baru setelah saya percaya kepada Injil, saya menyadari arti firman ini, “Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya.”
Segala dosa kita dihapuskan ketika kita percaya kepada firman yang mengatakan bahwa Yesus menghapus dosa kita dengan baptisan dan darahNya. Kita menerima pengampunan dosa sekali untuk selamanya, tetapi daging kita tetap melakukan dosa. Daging kita tetap melakukan dosa karena kelemahan kita. Namun, Alkitab mengatakan, “Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu.” Dosa-dosa yang dilakukan daging bahkan di masa sekarang dan masa yang akan datang termasuk dalam dosa-dosa yang terjadi dahulu kalau dilihat dari sudut pandang Allah.
Mengapa? Allah membuat baptisan Yesus sebagai titik awal yang paling utama untuk keselamatan kita. Karena itu, dosa-dosa daging kita masa kini adalah dosa-dosa yang terjadi dahulu, dalam pandangan Allah, karena pengampunan dosa sudah digenapkan oleh Yesus Kristus sekali untuk selamanya. Dosa-dosa sekarang adalah dosa-dosa yang juga sudah dihapuskan. Firman, “Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu,” berarti bahwa “Ia sudah membayarkan upah dosa yang ada di seluruh dunia.” Segala dosa dunia sudah diampuni melalui baptisan dan salib Yesus.

Karena itu, Allah sudah menanggung segala dosa yang dilakukan sejak awal sampai akhir dunia. Karena itu segala dosa dianggap sebagai dosa yang dilakukan dahulu di dalam pandangan Allah. Manusia di dalam dunia melakukan dosa yang sudah dihapuskan oleh Anak Allah. Yesus sudah menghapus dosa yang akan dilakukan pada tahun 2002 sekitar 2.000 tahun yang lalu. Apakah anda mengerti akan hal ini?
Allah sudah menanggung segala dosa dunia, termasuk dosa-dosa anda dan saya. Apakah anda bisa mengerti apa maksud hal ini? Anda mungkin bingung ketika anda mengabarkan Injil kepada orang lain kalau anda sendiri tidak mengerti. Firman, “Allah telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu” berarti bahwa Allah membiarkan segala dosa karena Ia telah menghapuskan semuanya sekitar 2.000 tahun yang lalu. Dosa-dosa semua manusia sudah dihakimi karena Yesus dibaptiskan di sungai Yordan dan disalibkan. Allah menanggung segala dosa karena Yesus sudah diutus ke dalam dunia dan secara sempurna membenarkan semua manusia sekali untuk selamanya. Karena itu, Allah tidak menuntut semua dosa-dosa yang dilakukan oleh semua manusia di dalam dunia dan yang sudah dihapuskan olehNya, tetapi karena ketidakpercayaan mereka kepada baptisan dan salib Yesus.
Apakah anda memahami apa yang dimaksud oleh Rasul Paulus? Hal itu sangat penting bagi kita yang diselamatkan. Mereka yang belum dilahirkan kembali akan masuk neraka karena mereka mengabaikannya. Kita harus mendengar dan memiliki pengetahuan yang benar mengenai firman. Hal itu akan sangat menolong untuk iman anda dan pengabaran Injil anda kepada orang lain.


Apa dasarnya untuk bermegah?

Alkitab mengatakan, “Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya.” Allah mengajarkan kepada kita bahwa dosa-dosa yang telah terjadi dahulu sudah dihapuskan karena Allah mengutus Yesus untuk menjadi pendamaian. Karena itu, kita menjadi orang berdosa karena iman. 
Ayat 26 mengatakan, “MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.” “Pada masa ini” Allah memberikan kepada dunia ini kehidupan kekal sehingga dunia tidak akan pernah binasa. Pada masa ini, Allah mengutus Yesus Kristus untuk menunjukkan kebenaranNya dan menggenapi apa yang dijanjikanNya. Tuhan menunjukkan kebenaranNya. Allah mengutus Anak TunggalNya dan mengijinkan Dia dibaptiskan dan disalibkan untuk menunjukkan kasihNya kepada kita melalui keselamatan kebenaran. 
Tuhan datang kepada orang-orang berdosa sebagai Juruselamat mereka, “MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilanNya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.” Allah adalah adil dan Ia menghapuskan dosa-dosa dunia sekali untuk selamanya. Kita percaya kepada Yesus di dalam hati kita, sehingga kita tidak memiliki dosa. Mereka yang percaya kepada Yesus secara sungguh-sungguh menjadi tidak berdosa karena Ia membasuh segala dosa itu dan bahkan menyelamatkan mereka dari dosa-dosa masa depan mereka. Percaya kepada apa yang dilakukan Yesus dengan sepenuh hati kita akan menyelamatkan kita. Perbuatan kita tidak diperhitungkan, bahkan sekalipun hanya 0,1%, dalam iman kepada keselamatanNya. 
Roma 3:27-31 mengatakan, “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman. Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.” 
Perkataan, “Kami meneguhkannya” berarti bahwa kita tidak bisa diselamatkan karena perbuatan-perbuatan kita. Kita tidak sempurna dan lemah dan harus masuk neraka karena hukum Taurat. Namun, firman Allah menjadikan kita sebagai orang benar dan sempurna karena kita diselamatkan oleh firmanNya. Tuhan mengatakan kepada kita bahwa daging kita masih tidak sempurna bahkan setelah kita diselamatkan dari dosa, tetapi Ia secara sempurna membebaskan kita dari segala dosa kita. Kita bisa mendekat kepada Allah dengan percaya bahwa Yesus menyelamatkan kita.
“Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman.” Kita harus mengenal hukum yang ditetapkan Allah dan bahwa hukum itu adalah kekekalan di dalam kerajaanNya. “Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman,” kata Allah. Apakah anda bisa menangkap hal ini? Allah menyelamatkan kita dari segala dosa dunia. Kita diselamatkan ketika kita percaya sesuai dengan kebenaran. Kita harus mengingat bahwa perbuatan kita sesuai hukum Taurat tidak akan bisa menyelamatkan kita. 
Allah berbicara mengenai hukum iman melalui Rasul Paulus dalam surat Roma pasal 3. Allah berkata, “Dapatkah ketidaksetiaan itu membatalkan kesetiaan Allah?” (Roma 3:3). Orang percaya akan berdiri kokoh di dalam iman, tetapi orang yang tidak percaya akan runtuh. Mereka yang tidak memiliki iman yang lengkap di dalam Injil kebenaran akan masuk neraka, meskipun mereka merasa bahwa mereka percaya kepada Yesus.


Allah secara sempurna menyelamatkan kita dari segala dosa 

Allah menetapkan hukum Allah bahwa mereka yang percaya kepada pemikirannya sendiri akan tersandung oleh hukum iman. Surat Roma pasal 3 berbicara mengenai hukum iman. Kita diselamatkan dengan percaya kepada firman kebenaran. Kita mewarisi Kerajaan Surga dan memiliki damai oleh iman. Orang yang tidak percaya tidak bisa memiliki damai. Bahkan, mereka akan masuk neraka. Apakah alasannya? Yang pertama, karena mereka dihakimi berdasarkan hukum kebenaran Allah karena mereka tidak menerima firman kebenaran Allah. Keselamatan datang dari kasih Allah dan kita diselamatkan karena mengenal kebenaran dan karena percaya kepada apa yang dilakukan Tuhan dengan hati kita. Apa anda mengerti? 
Saya memuji Tuhan yang memberikan kepada kita iman dan gerejaNya di bumi ini. Saya bersyukur kepada Tuhan yang memberikan kepada kita kebenaran, iman dan firman, yang dimiliki Rasul Paulus, dan yang menyatakan rahasia pengampunan dosa kepada gerejaNya. Saya memuji Dia dari lubuk hati saya. 
Kita bersyukur kepada Tuhan karena Ia menyelamatkan kita melalui baptisan dan kematianNya di kayu Salib. Kita tidak memiliki pilihan lain selain masuk neraka tanpa iman ini dan gerejaNya. Kita pada dasarnya adalah orang-orang berdosa, yang tidak bisa diselamatkan begitu saja, tetapi kita percaya kepada kebenaran dengan sepenuh hati kita. Kita menjadi anak-anakNya yang percaya kepada kebenaran dengan hati kita dan menyatakan keselamatan itu dengan pengakuan mulut kita (Roma 10:10).